Senin, 29 September 2025

Prabowo Sebut 'Indonesia Gelap' Didanai Koruptor, Pakar Singgung Cara Berpikir

Bivitri Susanti mengomentari pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa gerakan "Indonesia gelap" didanai oleh koruptor.

|
BPMI Setpres dann Biro Humas Kemensos/Bayu Aprianto
INDONESIA GELAP - Presiden Prabowo menghadiri acara Peluncuran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Senin (21/7/2025). Bivitri Susanti mengomentari pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa gerakan "Indonesia gelap" didanai oleh koruptor. 

"Ternyata memang ini adalah rekayasa ini dibuat-buat. Ini dibayar oleh siapa? Oleh mereka-mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin, ya koruptor koruptor itu yang biayai demo-demo itu,” tutur Prabowo.

Eks Menteri Pertahanan ini menekankan bahwa masa depan RI sangat cerah lantaran mempunyai kekayaan yang luar biasa.

"Masa depan Indonesia cerah, saya sudah lihat angka-angkanya kekayaan kita luar biasa, tinggal kita bisa mengelola atau tidak, tinggal kita berani atau tidak menjalankan perintah Undang-Undang Dasar,” ungkapnya.

Pengakuan Tersangka soal Indonesia Gelap

Kejaksaan Agung sempat memutarkan video pernyataan tersangka perintangan penyidikan Marcella Santoso di ruang konferensi pers penyitaan uang terkait kasus korupsi ekspor CPO di lantai 11 Gedung Bundar, Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2025).

Dalam tayangan video, Marcella menyebut telah membuat sejumlah konten yang berisikan isu terkait sejumlah petinggi di Kejaksaan Agung serta pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Tak hanya itu, ia juga mengaku bahwa dirinya adalah aktor di balik pembuatan isu soal RUU TNI serta aksi Indonesia Gelap di media sosial yang beberapa lalu sempat menghebohkan publik.

"Saya menyadari dalam proses penanganan perkara ini terdapat postingan yang sama sekali tidak terkait dengan perkara yang ditangani," kata Marcella melalui rekaman video.

"Antara lain isu kehidupan pribadi Jaksa Agung, isu bapak Jampidsus, isu bapak Dirdik (Direktur Penyidikan), bahkan terdapat juga isu pemerintahan bapak Presiden Prabowo Subianto, seperti petisi RUU TNI dan Indonesia Gelap," lanjutnya.

Marcella lantas mengaku telah menyesal lantaran telah berbuat lalai dengan membuat sejumlah konten tersebut.

Pasalnya, sambung Marcella, konten tersebut telah memberikan kerugian pada sosok-sosok yang ia seret dalam unggahannya tersebut.

"Untuk itu dari hati yang paling dalam saya sampaikan penyesalan dan saya minta maaf pada bapak-bapak dan mungkin pihak-pihak lain yang terdampak," ucapnya.

Meski begitu, Marcella juga sempat berdalih bahwa dirinya tidak pernah memendam kebencian terhadap institusi maupun pribadi yang telah ia sebutkan dalam kontennya tersebut.

"Karena dalam chat saya dan sudah dimasukkan dalam BAP salah satunya terdapat percakapan antara saya dan rekan saya yang saya sampaikan, bahwa ada baiknya juga APH (aparat penegak hukum) seperti bapak Febrie (Ardiansyah-Jampdisus Kejagung)," ucapnya.

Ia mengaku salut dengan penegakan hukum yang dilakukan Kejagung lantaran dinilai cukup berwarna sehingga dirinya tidak membenci Kejagung meski korps Adhyaksa itu telah menetapkannya sebagai tersangka.

"Itulah pendapat pribadi saya sehingga saya tidak tak pernah ada kebencian pribadi dengan institusi ini atapun pemerintahan," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan