OTT KPK di Sulawesi Tenggara
Surya Paloh Sebut Penangkapan Bupati Kolaka Timur Drama, Eks Penyidik KPK: KPK Kurang Komunikasi
Yudi Purnomo menilai ada drama karena KPK kurang komunikasi, tetapi ia bersyukur Abdul Azis bisa ditangkap, sehingga kasus Harun Masiku tak terulang.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yudi Purnomo, menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh yang menyebut, penangkapan Bupati Kolaka Timur Abdul Azis diawali dengan drama.
Abdul Azis ditangkap oleh KPK dalam kasus dugaan suap terkait proyek pembangunan RSUD di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.
Nilai proyek RSUD tersebut, adalah Rp170 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Abdul Azis diciduk oleh KPK di sebuah hotel di Makassar, Sulawesi Selatan, dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis (7/8/2025) malam, setelah menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem.
Ia langsung dibawa ke Polda Sulsel untuk pemeriksaan awal.
Pada Jumat (8/8/2025), Abdul Azis diterbangkan ke Jakarta dan sorenya tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan untuk pemeriksaan lanjutan
Pada Sabtu (9/8/2025) dini hari, Abdul Azis resmi ditetapkan sebagai tersangka bersama empat orang lainnya, yakni Andi Lukman Hakim, Ageng Dermanto, Deddy Karnady, dan Arif Rahman.
Dalam proyek RSUD di Kolaka Timur ini, Abdul Azis diduga mengatur pemenang lelang proyek RSUD dan meminta fee hingga Rp9 miliar.
Surya Paloh Sedih, Ada Drama yang Awali Penangkapan Bupati Kolaka Timur Abdul Azis
Terkait hal tersebut, Surya Paloh mengaku sedih, karena penangkapan Abdul Azis didahului dengan drama sebelum proses penegakan hukumnya.
Sejatinya, Surya Paloh baru samar-samar saja mendengar kabar penangkapan Abdul Azis, sehingga ia meminta agar kadernya tidak terburu-buru mengeluarkan reaksi atau membela diri.
Baca juga: Abdul Azis dari Polisi Jadi Kepala Daerah, Kini Ditahan KPK Usai 5 Bulan Dilantik Presiden Prabowo
“Kita jangan terlalu cepat bereaksi seolah-olah membela diri. Kita tenang dulu," kata Surya Paloh kepada awak media, seusai pembukaan Rakernas Partai Nasdem, di Hotel Claro, Makassar, Sulsel, Jumat (8/8/2025) sore.
"Tapi di sisi lain, boleh lah kita mengingatkan juga apa yang perlu kita ingatkan. Upaya penegakan hukum itu tidak mendahulukan drama. Itu yang Nasdem sedih dia kok harus ada drama dulu, baru penegakan hukum," imbuhnya.
Meski begitu, Surya Paloh menegaskan, partainya tetap menghormati semua upaya penegakan hukum.
“Konsistensi sikap Partai NasDem adalah penghormatan terhadap seluruh upaya penegakan hukum. Itu tidak akan mundur, tidak akan ada deviasi di sana untuk satu dan lain hal,” tegas Surya Paloh.
Kemudian, Surya Paloh mempertanyakan penggunaan istilah OTT oleh KPK.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.