Deretan Pejabat yang Pernah Minta Maaf ke Publik: Ada Jokowi hingga Bos KAI
Dirut KAI Didiek Hartantyo minta maaf atas anjloknya KA Argo Bromo Anggrek. Puluhan ribu penumpang terdampak insiden ini.
TRIBUNNEWS.COM - Upaya Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo, meminta maaf kepada publik sedang menjadi sorotan.
Didiek Hartantyo meminta maaf kepada pengguna kereta api atas anjloknya Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek di Subang, Jawa Barat, pada Jumat (1/8/2025) lalu.
KA Argo Bromo Anggrek adalah salah satu layanan kereta api kelas eksekutif dan luxury yang dioperasikan oleh PT KAI.
KA Argo Bromo Anggrek menempuh jarak dari Stasiun Gambir di Jakarta ke Stasiun Pasar Turi di Surabaya.
Cara Didiek Hartantyo meminta maaf dengan membungkuk dihadapan pengguna kereta api.
Dia meminta maaf karena puluhan ribu penumpang terdampak akibat 80 perjalanan kereta api dibatalkan, dan 42 perjalanan lainnya dialihkan melalui lintas Purwokerto-Kroya-Bandung.
“Kami menyadari sepenuhnya bahwa insiden ini berdampak besar terhadap rencana perjalanan banyak pelanggan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan berterima kasih atas kesabaran serta pengertian yang telah diberikan,” kata Didiek dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (3/8/2025).
Daftar Pejabat Pernah Minta Maaf ke Publik
Upaya Didiek Hartantyo meminta maaf di depan publik bukan yang pertama dilakukan oleh pejabat di Indonesia.
Tribunnews.com mencatat setidaknya ada lima pejabat yang pernah melakukan hal serupa.
Mereka yaitu:
Presiden RI periode 2014-2024
Joko Widodo
Wakil Presiden RI periode 2019-2024
Maruf Amin
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode 2014-2024
Basuki Hadimuljono
Menteri Sekretaris Negara periode 2014-2024
Pratikno
Direktur Utama PT Pertamina Persero sejak 4 November 2024
Simon Aloysius Mantiri
Jokowi dan Maruf Amin
Presiden ke-7 RI, Joko Widodo dan Wakilnya Ma’ruf Amin menyampaikan permintaan maaf kepada publik dalam sebuah momen reflektif menjelang akhir masa jabatan mereka, yaitu pada 16 Agustus 2024, dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka yang digelar di Istana Negara.
Permintaan maaf itu disampaikan menjelang Hari Kemerdekaan RI ke-79. Menjadi simbol penutup masa jabatan mereka yang berlangsung dari 2014–2024 (Jokowi) dan 2019–2024 (Ma’ruf Amin).
Diwarnai dengan nuansa spiritual dan refleksi kebangsaan
Jokowi menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan khilaf selama memimpin Indonesia selama dua periode.
Ma’ruf Amin menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas segala kekurangan selama menjabat.
Basuki Hadimuljono
Basuki Hadimuljono, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka terjadi pada 18 Oktober 2024, menjelang berakhirnya masa jabatannya.
Dalam acara Media Gathering di Kementerian PUPR, Basuki menyampaikan:
“Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf. Saya mohon silaturahmi kita tetap kita jaga sampai kapan pun.”
Ia mengungkapkan bahwa hari-hari menjelang pergantian kabinet terasa berat karena harus berpisah dengan rekan-rekan kerja setelah 10 tahun bersama.
Basuki juga menegaskan tanggung jawabnya sebagai pihak yang “membelanjakan uang negara” untuk pembangunan infrastruktur, dan merasa perlu menyampaikan laporan kepada masyarakat.
Pratikno
Menteri Sekretaris Negara periode 2014–2024, Pratikno, menyampaikan permintaan maaf kepada publik dalam dua momen penting menjelang akhir masa jabatannya:
Permintaan maaf pertama disampaikan pada 1 Agustus 2024.
Ketika itu, dia meminta maaf, karena pembangunan Bandara Ibu Kota Nusantara (IKN) belum selesai menjelang peringatan HUT ke-79 RI.
Pratikno, bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, meminta maaf karena tamu undangan harus menempuh perjalanan darat dari Balikpapan ke IKN akibat landasan pacu bandara belum rampung.
Permintaan maaf kedua disampaikan dalam serah terima jabatan pada 21 Oktober 2024.
Serah terima jabatan kepada Menteri Sekretaris Negara yang baru, Prasetyo Hadi.
Dalam sambutannya, Pratikno menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Kemensetneg dan memohon maaf atas kekhilafan selama menjabat.
Simon Aloysius Mantiri
Momen Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan permintaan maaf secara terbuka terjadi pada 3 Maret 2025, dalam konferensi pers di Graha Pertamina, Jakarta.
Dia meminta maaf terkait dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina, termasuk Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun.
Periode pelanggaran terjadi antara tahun 2018 hingga 2023.
“Pada kesempatan ini, saya Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama PT Pertamina Persero menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” ujarnya.
KAI Terbebani Utang Rp 116 Triliun Proyek Kereta Cepat Whoosh, Indonesia Negosiasi Ulang ke China |
![]() |
---|
Ketua KPU Tegaskan Penutupan Akses Ijazah Capres-Cawapres Bukan Demi Lindungi Jokowi-Gibran |
![]() |
---|
Stasiun Jatake BSD Tangerang Belum Beroperasi Meski Sudah Kantongi Izin Kemenhub, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Kata Jokowi soal Pertemuan Gibran dan SBY di Cikeas: Bagus, Junior Sowan Seniornya |
![]() |
---|
Jokowi Bilang Isu Ijazah Awet karena Ada Orang Besar, Kuasa Hukum Roy Suryo: Asumsi Sifatnya Ilusi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.