Minggu, 5 Oktober 2025

Warga Simbolon Ziarah ke TMP Kalibata, Serukan Jaga Budaya di Tengah Arus Modernisasi

Menurut Effendi, sedikitnya 13 hingga 15 tokoh bermarga Simbolon dimakamkan di TMP Kalibata. Ziarah itu bukan hanya penghormatan kepada leluhur, tetap

Penulis: Glery Lazuardi
Istimewa/net
HUT PSBI - Ratusan warga Batak bermarga Simbolon menggelar ziarah nasional di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu, 6 Juli 2025. Aksi ini menjadi peringatan HUT ke-18 organisasi Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) sekaligus seruan menjaga kearifan lokal di tengah arus zaman yang makin cepat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ratusan warga Batak bermarga Simbolon menggelar ziarah nasional di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu, 6 Juli 2025. Aksi ini menjadi peringatan HUT ke-18 organisasi Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) sekaligus seruan menjaga kearifan lokal di tengah arus zaman yang makin cepat.

Perayaan ulang tahun PSBI tahun ini dibuka dengan renungan suci di tengah guyuran hujan. Suasana khidmat menyelimuti ziarah ke pusara para leluhur di TMP Kalibata, termasuk Kolonel dan Letkol M. Simbolon yang menjadi bagian dari sejarah bangsa.

“Organisasi ini tidak disatukan oleh partai politik, tetapi oleh kekerabatan. Inilah akar dari kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya,” ujar Ketua Umum PSBI, Effendi Muara Sakti Simbolon, dalam sambutannya.

Menurut Effendi, sedikitnya 13 hingga 15 tokoh bermarga Simbolon dimakamkan di TMP Kalibata. Ziarah itu bukan hanya penghormatan kepada leluhur, tetapi juga refleksi atas pentingnya merawat warisan budaya.

Rakernas dan Agenda Budaya

Perayaan HUT PSBI ke-18 dirangkaikan dengan rapat kerja nasional (rakernas) yang digelar pada 7–8 Juli 2025. Lebih dari 700 peserta dari 156 wilayah, termasuk delegasi luar negeri, dijadwalkan hadir dalam forum yang akan dibuka oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Wapres Gibran Hadiri HUT ke-18 PSBI: Dorong Pelibatan Generasi Muda dan Pelestarian Budaya Batak

Effendi menyebut kegiatan PSBI digerakkan oleh semangat kebersamaan dan kepedulian sosial. Selama sebulan terakhir, PSBI telah menggelar pelayanan kesehatan, bantuan pendidikan, dan kunjungan kepada lansia berusia 80–90 tahun.

“Kami memberikan perhatian dan pelayanan kepada mereka sebagai bentuk hormat kepada generasi pendahulu,” tuturnya.

Seruan Budaya dan Kritik atas RUU Masyarakat Adat

Di tengah Rakernas, Effendi mengingatkan pentingnya pembangunan manusia yang berpijak pada nilai-nilai budaya.

“Kita tidak ingin pembangunan berlangsung tanpa jiwa kebudayaan. Manusia yang kuat secara karakter dan beriman adalah kunci,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pembahasan RUU Masyarakat Adat yang sedang digulirkan pemerintah. Menurutnya, pengakuan terhadap masyarakat adat tak boleh semata ekonomi, tetapi harus menyentuh akar budaya dan sejarah.

“Kami berharap, masyarakat adat tidak dijadikan alat politik. Biarlah kami tetap menjadi penjaga nilai-nilai,” ujarnya lantang.

Baca juga: Besok 25 Ribu Buruh Akan Padati Indonesia Arena GBK Hadiri Acara International Trade Union Congress 

Makna Persaudaraan yang Tak Lekang Zaman

Acara ziarah ditutup dengan doa bersama. Di hadapan ratusan anggota PSBI dari berbagai daerah, Effendi menyampaikan pesan sederhana tapi mendalam: saling menghargai dan saling membantu adalah makna sejati dari persaudaraan.

“Kadang kita menolong, kadang kita juga butuh ditolong. Itulah persaudaraan yang tak lekang waktu,” katanya.

Melalui perayaan ini, PSBI ingin terus meneguhkan posisinya sebagai penjaga warisan budaya di tengah perubahan zaman.

Bagi Effendi, kearifan lokal bukan sekadar romantisme masa lalu, tapi fondasi moral yang hidup dan relevan hari ini.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved