Sabtu, 4 Oktober 2025

HUT Kemerdekaan RI

Imbauan Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI Pukul 10.17–10.20 WIB: 3 Menit Hentikan Aktivitas

Imbauan Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI pukul 10.17 hingga 10.20 WIB mengimbau seluruh masyarakat untuk menghentikan aktivitas sejenak.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
DETIK DETIK PROKLAMASI - Suasana pengibaran bendera merah putih dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023). Imbauan Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI pukul 10.17 hingga 10.20 WIB mengimbau seluruh masyarakat untuk menghentikan aktivitas sejenak. 

Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi tonggak sejarah yang tak terlupakan bagi bangsa Indonesia. Pada hari itu, tepat pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta

Namun, momen sakral ini bukanlah hasil dari proses yang sederhana. 

Di balik detik-detik proklamasi, tersimpan rangkaian peristiwa dramatis yang melibatkan perbedaan pandangan, penculikan, dan diplomasi kilat. 

Artikel ini mengulas secara lengkap sejarah detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Latar Belakang: Jepang Menyerah, Indonesia Bersiap Merdeka

Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah dua bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. 

Kekalahan Jepang menciptakan kekosongan kekuasaan (vacuum of power) di wilayah jajahannya, termasuk Indonesia. 

Situasi ini membuka peluang bagi para tokoh nasional untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Namun, muncul perbedaan pandangan antara dua kelompok utama:

  • Golongan muda, seperti Sutan Syahrir, Sukarni, dan Chaerul Saleh, mendesak agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa campur tangan Jepang.
  • Golongan tua, seperti Soekarno, Hatta, dan Soebardjo, lebih berhati-hati dan mempertimbangkan legitimasi serta risiko politik.

Ketegangan antara kedua golongan memuncak pada malam 16 Agustus 1945.

Peristiwa Rengasdengklok: Penculikan Demi Kemerdekaan

Pada dini hari 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta “diculik” oleh golongan muda dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang. 

Tujuannya adalah menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang dan mendesak agar proklamasi dilakukan segera.

Sementara itu di Jakarta, Achmad Soebardjo bernegosiasi dengan golongan muda dan menjamin bahwa proklamasi akan dilakukan keesokan harinya. 

Setelah kesepakatan tercapai, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta pada malam hari dan langsung menuju rumah Laksamana Maeda, seorang perwira Jepang yang bersimpati pada perjuangan Indonesia.

Penyusunan Teks Proklamasi: Singkat, Padat, Bersejarah

Di rumah Laksamana Maeda (Jalan Imam Bonjol No. 1), Soekarno, Hatta, dan Soebardjo menyusun teks proklamasi

Teks tersebut, ditulis tangan oleh Soekarno dan kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan redaksional.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved