Senin, 29 September 2025

Gempa di Rusia

Beda dengan Ombak, Tsunami Setinggi 50 cm Bisa Mematikan, Begini Penjelasan Ahli

Pada kasus tsunami lintas samudra seperti yang berasal dari wilayah Kamchatka, Rusia, gelombangnya bisa mencapai panjang hingga 250 kilometer 

Editor: Eko Sutriyanto
Pinterest
ILUSTRASI TSUNAMI - Tsunami bukanlah ombak biasa yang datang dan pergi dalam hitungan detik.  Tsunami adalah gelombang laut raksasa yang terbentuk dari pergerakan massa air secara mendalam dan masif akibat gempa bumi bawah laut, longsoran, atau letusan gunung api 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat mendengar peringatan tsunami dengan ketinggian gelombang hanya 50 sentimeter, sebagian dari kita mungkin merasa santai dan menganggapnya tidak berbahaya. 

“Ah, cuma segitu, gak bakal sampai ke rumah kok,” begitu pikir sebagian orang.

Tapi, tahukah Anda bahwa tsunami setinggi 50 cm pun bisa mematikan?

Yuk, kita bahas kenapa tsunami kecil tetap harus diwaspadai?

Kapusdatinkom Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari PhD memberikan ilustrasi untuk memahami bahayanya.

Perlu diingat tsunami bukanlah ombak biasa yang datang dan pergi dalam hitungan detik. 

"Tsunami adalah gelombang laut raksasa yang terbentuk dari pergerakan massa air secara mendalam dan masif akibat gempa bumi bawah laut, longsoran, atau letusan gunung api," kata Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Rabu (30/7/2025).

 Nah, bayangkan gelombang tsunami seperti rangkaian gerbong kereta api yang sangat panjang—bisa mencapai ratusan kilometer panjangnya.

Baca juga: BMKG Umumkan Tsunami Capai Perairan Indonesia, Sarmi Papua Catat 19 Cm

Ketika gerbong paling depan (gelombang pertama) sampai ke daratan, gerbong-gerbong di belakangnya tidak otomatis berhenti.

"Justru mereka terus “mendorong” dari belakang," katanya.

Pada kasus tsunami lintas samudra seperti yang berasal dari wilayah Kamchatka, Rusia, gelombangnya bisa mencapai panjang hingga 250 kilometer. 

Ketika gelombang ini memasuki wilayah pesisir yang sempit, seperti teluk atau muara sungai, topografi tempat tersebut bisa memicu amplifikasi gelombang.

Apa artinya? Energi yang datang dari gelombang di belakang terus terdorong masuk ke dalam teluk, menyebabkan osilasi atau getaran air yang berulang-ulang. 

Akibatnya, ketinggian tsunami yang awalnya hanya 50 cm bisa melonjak drastis ketika sampai ke daratan.

Studi Kasus: Tsunami Jepang 2011 dan Teluk Youtefa, Jayapura

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan