Pegiat Buruh Kritik Kementerian P2MI soal Rencana Ekspor Jasa: Pekerja Migran Bukan Komoditas Dagang
Unggahan resmi Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) yang menampilkan rencana ekspor jasa tenaga kerja disorot.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Forum Komunikasi Pekerja Migran Indonesia (FKPMI) Dato Zainul Arifin menyoroti keras unggahan resmi Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) yang menampilkan rencana ekspor jasa tenaga kerja lewat misi dagang Kementerian Perdagangan (Kemendag) ke Eropa.
Rencana itu disebut bagian dari rangkaian Gamescom di Jerman, 21–22 Agustus 2025. Menurut Zainul, narasi tersebut tidak etis dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan.
“Pekerja migran bukan komoditas ekspor. Menyamakan manusia dengan barang dagangan adalah bentuk pengingkaran terhadap martabat dan hak asasi,” kata dia kepada wartawan, Kamis (17/7/2024).
Zainul memahami, memperluas kesempatan kerja ke luar negeri penting. Namun, dia menilai pendekatan pemerintah seharusnya lebih manusiawi dan berkeadilan.
“Kerja sama antarnegara harus dibangun atas dasar saling menghormati, bukan dikemas dalam bingkai ekspor jasa tenaga kerja,” kata dia.
Zainul juga mempertanyakan urgensi penandatanganan PKS antara KP2MI dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin RI) yang juga dilakukan hari ini.
Menurutnya, kerja sama itu mengaburkan fungsi perlindungan dan menempatkan PMI dalam konteks ruang lingkup perdagangan.
“Kenapa bukan asosiasi perusahaan penempatan PMI yang digandeng? Ada lima asosiasi resmi yang selama ini berwenang. Kadin itu kamar dagang, bukan pelindung PMI,” ucapnya.
FKPMI mendesak KP2MI dan Kemendag segera mengklarifikasi rencana dan narasi tersebut serta mendorong Presiden dan Kementerian Luar Negeri untuk mengkaji ulang pendekatan kebijakan ketenagakerjaan luar negeri.
“Jangan ulangi kesalahan masa lalu. PMI adalah duta bangsa, bukan objek dagang,” tutup Zainul.
Diketahui, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sepakat menjalin kolaborasi dalam misi dagang luar negeri yang rencananya akan digelar Agustus atau September 2025 mendatang.
Menurut Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, kolaborasi ini menjadi langkah strategis memperluas ekspor jasa Indonesia, khususnya membuka akses pasar penempatan pekerja migran ke sejumlah negara di Eropa.
"Karena ternyata ekspor jasa juga menjadi salah satu fokus dari Kementerian Perdagangan. Kami bersepakat untuk berkolaborasi dalam misi dagang tersebut. Nantinya, akan ada pertemuan bisnis hingga presentasi terkait potensi di sektor apa saja yang bisa menjadi peluang untuk diisi oleh pekerja migran dari Indonesia," ungkap Christina di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Saat ini, fokus Kementerian P2MI adalah negara-negara yang memiliki permintaan (demand) terhadap pekerja migran dari Indonesia. Utamanya negara dengan regulasi ketenagakerjaan dengan persyararan yang bisa dipenuhi pekerja migran Indonesia. Seperti Belanda, Italia, Spanyol, Yunani dan Jerman.
"Nah, ini nanti akan dikerucutkan, mana yang kiranya paling pas disesuaikan dengan job order yang masuk di Kementerian P2MI," kata Christina Aryani.
Istri Djuyamto Mengaku Hanya Bisa Pasrah Ketika Suaminya Terlibat Perkara Dugaan Suap |
![]() |
---|
Menteri Mukhtarudin Tegaskan Komitmen Atasi Penumpukan Roster CPMI ke Korea Selatan |
![]() |
---|
Sidang Kasus Suap Hakim, Istri Hakim Nonaktif Djuyamto Jadi Saksi di Persidangan |
![]() |
---|
Ekonom Optimistis Kebijakan '8+4+5' Berdampak Signifikan pada Pasar Tenaga Kerja |
![]() |
---|
Kemenperin Genjot Hilirisasi Kemenyan: Diminati Pasar Global, India Hingga Prancis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.