Rabu, 1 Oktober 2025

Ijazah Jokowi

5 Klarifikasi Kaesang soal 'Partai Biru' Dalang Isu Ijazah Jokowi: Hubungan dengan Keluarga SBY Baik

Klarifikasi isu ijazah palsu, Kaesang menegaskan, Jokowi tidak pernah menyebut partai tertentu, termasuk Demokrat yang identik dengan warna biru.

Penulis: Nuryanti
Tribunnews.com/Reza Deni
KAESANG PANGAREP - Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait sejumlah isu, termasuk di antaranya soal isu ayahnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang akan bergabung ke PSI, Senin (28/7/2025). Klarifikasi isu ijazah palsu, Kaesang menegaskan, Jokowi tidak pernah menyebut partai tertentu, termasuk Demokrat yang identik dengan warna biru. 

TRIBUNNEWS.COM - Muncul dugaan ada pihak yang mem-backup isu kasus ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Dugaan ini muncul setelah Jokowi mengisyaratkan ada agenda politik dan "orang besar" di balik isu ijazah palsu dan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Namun, Jokowi enggan menyebut nama terkait sosok tersebut.

Sementara, Ade Darmawan selaku Sekjen Peradi Bersatu sekaligus pelapor Roy Suryo cs, telah memberikan tanda-tanda siapa dalang sebenarnya di balik santernya isu ijazah palsu Jokowi.

Jokowi diketahui melaporkan total 12 orang terkait dugaan fitnah dan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu yang dialamatkan kepadanya.

"Siapa sih kira-kira dalangnya, saat ini saya berbaju apa? Itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan," kata Ade, Jumat (25/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Melihat Ade yang saat itu sedang mengenakan baju berwarna biru, sontak membuat masyarakat berspekulasi, pihak yang dimaksud merupakan tokoh dari 'Partai Biru'.

Terbaru, DPP Partai Demokrat membantah adanya pelabelan 'Partai Biru' yang diduga menjadi dalang kasus ijazah palsu Jokowi.

Setelah Partai Demokrat menyampaikan bantahannya, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, lantas memberikan klarifikasi.

Apa saja klarifikasi Kaesang?

1. Jokowi Tak Sebut Partai Tertentu

Kaesang Pangarep yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menegaskan Jokowi tidak pernah menyebut partai tertentu sebagai dalang isu ijazah palsu.

Kaesang menegaskan, Jokowi tidak pernah menyebut nama atau partai tertentu, termasuk Partai Demokrat yang identik dengan warna biru.

Baca juga: Pastikan Mulyono Teman Jokowi Alumni UGM Bukan Calo Tiket Terminal, Dian Sandi: Mereka Sedang Fitnah

"Sebenarnya kalau yang saya lihat, ketika Bapak berbicara, tidak ada menuduh yang partai biru," ungkap Kaesang di kantor DPP PSI, Jakarta, Senin (28/7/2025).

2. Singgung Bantahan Demokrat

Kaesang juga menyinggung terkait Partai Demokrat yang telah membantah menjadi dalang isu ijazah palsu Jokowi.

"Saya juga melihat kemarin dari Partai Demokrat sudah bersuara juga," jelasnya.

3. Tegaskan Hubungan Baik dengan Keluarga SBY

Kaesang memastikan hubungan keluarga Jokowi dan keluarga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap harmonis, bahkan di tengah spekulasi politik yang memanas.

Ia lantas menekankan, relasi keluarga Jokowi dan SBY bukan hanya baik secara politik, tetapi juga secara personal.

"Hubungan kami dengan keluarganya Bapak SBY sangat baik," tegasnya.

4. Singgung Gibran Jenguk SBY

Kaesang juga menyinggung soal kakaknya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang belum lama ini menjenguk SBY di RSPAD Gatot Subroto.

Kegiatan menjenguk itu dinilai sebagai simbol komunikasi lintas keluarga yang tetap terjaga.

"Kemarin juga Pak Wapres bertemu dengan beliau menjenguk di RSPAD," tambah Kaesang.

5. Berencana Temui AHY

Selanjutnya, Kaesang menyatakan niatnya untuk bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang tak lain adalah putra SBY dan penerus politiknya.

"Saya pun juga ingin berencana ketemu dengan Pak Ketum Demokrat, Mas AHY."

"Semuanya untuk bangsa ini. Tidak ada yang saling menjatuhkan juga," bebernya.

Baca juga: Dituding Bukan Alumni UGM oleh Penggugat Ijazah Jokowi, Mulyono Tertawa dan Acungkan Jempol

PIDATO JOKOWI - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam sesi 'Pesan Kebangsaan' di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).
PIDATO JOKOWI - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam sesi 'Pesan Kebangsaan' di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025). (TRIBUNNEWS.COM/IST/HO)

Bantahan Demokrat

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyatakan jika julukan 'Partai Biru' itu mengarah kepada Demokrat, maka dia memastikan hal tersebut menyesatkan.

Herzaky menegaskan tuduhan tersebut sebagai fitnah terhadap Partai Demokrat.

"Tuduhan tersebut adalah fitnah yang tidak berdasar. Istilah "partai biru" yang diarahkan kepada Partai Demokrat merupakan upaya insinuatif yang menyesatkan dan mencemarkan nama baik kami," ujarnya kepada Tribunnewscom, Senin (28/7/2025).

Insinuatif adalah kata sifat (adjektiva) dalam Bahasa Indonesia yang berarti bersifat menyindir atau memberi tuduhan secara tidak langsung.

Gaya komunikasi yang insinuatif biasanya tidak menyebutkan sesuatu secara eksplisit, tetapi menyampaikan maksud tersembunyi melalui kata-kata yang halus atau tersirat.

Herzaky juga menyatakan, hubungan antara keluarga SBY dan keluarga Jokowi sangat baik dan penuh saling hormat.

Bahkan, kata dia, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep turut menghadiri Kongres V Partai Demokrat yang dipimpin oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Mas AHY yang kebetulan sedang merawat ayahnya, telah mengutus Sekjen Herman Khaeron dan Waketum Teuku Riefky Harsya untuk menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep," ujarnya.

"Wakil Presiden Gibran bahkan menjenguk langsung Bapak SBY di RSPAD saat beliau kemarin dirawat," lanjut Herzaky.

Komentar Roy Suryo

Pakar telematika sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, menjawab tudingan adanya "orang besar yang melindunginya" untuk terus menggaungkan isu ijazah palsu Jokowi.

Roy Suryo secara tegas membantah tudingan yang menyebut dirinya menerima bayaran atau dilindungi "orang besar" untuk terus mendorong isu ijazah palsu Jokowi.

Bahkan, ia menilai tudingan tersebut sebagai pernyataan yang mengada-ngada.

"Ngaco (ngawur/asal-asalan), ngaco dan kalau dalam bahasa sahabat saya ini, terlalu. Terwelu itu adalah terlalu," kata Roy Suryo dalam program Sapa Indonesia Malam, Minggu (27/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Baca juga: Pengakuan Teman Jokowi dari Kaltim: Jokowi Lulus UGM, IPK Lebih Tinggi dari Saya

Roy Suryo juga menanggapi tudingan yang menyatakan bahwa dalang di balik isu ijazah palsu Jokowi diduga dari Partai Demokrat.

Tudingan tersebut muncul setelah Sekjen Peradi Bersatu Ade Darmawan memberikan bocoran siapa dalang di balik isu ijazah palsu Jokowi.

Menurut Roy Suryo, tindakan Ade telah kelewatan dan dapat menjadi bumerang karena merugikan Jokowi.

"Sebenarnya ini offside ya, Saudara Ade ini offside, dan dia harusnya malah justru bisa disanksi atau justru bisa dimarahin oleh Jokowi, karena itu justru menarik lawan yang lebih banyak untuk Jokowi," katanya.

Pernyataan Jokowi

Saat ditemui di kediamannya di Jalan Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Jumat (25/7/2025), Jokowi menyampaikan dugaannya bahwa ada agenda besar politik dalam isu ijazah palsunya dan pemakzulan Gibran.

"Feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan, artinya memang ada orang besar, ada yang back up," kata Jokowi.

Sementara, Polda Metro Jaya telah meningkatkan status kasus ijazah Jokowi ke tahap penyidikan usai gelar perkara oleh penyidik Subdit Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis (10/7/2025).

Dalam kasus ini, Jokowi menjerat para terlapor dengan Pasal 310 KUHP dan/atau Pasal 311 KUHP, serta Pasal 35 juncto Pasal 51 ayat (1), Pasal 32 ayat (1) juncto Pasal 48 ayat (1), dan/atau Pasal 27A juncto Pasal 45 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Dalam salinan undangan panggilan penyidik terhadap terperiksa, ada 12 nama terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu Jokowi yakni:

  1. Pakar Telematika Roy Suryo
  2. Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar
  3. Mantan Ketua KPK Abraham Samad
  4. Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana
  5. Anggota Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Damai Hari Lubis
  6. Anggota Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rustam Effendi
  7. Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadillah
  8. Anggota Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Kurnia Tri Royani
  9. Dokter, ilmuwan, penulis, dan aktivis kesehatan Tifauziah Tyassuma
  10. Podcaster, jurnalis, dan politikus muda Mikkael Benyammin Sinaga
  11. Nurdian Noviansyah Susilo
  12. Ali Ridho atau Aldo Husein

(Tribunnews.com/Nuryanti/Reza Deni/Rizki Sandi Saputra/Nina Yuniar)

Berita lain terkait Ijazah Jokowi

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved