Senin, 6 Oktober 2025

Pernikahan Dini Bukan Solusi Ekonomi, Psikolog: Justru Jatuhkan Masa Depan Anak

Tak sedikit orang tua menikahkan anaknya di usia remaja, karena menganggap hal tersebut sebagai jalan keluar dari kemiskinan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Kompas.com
Ilustrasi pernikahan dini 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktik pernikahan dini masih marak terjadi di berbagai wilayah Indonesia, kerap dipicu oleh alasan ekonomi, tekanan sosial, hingga dalih tradisi. 

Tak sedikit orang tua menikahkan anaknya di usia remaja karena menganggap hal tersebut sebagai jalan keluar dari kemiskinan atau demi menjaga nama baik keluarga.

Namun, menurut menurut psikolog psikoterapis dan keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi.M.Si, pendekatan semacam itu justru berisiko besar menghancurkan masa depan anak.

Baik dari sisi pendidikan, ekonomi, hingga kesejahteraan mental.

Baca juga: Angka Putus Sekolah Jenjang SMA Mencapai 20 Persen, Penyebabnya karena Pernikahan Dini

“Pernikahan dini tidak meningkatkan perekonomian, tapi justru menjatuhkan dalam jangka panjang,” ungkap Anna pada talkshow kesehatan, Selasa (15/7/2025).

Untuk mengubah pandangan ini, edukasi masyarakat menjadi langkah utama yang harus dilakukan secara masif dan strategis. 

Namun, edukasi tidak bisa hanya berupa larangan, seperti ‘jangan nikah muda’. 

Perlu pendekatan yang empatik dan relevan dengan nilai yang diyakini oleh masyarakat.

“Kami percaya Bapak Ibu itu ingin anaknya bahagia dan punya masa depan yang baik. Dan justru, pendidikan yang baik dan dukungan yang tepat akan membawa anak ke kehidupan ekonomi yang jauh lebih baik,” jelasnya.

Menurut Anna, pesan edukatif seperti ini bisa membantu orang tua menyadari bahwa menunda pernikahan dan memberi kesempatan pendidikan adalah investasi jangka panjang, bukan pengabaian terhadap tradisi atau nilai budaya.

Menggandeng Tokoh Masyarakat dan Agama

Strategi edukasi tidak cukup hanya dari lembaga kesehatan atau pendidikan. 

Perlu menggandeng tokoh-tokoh berpengaruh di lingkungan masyarakat. 

Tokoh adat, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat yang dihormati memiliki kekuatan besar untuk mengubah pandangan warga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved