Minggu, 5 Oktober 2025

Profil dan Sosok

Profil Ir Sutami, 'Menteri Termiskin' dalam Sejarah Indonesia, Pernah Telat Bayar Listrik

Ir Sutami dikenal sebagai "menteri termiskin" sepanjang sejarah Indonesia sebab hidupnya yang sederhana.

kolase tribunnewswiki.com/foto ist
IR SUTAMI - Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto, Ir Sutami. Sutami merupakan "menteri termiskin" dalam sejarah Indonesia. Ia lahir pada 19 Oktober 1928 di Kota Solo, Jawa Tengah, dan meninggal ketika berusia 12 tahun, tanggal 13 November 1980. 

TRIBUNNEWS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto, Ir Sutami, bisa dikatakan sebagai menteri "termiskin" sepanjang sejarah Indonesia.

Bagaimana tidak, PLN pernah mencabut listrik di rumah pribadinya di Kota Solo, Jawa Tengah, sebab Ir Sutami terlambat membayar tagihan karena kekurangan uang.

Seperti apa sebenarnya sosok Ir Sutami?

Ir. H. Sutami atau Soetami lahir pada 19 Oktober 1928, di Kota Solo.

Pada 1964 di Kabinet Dwikora I, Ir Sutami diperbantukan di Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi.

Menurut catatan Wikipedia, Ir Sutami adalah Menteri Pekerjaan Umum dengn masa jabatan "terlama", yakni selama 12 tahun, pada enam kabinet.

Baca juga: Sosok Karyawan Gunarso, Dirut PT Food Station Tersangka Beras Oplosan, Hartanya Rp12,7 Miliar

Masa jabatan itu terhitung sejak Ir Sutami menjabat Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet Dwikora II pada 22 Februari 1966.

Dikutip dari Daftar Riwayat Hidup Prof. Dr. Ir. Sutami terbitan Departemen Umum dan Tenaga Listrik tahun 1977, Ir Sutami menempuh studi sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Kota Solo.

Dari kota di Jawa Tengah itu, Ir Sutami kemudian melanjutkan kuliah ke Sekolah Tinggi Teknik di Bandung, kini bernama Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia lulus dan meraih gelar Insiyur pada 1956.

Pada 1976, Ir Sutami mendapat gelar Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Teknik dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sebelum ditunjuk menjadi menteri, Ir Sutami pernah bekerja di Hollandsche Beton Groep nv (HBG), sebuah perusahaan konstruksi asal Belanda yang didirikan pada 1902.

Di HBG nv, Ir Sutami dipercaya mengemban sejumlah jabatan, seperti Kuasa Direksi HBM nv untuk pelaksanaan Proyek-proyek Pelabuhan dan Pemimpin Cabang II Jakarta pada 1958, serta Managing Director tahun 1959.

Hidup Sederhana

Sebagai seorang menteri dengan jabatan terlama, Ir Sutami hidup sederhana.

Saking sederhananya, atap rumah Ir Sutami bahkan bocor.

Cerita ini ditulis Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum, Hendropranoto Suselo dalam Edisi Khusus 20 tahun Majalah Prisma yang diterbitkan (Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial) LP3ES tahun 1991 di Jakarta.

Insiden atap rumah Ir Sutami bocor ini diketahui saat lebaran ketika banyak tamu berkunjung.

Kala itu, Ir Sutami masih menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.

Tamu-tamu yang datang kaget sebab melihat banyak bekas bocor di atap rumah Ir Sutami.

Tak hanya itu, Ir Sutami membeli rumah di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, dengan cara mencicil.

Dilansir Intisari, cicilan rumah itu lunas menjelang Ir Sutami pensiun.

Ia juga tidak pernah mau memanfaatkan fasilitas negara secara berlebihan.

Bahkan, ketika pensiun pada 1978, Ir Sutami mengembalikan semua fasilitas negara, termasuk mobil dinas.

Mengetahui hal itu, ada seorang pengusaha berniat memberi Ir Sutami menolak.

Alih-alih menerima tawaran itu, Ir Sutami hanya meminta diberi diskon.

Ir Sutami juga pernah takut dirawat di rumah sakit karena tak memiliki uang untuk berobat.

Ia baru bersedia berobat dan diponame setelah pemerintah turun tangan.

Di usianya yang ke-50, Ir Sutami menderita sakit liver. Kala itu, Presiden Soeharto meminta Ir Sutami untuk berobat keluar negeri.

Akibat penyakitnya, Ir Sutami meninggal di usia 52 tahun pada 13 November 1980.

Setahun setelah kepergiannya, pada 16 Desember 1981, Presiden Soeharto meresmikan Bendungan Karangkates di Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Sebagai penghormatan untuk Ir Sutami, Presiden Soeharto memberi nama Bendungan Karangkates dengan nama Bendungan Sutami.

Mega Proyek Ir Sutami

Selama menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Ir Sutami telah "membawahi" sejumlah mega proyek.

Lewat tangannya, jembatan Semanggi Jakarta berdiri megah dan hingga kini menjadi salah satu ikon Jakarta.

Yusmada Faizal Samad ketika menjabat sebagai Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, menyebut proyek jembatan Semanggi sebagai karya konstruksi sipil yang fenomenal karena menerapkan teknologi prestressed concrete.

Teknologi prestressed concrete adalah suatu teknik konstruksi di mana beton diberi tegangan tekan internal sebelum atau selama pembebanan untuk mengimbangi tegangan tarik yang mungkin timbul akibat beban eksternal.

Dengan kata lain, beton diberi tekanan awal untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahannya terhadap beban.

Selain jembatan Semanggi, renovasi gedung DPR, pembuatan Waduk Jatiluhur, hingga pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali dan Jembatan Ampera di Palembang, Sulawesi Selatan, juga berada di bawah pengawasan Ir Sutami.

Dikutip dari Kompas.com, meski memegang banyak proyek berskala besar, Ir Sutami tidak pernah meminta fee kepada pemborong atau perusahaan yang mengerjakannya demi kepentingan pribadinya

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Intisari/Nieko Octavi, Kompas.com/Luthfia Ayu)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved