Sabtu, 4 Oktober 2025

Ibas: Rhontek Pacitan Sejahterkan Rakyat lewat Pariwisata, Kebudayaan, dan Ekonomi Kreatif

Edhie Baskoro mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang telah melestarikan Rhontek Pacitan sebagai ikon kebudayaan lokal yang membanggakan.

Editor: Content Writer
dok. MPR RI
FESTIVAL RHONTEK PACITAN - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono menghadiri sekaligus membuka Festival Ronthek Pacitan 2025 di Alun-Alun Pacitan (5/7/2025) didampingi sang istri, Aliya Rajasa Yudhoyono.  

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono membuka langsung Festival Ronthek Pacitan 2025, sebuah perayaan seni budaya yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Pacitan.

Ia menegaskan pentingnya mendukung pengembangan seni ronthek, bukan hanya sebagai warisan budaya dan memperkuat identitas daerah, tapi juga membuka peluang ekonomi kreatif yang dapat menyejahterahkan masyarakat serta menjadi kekuatan wisata budaya yang membanggakan. 

“Malam ini kita menyaksikan cahaya ronthek yang insyaallah tidak hanya menjadi kebangga tapi juga terus berkelanjutan,” ungkap Edhie Baskoro Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI mengawali sambutannya di Alun-Alun Pacitan (5/7/2025) didampingi sang istri, Aliya Rajasa Yudhoyono. 

“Saya ingat sekali di tahun 2018 lalu kami juga menyelenggarakan ronthek akbar di stadion Pacitan yang juga memberikan kesan tersendiri tidak hanya pada Kabupaten Pacitan tetapi juga kepada bangsa Indonesia yang sama-sama kita cintai. Dan hari ini kita bisa terus menikmati, ronten terus disenggarakan dan menjadi festival berkelanjutan di Kabupaten Pacitan,” lanjutnya.

Wakil Rakyat dari Dapil Jawa Timur VII ini kemudian menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Pacitan yang terus mewujudkan ronthek sebagai salah satu ikon kebudayaan lokal yang membanggakan.

Festival ini dipandang tidak hanya sebagai panggung seni, tetapi juga sebagai ruang spiritual untuk melahirkan jiwa-jiwa yang tenang, kreatif, dan bahagia.

“Terima kasih Kabupaten Pacitan yang terus mewajukan ronthek untuk terus menjadi bagian seni budaya yang tak terpisahkan," kata Edhie.

“Kita juga tidak hanya sekedar melihat sinar cahaya dari lantunan seni musik ronthek yang akan dilantunkan dari segala sudut Kabupaten Pacitan, tapi kita juga ingin melahirkan jiwa-jiwa yang tenang, jiwa-jiwa yang penuh dengan kreativitas, penuh dengan kebudayaan dan penuh dengan kebahagiaan dalam gemas syukur dan juga dari bumi yang terus diberkahi yaitu Kabupaten Pacitan," lanjutnya.

Baca juga: Hadiri Upacara Hari Bhayangkara, Ibas: Polri Sejati adalah Polri yang Dekat dengan Rakyat

Mengusung tema ‘Pacitan Sumandhang Nugraha’ yang artinya ‘sikap rendah hati yang mampu mengangkat anugerah kehidupan’, menurut Ibas festival ronthek ini dapat dimaknai sebagai panggilan moral untuk terus memajukan sektor pariwisata dan kebudayaan.

Sumandhang nugraha adalah sikap rendah hati yang harus kita tampilkan di hadapan publik yang juga bisa memanggul anugrah dalam kehidupan ini. Sebuah ajakan bagi kita agar bangsa ini, yang dipimpin oleh Presiden Prabowo bisa lebih maju dan  terus mengembangkan pariwisata seni budaya, termasuk yang ada di Kabupaten Pacitan,” ujarnya. 

Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini menggaris bawahi bagaimana festival ronthek ini memiliki peran strategis dalam membangun karakter bangsa dan membuka peluang ekonomi kreatif daerah, sehingga harus terus dirawat dan dijaga. 

“Tak bisa kita lupakan bahwa di sinilah akar dari setiap lompatan kemajuan. Warisan budaya adalah fondasi masa depan. Di sini, di Kabupaten Pacitan, tentu kita juga terus merayakan warisan dari masyarakat, dari para lelur kita, dari pemimpin yang terdahulu bahwa kita bisa menyambut ronthek untuk kegiatan seni budaya dalam jangka yang panjang,” ungkapnya. 

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini juga menyampaikan bahwa festival yang digelar di tanah yang dijuluki ’70 Miles of Paradise’ ini tidak hanya menampilkan keindahan alam tetapi juga menghadirkan kekayaan musikalitasnya. 

“Di sini, di tanah ’70 Miles of Paradise’ kita tidak hanya melihat gunung, laut, tapi juga seni tari, musiknya pun dapat terus kita berdayakan, tingkatkan, dan kita kembangkan dari waktu ke waktu," ujar Edhie.

“Semoga Pacitan juga tidak hanya ramah terhadap masyarakat yang ada di Pacitan, tapi juga bisa ramah pada siapapun yang hendak bertamu, berkunjung, dan juga menjadi tempat yang baik untuk terus belajar dan berguru," imbuhnya.

Baca juga: Tinjau Program Balai Latihan Kerja Komunitas, Ibas Dorong Santri Melek Teknologi 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved