Senin, 29 September 2025

OTT KPK di Sulawesi Tenggara

Surya Paloh Sedih Drama Bupati Abdul Azis Ditangkap KPK: Jangan Sembarangan Beri Stempel OTT

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh sedih Abdul Azis ditangkap KPK terlebih ada drama yang mengawali penangkapan tersebut.

Nasdem TV
OTT BUPATI ASAL NASDEM - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Surya Paloh sedih Abdul Azis ditangkap KPK terlebih ada drama yang mengawali penangkapan tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Bupati Kolaka Timur Abdul Azis jadi tersangka KPK dalam kasus dugaan korupsi terkait proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Koltim, Sulawesi Tenggara. 

Bupati asal NasDem itu telah ditahan KPK usai konferensi pers penetapan tersangka yang berakhir pukul 02.14 WIB, Sabtu (8/8/2025) dini hari.

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh mengaku sedih dengan penangkapan Bupati Kolaka Timur Abdul Azis, terlebih penangkapan ini diawali dengan drama.

Hal itu disampaikan Surya Paloh kepada wartawan seusai pembukaan rapat kerja nasional Partai Nasdem di Hotel Claro Jalan AP Pettarani Kota Makassar Jumat (8/8/2025).

"Upaya penegakan hukum itu tidak mendahulukan drama, itu yang Nasdem sedih dia kok harus ada drama dulu, baru penegakan hukum," kata Surya Paloh kepada wartawan seusai pembukaan.

 

Pesan Surya Paloh: Penegakan Hukum Jangan Diselimuti Drama

Paloh menegaskan, Partai Nasdem konsisten menghormati proses penegakan hukum dan tidak akan pernah mundur dari prinsip tersebut. 

Namun ia mengingatkan agar penegakan hukum tidak diselimuti drama dan tetap menjunjung asas praduga tak bersalah.

“Konsistensi sikap Partai NasDem adalah penghormatan terhadap seluruh upaya penegakan hukum. Itu tidak akan mundur, tidak akan ada deviasi di sana untuk satu dan lain hal,” tegas Paloh.

Baca juga: PROFIL dan REAKSI Hartini Istri Bupati Kolaka Timur Abdul Azis yang Suaminya Ditangkap KPK

 

Surya Paloh Perintahkan Kader NasDem Tenang

Ia mengaku baru mendengar kabar penangkapan Abdul Azis secara samar.

Surya Paloh kemudian meminta kadernya tidak terburu-buru mengeluarkan reaksi atau membela diri.

“Kita jangan terlalu cepat bereaksi seolah-olah membela diri. Kita tenang dulu. Tapi di sisi lain, boleh lah kita mengingatkan juga apa yang perlu kita ingatkan," tegasnya. 

Menurut Paloh, penegakan hukum yang ideal adalah murni, jujur, dan proporsional, bukan sarat pencitraan. 

Ia juga mengkritisi kecenderungan menempelkan stigma kepada seseorang sebelum proses hukum tuntas.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan