Kamis, 2 Oktober 2025

Prabowo Punya Harta Rp2 T, Naik Rp300 Miliar sejak Jadi Capres 2014

Harta kekayaan Prabowo sebesar Rp2,06 triliun untuk periodik 2024. Kekayaannya mengalami kenaikan Rp300 miliar sejak jadi capres 2014.

BPMI Setpres dann Biro Humas Kemensos/Bayu Aprianto
PERESMIAN KDMP - Presiden Prabowo menghadiri acara Peluncuran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Senin (21/7/2025). Pada acara tersebut, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan 80.081 KDMP di seluruh Indonesia. Harta kekayaan Prabowo sebesar Rp2,06 triliun untuk periodik 2024. Kekayaannya mengalami kenaikan sekitar Rp300 miliar sejak jadi capres 2014. 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah merilis Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Presiden Prabowo Subianto.

Berdasarkan laporan tersebut, harta Prabowo untuk periodik tahun 2024 sebesar Rp2.062.241.012.691 (Rp2,06 triliun).

Mayoritas sumber harta Prabowo berasal dari surat berharga yang mencapai Rp1.701.879.000.000 (Rp1,7 triliun).

Selanjutnya, harta kekayaan Ketua Umum Partai Gerindra itu juga bersumber dari tanah dan bangunan sebanyak 10 unit yang tersebar di Jakarta Selatan dan Bogor, Jawa Barat, dengan total nilai mencapai Rp294.594.738.000 (Rp294,5 miliar).

Prabowo juga tercatat memiliki kendaraan berupa delapan mobil dengan total nilai Rp1.258.500.000 (Rp1,25 miliar), harta bergerak lainnya senilai Rp16.464.523.500 (Rp16,4 miliar), serta kas dan setara kas sebesar Rp48.044.251.191 (Rp48 miliar).

Dari harta kekayaannya itu, Prabowo tercatat tidak memiliki utang.

Di sisi lain, Prabowo tercatat pertama kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK saat mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2014. Ketika itu, ia tercatat memiliki harta Rp1.717.892.450.401 (Rp1,71 triliun). 

Baca juga: Harta Raffi Ahmad Rp1,03 T Masih Bisa Bertambah, Irfan Hakim Singung Kekayaan Nagita Slavina

Setelah itu, Prabowo kembali melaporkan hartanya saat menjadi capres untuk kedua kalinya pada Pilpres 2019.

Harta Prabowo mengalami kenaikan sekitar Rp240 juta menjadi Rp1.952.013.493.659 (Rp1,95 triliun).

Selanjutnya, ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) di era kepemimpinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dari tahun 2019-2024.

Dalam periode tersebut, sebagai pejabat publik, dia wajib melaporkan harta kekayaannya seperti yang tertuang dalam UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Pada awal menjabat sebagai Menhan, dia tercatat memiliki harta Rp2.005.956.560.835 (Rp2 triliun).

Lalu, di tahun selanjutnya, hartanya mengalami kenaikan sekitar Rp24 miliar menjadi Rp2.029.339.519.335 (Rp2,029 triliun).

Kemudian, pada 2021, kekayaan Prabowo tercatat 'hanya' mengalami kenaikan sebesar Rp3 miliar saja menjadi Rp2.032.478.722.760 (Rp2,032 triliun).

Kenaikan harta Prabowo kembali terjadi pada 2022, di mana tercatat 'hanya' naik sebesar Rp2 miliar menjadi Rp2.034.395.519.335 (Rp2,034 triliun).

Sementara, di masa jabatan terakhirnya sebagai Menhan, harta Prabowo lagi-lagi mengalami kenaikan sebesar Rp8 miliar menjadi Rp2.042.682.732.691 (Rp2,042 triliun).

Setelah Jokowi lengser, Prabowo pun tidak lagi menjadi Menhan dan kembali mencalonkan diri sebagai capres pada Pilpres 2024.

Dia pun kembali melaporkan harta kekayaannya ke lembaga antirasuah. Berdasarkan laporan tersebut, harta Prabowo tidak mengalami kenaikan sedikitpun.

Adapun kenaikan harta Prabowo baru terjadi saat dirinya resmi menjabat sebagai Presiden RI. Hartanya naik sebesar Rp20 miliar menjadi Rp2.062.241.012.691 (Rp2,062 triliun).

Ketika dilihat sejak mencalonkan diri menjadi capres pertama kali, menjadi Menhan, hingga kini menjabat sebagai Presiden RI, harta Prabowo mengalami kenaikan sekitar Rp300 miliar.

Apa Itu LHKPN?

Dikutip dari kpk.go.id, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) merupakan salah satu instrumen yang digunakan KPK demi mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) 

Adapun pihak yang wajib melaporkan LHKPN adalah setiap penyelenggara negara baik dari lembaga ekskutif, legislatif, maupun yudikatif.

Kategori penyelenggara negara yang wajib melaporkan LHKPN tertuang dalam UU Nomor 28 Tahun 1999.

Mereka adalah pejabat negara pada lembaga tertinggi negara, gubernur dan wakil gubernur, bupati atau walikota dan wakil bupati atau wakil walikota, dan pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Baca juga: Harta Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem Tersangka Korupsi Chromebook: Rp17 M, Tak Punya Rumah dan Mobil

Tak cuma pejabat publik, kandiat penyelenggara negara seperti capres dan cawapres serta calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah juga wajib melaporkan harta kekayaannya.

Sementara, menurut Pasal 4A ayat (1) Peraturan KPK Nomor 3 Tahun 2024, tertuang lebih rinci terkait pejabat negara yang melaporkan hartanya seperti duta besar luar biasa.

Selain itu, direksi hingga pejabat struktural di BUMN serta anak perusahaan BUMN dan BUMD juga diharuskan untuk melaporkan hartanya.

Bahkan, pimpinan perguruan tinggi negeri juga diwajibkan untuk melakukan hal serupa.

Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Peraturan KPK Nomor 3 Tahun 2024, tertulis bahwa LHKPN wajib dilaporkan pejabat negara paling lambat dua bulan terhitung sejak saat dilantik untuk pertama kalinya, berakhirnya masa jabatan atau pensiun, dan pengangkatan kembali setelah berakhirnya masa jabatan atau pensiun.

Kemudian, menurut Pasal 4 ayat (3), LHKPN wajib dilaporkan setiap tahunnya setiap tanggal 31 Desember per tahun laporan.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved