Laut China Selatan
Tiongkok akan Terus Kuatkan Hegemoni di Laut China Selatan untuk Amankan Kepentingan Ekonomi
Itu sebabnya China kini memiliki beberapa lapis kekuatan untuk menjaga kedaulatan dan penguasaannya atas Laut China Selatan
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiongkok diyakini akan terus memperkuat hegemoni dan dominasinya di Laut China Selatan demi mengamankan jalur perdagangan internasionalnya dalam jangka panjang.
Kondisi itu akan menyebabkan China akan terus bergesekan dengan negara-negara tetangganya di Asia Timur, Asia Tenggara dan yang berdekatan dengan Laut China Selatan.
Baca juga: Misteri Kereta Pertama China yang Tiba di Iran Sebelum Israel Menyerang
"Sejak 2010 kebijakan maritim China sudah terbentuk. Doktrin China adalah di 2049-2050 nanti mereka sudah menguasai maritim dunia."
"China saat ini sudah menguasai 81 persen pembangunan sea trade, ekonomi China sekarang luar biasa," kata Laksamana Muda TNI Kresno Kuntoro, Staf Khusus Kepala Staf TNI AL di acara diskusi bertajuk “Diplomasi Maritim China di Asia Tenggara: Pandangan Dari Indonesia” yang diselenggarakan Forum Sinologi Indonesia di Jakarta, Kamis, 19 Juni 2025.
Baca juga: Citra Satelit Tunjukkan China Bangun Pulau-Pulau Buatan di Laut China Selatan, AS Terseret Konflik
Dia menjelaskan, tipologi konflik di Laut China Selatan itu bersifat never ending story, alias akan terus menerus terjadi tanpa kesudahan.
"Itu masalah lama, fluktuatif, dinamis dan Indonesia akan selalu menjadi fasilitatornya. Akan selalu muncul isu baru yang sebenarnya isu lama," beber Laksamana Muda Kresno Kuntoro.
Dia mengingatkan ada pepatah, 'siapa menguasai lautan akan menguasai dunia.'
"Negara yang menguasai dunia, pasti memiliki angkatan laut yang kuat dan itu terjadi sejak dulu seperti Spanyol, Inggris dan Belanda di masa lalu. Ketika kita membangun sektor kelautan maka hal itu akan mensupport langsung masalah ekonomi," tegasnya.
Itu sebabnya China kini memiliki beberapa lapis kekuatan untuk menjaga kedaulatan dan penguasaannya atas Laut China Selatan, seperti pasukan penjaga pantai atau coast guard, pembentukan armada perikanan dan lain-lain hingga patroli militer laut.
"Ini semua isu lama yang di zaman dulu sudah ada. Isu-isu itu selalu diolah lagi untuk menarik narik peran Indonesia agar terlibat masuk," sebutnya.
China Melawan UNCLOS
Dia mengatakan, tahun 2009 China secara sepihak mneerbitkan peta Laut China Selatan yang tidak ada penjelasannnya tapi beredar luas dan digunakan untuk klaim China di Laut China Selatan terhadap negara lain.
Klaim itu bertentangan dengan Hukum Laut Internasional (UNCLOS), kode etik perilaku di Laut China Selatan (LCS).
"China membuat peraturan sendiri untuk foreign nuclear vessel yang passing through di perairan yang dikontrol China. Aturan-aturan yang dibuat China banyak bertentuangan dengan Maritime Freedom, prinsip Open Sea, kesepakatan UNCLOS dan International Maritime Organization dan lain-lain," sebutnya.
Tentu saja hal ini merugikan negara lain dan merisaukan negara-negara tetangganya.
"Coast Guard Law di China memberi kewenangan kepada Coast Guard mereka untuk melakukan penegakan hukum untuk semua kejadian di laut dan diberi kewenangan pegang senjata. Di China tidak ada perbedaan sipil-militer khusus masalah ini," dia mencontohkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.