Kamis, 2 Oktober 2025

Kasus Korupsi Minyak Mentah

Dipanggil untuk Kali Ketiga, Akankah Riza Chalid Datang Penuhi Panggilan Kejagung Hari Ini?

Kejagung telah melakukan panggilan ketiga untuk Riza Chalid, tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah. Akankah Riza Chalid datang?

Tribunnews.com
RIZA CHALID DIPANGGIL - Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melakukan panggilan ketiga untuk Riza Chalid, tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah, Senin (4/8/2025) hari ini. Akankah Riza memenuhi panggilan Kejagung? 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melakukan panggilan ketiga untuk Riza Chalid, tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah.

Panggilan ketiga tersebut dijadwalkan, hari ini.

Baca juga: Kementerian Imipas Putuskan Cabut Paspor Milik Buronan Kejaksaan Agung Riza Chalid

"(Panggilan ketiga Riza Chalid) iya terjadwal hari ini," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Anang Supriatna saat dikonfirmasi, Senin (4/8/2025).

Mohammad Riza Chalid adalah seorang pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai "Saudagar Minyak" karena pengaruhnya dalam bisnis impor dan distribusi minyak bumi. 

 

 

Ia memiliki reputasi sebagai sosok yang dominan dalam jaringan energi nasional, terutama melalui keterlibatannya dengan Petral (Pertamina Energy Trading Ltd) dan berbagai perusahaan swasta yang bergerak di sektor migas.

Pada 2025, Riza ditetapkan sebagai tersangka korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina.

Dia diduga melakukan intervensi kontrak antara PT Orbit Terminal Merak (perusahaan milik anaknya) dan Pertamina, termasuk manipulasi harga dan proses blending BBM.

Baca juga: Soal Nasib Riza Chalid, Malaysia Singgung Negosiasi Sengketa Laut Sulawesi dengan Indonesia

Apakah Riza Chalid akan penuhi panggilan Kejagung?

Anang mengatakan, pihak Kejagung belum mendapatkan kabar terkait hadir atau tidaknya Riza Chalid memenuhi panggilan penyidik.

"Belum ada info," tuturnya.

Pemanggilan pertama tersangka Riza Chalid pada 24 Juli 2025,  tidak hadir.

28 Juli 2025 kembali dilakukan pemanggilan kedua, Riza Chalid kembali mangkir.

Terkini, Senin (4/8/2025), pemanggilan ketiga, dijadwalkan sebagai pemanggilan terakhir sebelum tindakan hukum lebih lanjut.

Jika Riza Chalid kembali tidak memenuhi panggilan ketiga ini, Kejagung berencana untuk menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) dan mengajukan Red Notice ke Interpol.

Pemerintah Indonesia juga telah mencabut paspornya dan sedang berkoordinasi dengan Malaysia untuk proses pemulangan.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menetapkan raja minyak Muhammad Riza Chalid (MRC) dan delapan orang lain sebagai tersangka kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk di PT Pertamina Persero tahun 2018-2023.

Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar mengatakan, penetapan tersangka terhadap sembilan orang itu usai pihaknya memeriksa saksi sebanyak 273 saksi dan 16 ahli.

Dari pemeriksaan itu Qohar menyatakan penyidik menemukan sejumlah fakta adanya keterlibatan pihak lain dalam perkara korupsi tersebut.

"Tim penyidik menyimpulkan telah diperoleh alat bukti yang cukup untuk menetapkan sembilan orang tersangka," kata Qohar dalam jumpa pers di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Kamis (10/7/2025).

Qohar menjelaskan, Riza merupakan beneficial owner PT Orbit Terminal Merak (OTM) yang lahannya sebelumnya telah disita oleh Kejagung.

Sementara untuk delapan tersangka lainnya yakni:

  1. VP Supply dan Distribusi PT Pertamina 2011-2015 berinisial AN
  2. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina periode 2014 berinisial HB 
  3. TN selaku VP Intergrated Supply Change 2017-2018.
  4. DS selaku selaku VP Crude and Product PT Pertamina 2018-2020
  5. AS selaku Direktur Gas Petrochemical PT Pertamina Internasional Shiping 
  6. HW selaku mantan SVP Suplly Change 2019-2020.
  7. MH selaku Bisnis Development Manager PT Travigula yang menjabat tahun 2019-2021 
  8. IP selaku Bisnis Development Manager Mahameru Kencana Abadi.

Usai ditetapkan sebagai tersangka, sembilan orang itu diduga melanggar pasal 2 ayat 1 Juncto Pasal 3 Juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Qohar pun menjelaskan langsung menahan delapan orang itu usai ditetapkan sebagai tersangka selama 20 hari kedepan.

Sedangkan terhadap Riza belum dilakukan penahanan oleh Kejaksaan Agung lantaran tersangka tersebut masih berada di Singapura dan masih dilakukan pengejaran.

Alhasil total hingga saat ini Kejagung sudah menetapkan 18 orang sebagai tersangka terkait kasus korupsi minyak mentah tersebut.

Dalam kasus yang merugikan negara Rp 193,7 triliun ini, Kejaksaan Agung sudah menetapkan 9 orang sebagai tersangka.

9 tersangka tersebut di antaranya Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin selaku Direktur Feedstock And Produk Optimization PT Pertamina Internasional, Yoki Firnandi selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping.

Kemudian Agus Purwono selaku Vice President (VP) Feedstock, Muhammad Kerry Andrianto Riza selaku Beneficial Owner PT Navigator Katulistiwa, Dimas Werhaspati selaku Komisaris PT Navigator Katulistiwa dan Gading Ramadhan Joedo selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.

Maya Kusmaya selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Niaga, dan Edward Corne selaku Heavy Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga.

Atas perbuatannya para tersangka dijerat Pasal 2 ayat 1 Juncto Pasal 3 Juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved