Senin, 29 September 2025

Minta Kasus Pembubaran Rumah Doa di Padang Tak Terulang Lagi, Menag akan Pantau Penanganan Kasusnya

Nasaruddin menilai kejadian pembubaran ibadah di Padang Sarai itu sebagai bentuk kesalahpahaman yang harus segera dihentikan.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Tangkapan layar video Instagram @infosumbar
PERUSAKAN RUMAH DOA - Warga merusak sebuah rumah doa yang juga dijadikan tempat pendidikan bagi siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Minggu (27/7/2025) sore. Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai kejadian pembubaran ibadah di Padang Sarai itu sebagai bentuk kesalahpahaman yang harus segera dihentikan. 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar berencana akan bertolak ke Padang, Sumatra Barat untuk memantau penanganan kasus pembubaran rumah doa jemaat Gereja Kristen Sumatera Indonesia (GKSI) Anugrah Padang.

Rumah doa adalah tempat ibadah yang digunakan oleh jemaat untuk berdoa, berkumpul, dan melakukan kegiatan keagamaan secara sederhana dan non-formal.

Baca juga: Profil Wali Kota Padang yang Sebut Perusakan Rumah Doa Bukan Karena SARA: Lulusan Amerika

Nasaruddin menilai kejadian pembubaran ibadah di Padang Sarai itu sebagai bentuk kesalahpahaman yang harus segera dihentikan.

"Jadi kami lagi mencari data. Saya, atau nanti tim kami, akan segera ke Padang. Saya berharap itulah peristiwa yang terakhir terjadi di Indonesia," ujar Nasaruddin usai Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji di Hotel Atria, Tangerang, Senin (28/7/2025) malam.

Menurutnya, kejadian serupa bisa berulang jika tidak dicegah secara sistematis. 

Kementerian Agama akan memperkenalkan pendekatan baru melalui Kurikulum Cinta, sebagai langkah jangka panjang untuk mengatasi akar-akar intoleransi di masyarakat.

"Kami sebagai Kementerian Agama mencari pendekatan lain, dengan cara memperkenalkan kurikulum cinta. Kurikulum ini secara mendasar akan kita obsesikan untuk menghilangkan segala bentuk prasangka, kecurigaan, dan kesalahpahaman antara satu sama lain," katanya.

Baca juga: Anggota Komisi III DPR Minta Perusak Rumah Doa di Padang Ditindak Tegas

Kurikulum tersebut, kata Nasaruddin, akan menekankan nilai-nilai kemanusiaan.

"Saya sangat yakin kalau kurikulum cinta mulai bekerja di dalam lubuk hati anak didik kita, mahasiswa kita, maka insyaallah kurikulum ini akan menekankan aspek kemanusiaannya. Identity-nya sebagai manusia akan dominan," ucapnya.

Menag menyesalkan peristiwa tersebut dan menilainya sebagai pencitraan negatif bagi bangsa Indonesia di mata publik.

"Apapun juga, itu adalah sebuah pencitraan negatif dari bangsa kita, dan saya berharap jangan ada lagi kasus-kasus seperti ini," pungkasnya.

Kronologis Peristiwa

Peristiwa tersebut terjadi Minggu (27/7/2025) sore di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar. 

Dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah orang terlihat melempari rumah doa dengan batu dan kayu hingga memecahkan kaca-kaca jendela.

Perempuan dan anak-anak yang berada di dalam bangunan itu berhamburan keluar sambil menangis.

Kepolisian Daerah Sumatra Barat telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam perusakan rumah doa tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan