Minggu, 5 Oktober 2025

Pemkot Surabaya Terapkan Pendidikan Karakter dan Anti-Bullying lewat Sekolah Ramah Anak

Pemkot Surabaya menekankan pentingnya pelaksanaan MPLS tahun ajaran baru 2025/2026 yang ramah anak serta bebas bullying.

Editor: Content Writer
Istimewa
SEKOLAH RAMAH ANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengukuhkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah melalui penguatan program "Sekolah Ramah Anak", yang telah dideklarasikan Pemkot Surabaya sejak tahun 2019. 

TRIBUNNEWS.COM - Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026,  Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menguatkan program "Sekolah Ramah Anak", yang telah dideklarasikan sejak tahun 2019. Lewat langkah konkret ini, Pemkot Surabaya menegaskan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia. 

Adapun program "Sekolah Ramah Anak" bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Terlebih di era digitalisasi, anak-anak diharapkan bisa memilah penggunaan internet serta mengasah potensi bakat dan minat dalam segala bidang.

Kali ini, Pemkot Surabaya kembali menekankan pentingnya pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di tahun ajaran baru 2025/2026 yang ramah anak serta bebas dari praktik perundungan atau bullying.

Baca juga: Parkir Gratis dan Lapak UMKM di Minimarket: Komitmen Wali Kota Eri Cahyadi Entaskan Kemiskinan

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memberikan instruksi kepada seluruh satuan pendidikan, khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk menyelenggarakan MPLS yang menyenangkan, penuh kasih sayang, dan membangun suasana positif.

“Karakter anak-anak ini akan dimulai dari MPLS, sehingga suasana yang gembira dan nyaman akan membuat siswa betah di sekolah. Maka disitulah disiapkan sekolah yang penuh rasa kasih sayang, penuh rasa gembira, penuh dengan rasa agama,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi, Jumat (18/7/2025).

Menurutnya, pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan keluarga. Oleh karena itu, keterlibatan aktif orang tua sangat diperlukan dalam menjaga dan mendampingi tumbuh kembang anak.

"Saya berharap orang tua ini mempunyai peranan penting menjaga putra-putrinya. Tidak bisa hanya dititipkan di sekolah,” tegas Wali Kota Eri.

Sebagai bentuk kolaborasi nyata, Pemkot Surabaya telah mengatur sistem pembelajaran hingga pukul 12.00 WIB. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan program Sekolah Wawasan Kebangsaan serta Sekolah Bakat Minat yang berlangsung hingga pukul 14.00 WIB.

Melalui program tersebut, Wali Kota Eri berharap anak-anak diberikan ruang untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi non-akademik seperti seni, olahraga, dan keterampilan lainnya.

"Apa pun bakat dan minat anak, mari kita dukung sepenuhnya. Saya sangat berharap orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengeksplorasi hobi dan bakatnya,” katanya.

Baca juga: Eri Cahyadi Imbau Warga Peduli Bantu Keluarga Pramiskin, Terinspirasi Soekarno

Langkah progresif Kota Surabaya pun mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Direktur PAUD Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, Nia Nurhasanah, menyampaikan kekagumannya terhadap pelaksanaan MPLS di Surabaya yang dinilainya aman, nyaman, dan menggembirakan bagi siswa.

"Jika di rumah mereka disayangi orang tua, di sekolah baru pun mereka harus merasa sama. Mereka diperhatikan, dihormati, bahkan dimuliakan," tutur Nia saat meninjau kegiatan di TK-KB Bung Karno, Komplek Graha Bunda PAUD, Kota Surabaya.

Nia menilai sinergi antara sekolah, orang tua, dan Pemkot Surabaya sangat sejalan dengan berbagai program prioritas nasional. Program-program tersebut meliputi Wajib Belajar 13 Tahun, Gerakan 7++ Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH), MPLS Ramah, serta Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH).

“Ini merupakan sinergi dan kolaborasi luar biasa antara program prioritas kami dengan Pemkot Surabaya,” imbuh Nia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, memastikan bahwa seluruh SD dan SMP baik negeri maupun swasta telah menerapkan prinsip Sekolah Ramah Anak. Ia juga menyebut bahwa masing-masing sekolah diberi keleluasaan untuk berinovasi sesuai dengan karakteristik wilayahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved