Menteri Agama Nasaruddin Umar: Alam Bukan Objek Eksploitasi, Tapi Mitra Kehidupan
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan pentingnya menata ulang cara pandang umat terhadap alam semesta.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan pentingnya menata ulang cara pandang umat terhadap alam semesta.
Menurutnya, konsep ekoteologi sebagai pendekatan spiritual Islam yang relevan untuk merespons krisis lingkungan.
"Alam perlu diposisikan bukan sebagai objek eksploitasi, melainkan sebagai mitra dalam kehidupan. Kalau kita menganggap alam hanya objek, maka matilah rasa kita," ujar Nasaruddin.
Hal tersebut disampaikan Menag Nasaruddin saat membuka International Conference on Islamic Ecotheology for the Future of the Earth (ICIEFE) 2025 dan Kick-Off for the Refinement of MoRA’s Qur’anic di Jakarta.
Nasaruddin mengatakan manusia perlu membangun hubungan emosional dan spiritual dengan alam. Dia mendorong pemanfaatan otak kanan dalam memahami alam, bukan sekadar logika dan nalar semata.
Ia mencontohkan, masyarakat ribuan tahun lalu yang mampu bertahan hidup tanpa bantuan teknologi modern. Mereka, kata Menag, mengandalkan kedekatan dan persahabatan dengan alam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
“Mereka tidak membutuhkan laboratorium dan teknologi canggih, tetapi bisa bertahan hidup. Cara mereka adalah melalui persahabatannya dengan alam,” ungkapnya.
Pemahaman terhadap ekoteologi, katanya, tidak bisa dilepaskan dari kajian kosmologi. Ia merujuk pandangan sufi Ibnu Arabi yang menyatakan bahwa hanya Tuhan yang benar-benar memiliki wujud sejati, sementara alam adalah bayangan dari-Nya.
“Demikian pula kalau kita lihat tradisi Hindu di Bali, mereka sangat menghormati pohon-pohon besar. Sejak dulu telah menganggap alam ini sebagai partner. Makanya, mereka tidak berani menebangnya, bukan karena takut, tetapi dianggap sebagai bagian yang sama dengan dirinya,” jelasnya.
Baca juga: Mendagri Minta Pj Gubernur Bangka Belitung Selesaikan Masalah Eksploitasi Alam yang Berlebihan
ICIEFE 2025 turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Abu Rokhmad, Kepala Badan BMBPSDM, Dirjen Bimas Katolik, Dirjen Bimas Kristen, Dirjen Bimas Hindu, Kepala Kanwil Kemenag se-Indonesia, dan Tim Penyempurnaan Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama.
Bukan Sekadar Simbol dan Dokumen Antaragama, Deklarasi Istiqlal Jadi Seruan Persatuan Bangsa |
![]() |
---|
BAZNAS Bersama Menag RI Mulai Distribusikan Daging Dam untuk 42.215 Mustahik |
![]() |
---|
Bangunan Majelis Taklim di Bogor Ambruk saat Pengajian, Menag: Semoga Mereka Syahid |
![]() |
---|
Momentum Teladani Akhlak Rasulullah, Istighosah dan Ceramah Hiasi Peringatan Maulid Nabi di PIK 2 |
![]() |
---|
Tunjangan Profesi Guru Non PNS Naik, Menag: Dari Rp1,5 Juta Jadi Rp2 Juta per Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.