Kamis, 2 Oktober 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Mengenal Chromebook yang Membuat Nadiem Makarim Dicekal ke Luar Negeri, Penjelasan Kejagung & Nadiem

Sebenarnya Chromebook secara tampilan fisik mirip laptop pada umumnya, dengan terdapat keyboard, layar, webcam, dan lainnya.

|
Penulis: Hasanudin Aco
Kolase Tribunnews/net
DUGAAN KORUPSI LAPTOP - Kolase foto Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 24 Januari 2023, dan foto ilustrasi laptop dengan sistem operasi Chromebook dari Google. 

Chromebook umumnya menawarkan kinerja yang cepat untuk mengerjakan tugas berbasis web, waktu booting yang cepat, dan pengoperasian yang lancar.

Namun, Chromebook cenderung kesulitan buat menjalankan aplikasi berat dan multitasking.

Kompatibilitas software Chromebook terbatas. Chromebook lebih mengandalkan aplikasi berbasis web.

Misalnya, pengguna dapat mengakses Microsoft Office melalui web Microsoft Office Online atau Google Workspace.

Untuk spesifikasinya, Chromebook umumnya menggunakan prosesor dengan kemampuan lebih rendah dibanding laptop biasa.

Sebab, hardware yang digunakan disesuaikan dengan ekosistem ChromeOS yang lebih ringan dibanding Windows, Linux, atau MacOS

Bedanya, SSD memiliki kinerja yang jauh lebih unggul, lebih cepat dan tersedia dalam ukuran yang jauh lebih besar dibanding eMMC.

Ukuran penyimpanan Chromebook lebih mirip dengan penyimpanan smartphone, misalnya kapasitas 16 GB, 32 GB, atau 64 GB.

Dengan kapasitas memori penyimpanan lokal yang relatif kecil, Chromebook cenderung mengandalkan penyimpanan berbasis Cloud seperti Google Drive.

Laptop jenis inilah yang menyeret nama eks stafsus Nadiem Makarim dalam dugaan kasus korupsi.

Mengapa Kejaksaan Agung Sebut Laptop Chromebook Tak Efektif?

Kepala Pusat Penerangan Hukum  Kejaksaan Agung, Harli Siregar, mengatakanlaptop dengan OS Chromebook dinilai tidak efektif digunakan saat itu.

Pasalnya, pada tahun 2019, persebaran jaringan internet di Indonesia belum merata.

Harli menuturkan ketika itu, sudah ada ujicoba terhadap 1.000 laptop Chromebook dan diambil kesimpulan tidak efektif untuk digunakan oleh siswa.

"Padahal itu dilakukan bukan menjadi kebutuhan pada saat itu. Kenapa? Kalau tidak salah pada tahun 2019, sudah dilakukan uji coba terhadap penerapan Chromebook itu terhadap 1.000 unit tidak efektif."

"Kenapa tidak efektif? Karena internet di Indonesia saat itu belum sepenuhnya sama," jelas Harli saat itu.

Harli juga menuturkan bahwa ada dugaan pemufakatan jahat dari beberapa pihak dengan membuat kajian terkait pengadaan laptop di sektor pendidikan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved