Sidang Tahunan MPR
Prabowo Hapus Tantiem Komisaris BUMN, Rocky Gerung: Tak Ladeni Elit yang Sebelumnya Dimanja Jokowi
Rocky Gerung menanggapi keputusan Presiden RI Prabowo Subianto yang akan menghapus pemberian tantiem kepada direksi atau komisaris BUMN.
Sehingga, Rocky menilai, Prabowo membuat kebijakan yang tidak populer bagi kalangan elit yang sebelumnya diistimewakan oleh Jokowi.
"Jadi pandangan publik melihat bahwa pengetahuan dan kedalaman pemahaman Presiden Prabowo terhadap arah bangsa ini, dia mulai dengan memperlihatkan apa yang memang sudah dirancang dari awal oleh para pendiri negeri ini," kata Rocky.
"Itu yang kelihatannya akan jadi patokan beliau untuk menghasilkan kebijakan yang bahkan tidak populer bagi segelintir elit yang sudah terbiasa atau dimanjakan melalui kebijakan Presiden Jokowi dalam 10 tahun ini," sambungnya.
Sebagai pengamat, Rocky Gerung membangun pandangannya tentang adanya dukungan oligarki terhadap Jokowi berdasarkan analisisnya terhadap pola kebijakan, relasi politik, dan dinamika ekonomi selama masa kepemimpinan ayah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka tersebut.
Penghormatan kepada Rakyat
Rocky Gerung juga menilai, penghapusan tantiem untuk direksi dan komisaris BUMN adalah langkah yang bijak dan bentuk penghormatan kepada rakyat.
Apalagi, ia menyebut, rakyat tidak bisa terus-terusan menanti manfaat ekonomi dari kebijakan yang memberikan kelonggaran atau keuntungan bagi orang kaya atau pemilik modal yang diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebab, pada kenyataannya, ekonomi negara memang tidak tumbuh signifikan.
"Dalam kondisi kesulitan keuangan negara tentu bijak sekali kalau Presiden memang memutuskan supaya tantiem itu tidak diberikan, dan itu semacam penghormatan pada rakyat yang memang tidak mampu untuk menunggu trickle-down karena ekonomi tidak bertumbuh," kata Rocky.
Catatan:
- Trickle-down, atau ekonomi tetes ke bawah, adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa kebijakan yang menguntungkan orang kaya atau korporasi besar (misalnya, pemotongan pajak) akan merangsang investasi dan pertumbuhan ekonomi, sehingga manfaatnya akhirnya "menetes ke bawah" ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelas menengah dan bawah.
- Namun, teori ini kontroversial. Kritikus berpendapat bahwa manfaatnya sering kali tetap di kalangan atas, dengan sedikit dampak positif bagi kelompok berpenghasilan rendah, sehingga meningkatkan ketimpangan ekonomi.
Tantiem Dihapus: Prabowo Mengerti Kesulitan Rakyat dan Peringatan bagi Pejabat BUMN
Rocky Gerung juga memandang bahwa dengan menghapus tantiem, Prabowo memahami kesulitan ekonomi yang dialami rakyat dan tidak ingin muncul kecemburuan sosial.
"Terlihat keinginan Presiden untuk menghapus jarak sosial, dengan ide menghapus tantiem itu dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dia sebagai presiden mengerti kesulitan rakyat dan tidak ingin kecemburuan sosial," paparnya.
Penghapusan tantiem, kata Rocky Gerung, juga bisa menjadi peringatan bagi petinggi BUMN untuk tidak hanya mencari keuntungan pribadi.
"Tapi lebih dari itu mesti ada semacam kesadaran bahwa menjadi pejabat itu bukan untuk mencari rezeki nomplok tanpa kerja. Itu kan tantiem artinya ya diam-diam juga dapat uang tambahan selain gaji. Padahal gajinya sudah tinggi sekali," jelasnya.
"Dengan membatalkan tantiem, jadi semacam tradisi baru supaya orang tidak lagi mencari jabatan di BUMN hanya untuk mengejar tantiem," tambahnya.
(Tribunnews.com/Rizki A.)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.