Antara Jokowi dan Anies: Tom Lembong Cerita Momen yang Mengubah Arah Hidupnya
Tom Lembong buka suara soal hubungan dengan Jokowi, dukungan untuk Anies, dan kasus hukum yang mengubah arah hidupnya.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM - Di antara dua tokoh besar Indonesia, Joko Widodo dan Anies Baswedan, Tom Lembong menemukan titik balik dalam hidupnya.
Mantan Menteri Perdagangan RI itu akhirnya buka suara soal hubungan yang dulu hangat dengan Jokowi, namun membeku setelah ia memilih mendukung Anies dalam Pilpres 2024.
Dalam wawancara eksklusif di program Mata Najwa, Tom mengisahkan momen-momen personal dan politik yang mengubah arah hidupnya: dari kiriman hampers Lebaran hingga duduk di kursi terdakwa kasus impor gula.
Di tengah tekanan, satu hal tetap bertahan persahabatan lamanya dengan Anies Baswedan.
Awal Mula Hubungan Tom Lembong dan Jokowi
Tom Lembong pertama kali diperkenalkan kepada Jokowi saat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2013. Keduanya memiliki latar belakang pengusaha, sehingga banyak berdiskusi soal dunia bisnis.
“Jadi saya diperkenalkan dengan Pak Jokowi di 2013, waktu beliau baru saja terpilih menjadi gubernur DKI,” kata Tom Lembong pada 2024.
Jokowi mempercayakan Tom sebagai penasihat ekonomi, penulis pidato, dan penghubung dengan media internasional.
Tom mengaku telah menulis lebih dari 200 naskah pidato dan masukan untuk sidang kabinet selama 7 tahun.
Pada 2015, Tom diangkat sebagai Menteri Perdagangan, lalu menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hingga 2019.
Tom masih menerima kiriman hampers dari Jokowi hingga 2023 dan bahkan diminta menulis pidato untuk Jokowi serta diundang ke resepsi pernikahan Kaesang Pangarep, anak bungsu Jokowi.
Kaesang menikah dengan Erina Sofia Gudono pada tanggal 10 Desember 2022.
Erina adalah finalis Puteri Indonesia 2022 asal Yogyakarta dan lulusan Universitas Gadjah Mada serta Columbia University.
Pernikahan mereka berlangsung di Pendopo Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, dan dilanjutkan dengan resepsi di Solo, Jawa Tengah, yang dihadiri banyak tokoh penting dan diwarnai tradisi adat Jawa
“Setiap Idul Fitri, saya masih masuk dalam daftar orang yang dikirimi makanan oleh Pak Presiden sampai 2023,” ungkap Tom mengenang.
Hubungan mulai membeku setelah Tom bergabung dengan Tim Pemenangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam Pilpres 2024. Ia mengakui bahwa perbedaan arah politik menjadi pemicu utama renggangnya hubungan.
“Mungkin kita langsung berseberangan dari segi kepentingan politik,” ujar Tom.
Tom sempat menyatakan penyesalan atas kebijakan ekonomi era Jokowi, terutama soal penyusutan kelas menengah. Meski ia mengklarifikasi bahwa itu bukan penyesalan pribadi, pernyataan tersebut memicu persepsi negatif.
Kasus Korupsi Impor Gula yang Menjerat Tom Lembong
Tom Lembong terjerat kasus dugaan korupsi impor gula kristal mentah (GKM) yang terjadi saat ia menjabat pada periode 2015–2016.
Kejaksaan Agung mulai menyelidiki dugaan korupsi impor gula pada Oktober 2023. Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka pada Oktober 2024.
Ia dituduh menyalahgunakan wewenang dengan menerbitkan izin impor kepada 10 perusahaan swasta tanpa rapat koordinasi antarkementerian dan tanpa rekomendasi dari Kementerian Perindustrian.
Kebijakan tersebut diduga merugikan negara hingga Rp578 miliar. Meski tidak menikmati keuntungan pribadi, Tom dinilai melanggar UU Tipikor.
Pada Juli 2025, Tom dijatuhi hukuman 4,5 tahun penjara dan denda Rp750 juta subsider 6 bulan kurungan.
Pada 1 Agustus 2025, Tom Lembong resmi bebas setelah menerima abolisi dari Presiden Prabowo Subianto. Abolisi ini menghapus seluruh akibat hukum dari vonis pidana.
Tom menyebut kasusnya sebagai bentuk politisasi setelah ia bergabung dengan tim pemenangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024.
Ia juga mengaku tidak membawa pengacara saat pemeriksaan karena merasa tidak bersalah.
“Memang tidak merasa ada masalah. Saya berpikir saya dihadirkan untuk sebagai semacam narasumber atau saksi ya kan, menceritakan 9 tahun yang lalu ya,” kata dia.
“Memang pasti curiga, pasti ada feeling ‘wah ini pasti ada risiko, risiko dibui’ ya kan, diciduk. Cuman kan ya kita berprasangka baik ya, kita mencoba untuk positive thinking. Jadi memang ke sana enggak enggak bawa lawyer, enggak bawa siapa-siapa,".
Hubungan Tom Lembong dan Anies Baswedan
Tom Lembong lebih dulu mengenal Anies Baswedan dibandingkan dengan Jokowi.
Hubungan mereka sudah terjalin sejak sekitar tahun 2005, jauh sebelum Tom masuk ke pemerintahan atau aktif di politik praktis.
Tom Lembong dan Anies Baswedan pertama kali bertemu sekitar tahun 2005, tak lama setelah Anies pulang dari studinya di Amerika Serikat.
Menurut Tom, mereka langsung “klop” karena memiliki frekuensi dan visi yang sama, meski berbeda latar belakang agama dan etnis.
Anies menyebut Tom sebagai sahabat berintegritas tinggi yang selalu mengutamakan kepentingan publik dan memperjuangkan kelas menengah Indonesia.
Persahabatan mereka tetap kuat bahkan ketika Tom menjadi tersangka kasus korupsi.
Sebelum Pilpres 2024, Tom sudah menjadi bagian dari lingkaran dalam Anies.
Ia aktif dalam Komite Investasi Jakarta dan kemudian diangkat sebagai Co-Captain Timnas AMIN (Anies–Muhaimin).
Saat Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka kasus impor gula, Anies langsung menyatakan dukungan moral secara terbuka.
Ia bahkan menemani Tom saat sidang dan saat keluar dari Rutan Cipinang setelah mendapat abolisi dari Presiden Prabowo.
Setelah bebas, Tom dan Anies tampil bersama dalam siaran langsung di kanal YouTube Anies Baswedan, membahas pengalaman penjara, politik, dan kehidupan pribadi.
"Tom ini sesudah keluar dari tahanan hari Jumat itu 3 hari staycation di rumah. (Baterai kosong full istirahat). Gimana rasanya itu? 3 hari di rumah gitu," tanya Anies?
Jadi, meskipun Tom Lembong sempat sangat dekat dan dipercaya oleh Jokowi dalam pemerintahan, secara personal dan historis, ia lebih dulu menjalin hubungan dengan Anies. Hubungan itu kemudian berkembang menjadi kolaborasi politik yang solid.
Profil Lengkap Tom Lembong
Nama Lengkap: Thomas Trikasih Lembong
Nama Panggilan: Tom Lembong
Tanggal Lahir: 4 Maret 1971
Tempat Lahir: Jakarta, Indonesia
Agama: Katolik
Pendidikan:
SD & SMP: Regina Pacis, Jakarta
SMA: Deerfield Academy, Massachusetts, AS
S1: Harvard University, jurusan Arsitektur dan Tata Kota (lulus 1994)
Karier Profesional:
1995–1999: Divisi Ekuitas Morgan Stanley (New York & Singapura)
1999–2000: Bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia
2000–2002: Kepala Divisi & Wakil Presiden Senior di BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional)
2006–2014: CEO & Managing Partner di Quvat Management
2012–2014: Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex)
Karier Pemerintahan:
2015–2016: Menteri Perdagangan RI di era Presiden Jokowi
2016–2019: Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)
2023: Co-Captain Timnas AMIN (Anies–Muhaimin) untuk Pilpres 2024
Penghargaan:
Young Global Leader – World Economic Forum (2008)
Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship (2017)
Order of Diplomatic Service Merit – Korea Selatan (2020)
Keluarga:
Istri: Maria Franciska Wihardja
Anak: Thalia Lembong dan Maxwell Lembong
Paman: Eddie Lembong (tokoh intelektual dan pendiri Nation Building Institute)
Tom dikenal sebagai sosok yang cerdas, berintegritas, dan memiliki jaringan internasional yang luas
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cerita Tom Lembong Dikirimi Hampers Jokowi & jadi Tamu di Solo, Curiga Renggang karena Dukung Anies,
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Tom Lembong Blak-blakan dengan Anies Usai Bebas Penjara, Sampai Lupa Penempatan Barang di Rumah!,
Sumber: TribunSolo.com
Jokowi Ngaku Siap Hadapi Gugatan soal Ijazah Dirinya dan Wapres Gibran: Semua Kita Layani |
![]() |
---|
Pilih Netral, Tom Lembong Yakin Nadiem Tak Terima Uang Kasus Chromebook, Imbau Kejagung Transparan |
![]() |
---|
Tom Lembong: Mana Ada Kriminalisasi di Era Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi Periode Pertama |
![]() |
---|
Tom Lembong Ungkap Perbedaan Kasusnya dengan Nadiem Makarim, Singgung Konflik Kepentingan |
![]() |
---|
Ijazah Gibran Digugat, Jokowi Ungkap Alasan Sekolahkan Gibran di Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.