Selasa, 7 Oktober 2025

Pemkot Surabaya Terapkan Pendidikan Karakter dan Anti-Bullying lewat Sekolah Ramah Anak

Pemkot Surabaya menekankan pentingnya pelaksanaan MPLS tahun ajaran baru 2025/2026 yang ramah anak serta bebas bullying.

Editor: Content Writer
Istimewa
SEKOLAH RAMAH ANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengukuhkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah melalui penguatan program "Sekolah Ramah Anak", yang telah dideklarasikan Pemkot Surabaya sejak tahun 2019. 

"Sudah diterapkan di semua sekolah, tergantung inovasi apa saja yang dibuat sekolah dan nanti kita evaluasi,” jelas Yusuf.

Yusuf menjabarkan bahwa prinsip sekolah ramah anak mencakup lingkungan yang edukatif, rekreatif, serta memperkuat pendidikan karakter siswa dari berbagai aspek, termasuk religius, akademik, hingga pengembangan bakat.

"Lingkungan sekolah yang ramah dan edukatif dikemas menjadi Sekolah Arek Suroboyo, program pembelajaran yang efektif dan edukatif,” ungkapnya.

Program Anti-Bullying dan Penanaman Nilai Toleransi

Untuk tahun ajaran baru ini, Dispendik Surabaya juga memfokuskan pada penguatan program anti-bullying dan penanaman nilai toleransi di sekolah. Menurut Yusuf, kunci utama mencegah perundungan adalah keberanian siswa untuk bersuara.

“Berani berpendapat, berani bicara, berani memberitahu, dan berani menolak jika ada hal yang tidak benar,” ujarnya.

Dalam mendukung implementasi tersebut, Pemkot Surabaya melalui Dispendik telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti-Bullying di setiap sekolah. Satgas ini terdiri dari unsur OSIS, ORPES (Organisasi Pelajar Sekolah), UKS, dan siswa senior.

Satgas ini bertugas mengenalkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler kepada siswa baru, serta membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan menemukan minat serta bakatnya.

“Dengan adanya Satgas ini, diharapkan tidak ada lagi kasus perundungan yang terjadi,” harap Yusuf.

Tema yang diusung untuk MPLS Tahun 2025 ini adalah “Sekolahku, Rumahku, Guruku, Orang Tuaku", yang bermaksud menjadi cerminan integrasi antara lingkungan sekolah dan rumah dalam membentuk karakter anak.

Yusuf berharap pelaksanaan MPLS selama sepekan menjadi awal positif dan menyenangkan bagi peserta siswa baru. Sekaligus pula diharapkan dapat memperkuat komitmen semua pihak dalam menciptakan suasana belajar yang aman dan sehat secara psikologis. 

"Kami berharap MPLS yang berjalan satu minggu ini menjadi awal masuk sekolah yang menyenangkan bagi para siswa dan bebas dari bullying," pungkasnya. (*)

Baca juga: Pemkot Surabaya Terus Berinovasi, Kini Bisa Urus Adminduk Mandiri dari Rumah Lewat Aplikasi KNG

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved