Golkar Sebut Istana Tak Terlibat Isu Munaslub: Kami Tidak Pernah Curiga kepada Pak Prabowo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, meyakini isu Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub Partai Golkar yang belakangan ini berembus, bukan berasal dari istana. 

Partai Golkar baru-baru ini diwarnai isu Munaslub yang disebut-sebut sebagai upaya mengganti Ketua Umum Bahlil Lahadalia. 

Namun, para elite Golkar menegaskan bahwa partai tetap solid.

Idrus Marham menilai, Presiden Prabowo Subianto adalah sosok yang mengutamakan persatuan dan gotong royong membangun bangsa, terbukti mengajak Partai Golkar bergabung dalam kabinet.

"Oh enggak, enggak (ada campur tangan istana). Saya punya keyakinan, bahkan sebelum Mensesneg memberikan penjelasan, di Golkar tidak pernah curiga sedikitpun kepada Pak Prabowo," kata Idrus, Senin (11/8/2025).

Idrus Marham adalah seorang politikus senior Indonesia yang dikenal sebagai tokoh penting di Partai Golkar. 

Ia lahir pada 14 Agustus 1962 di Pinrang, Sulawesi Selatan.

Mantan Sekjen Partai Golkar ini mengaku cukup mengenal sosok Prabowo yang dianggap memiliki komitmen terhadap kebangsaan.

Idrus mengatakan, Prabowo tidak mungkin menginginkan Partai Golkar terpecah hanya demi kepentingan oknum-oknum tertentu.

Menurutnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu memiliki spirit gotong royong dalam membangun bangsa. "Ini artinya apa? Ini adalah pencerminan daripada nilai-nilai Pancasila," jelas Idrus.

Hal tersebut, kata dia, tercermin ketika Prabowo dan Gerindra bekerja sama sejak tahun 2014 hingga sekarang.

"Itu dan itu tidak mungkin, sedikit pun tidak mungkin (dorong Munaslub)," tutur Idrus.

Idrus mengatakan, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menanggapi secara santai, namun cerdas terhadap isu Munaslub tersebut. 

Ketua Fraksi Golkar MPR RI, Melchias Markus Mekeng sebelumnya juga angkat suara terkait isu Munaslub yang belakangan mengemuka.

Mekeng menyebut, isu Munaslub Partai Golkar yang berkembang selama ini sebagai informasi sesat. Salah satu alasannya karena tidak satupun kader Golkar yang bersuara dan menginginkan munaslub.