Jumat, 3 Oktober 2025

Idul Adha 2025

5 Naskah Khutbah Idul Adha 2025/1446 H Meneladani Nabi Ibrahim AS Tentang Pengorbanan

Kumpulan naskah Khutbah Idul Adha 2025/ 1446 H meneladani Nabi Ibrahim AS, tentang pengorbanan untuk kebaikan alam, hingga pilar Islam berkemajuan.

Tribunnews.com/Bayu Pratama
KHUTBAH IDUL ADHA - Grafis desain ucapan Idul Adha 1446 Hijriah, 6 Juni 2025 dari Tribunnews.com/Bayu Pratama dibuat Rabu (4/6/2025). Kumpulan naskah Khutbah Idul Adha 2025/ 1446 H meneladani Nabi Ibrahim AS, tentang pengorbanan untuk kebaikan alam, hingga pilar Islam berkemajuan. 

Pengorbanan seorang hamba dalam melaksanakan perintah Allah Swt adalah simbol upaya seorang hamba untuk menjadikan dirinya lebih dekat dengan Allah. Dalam konteks ibadah kurban, Nabi saw memberikan ilustrasi bagaimana proses kedekatan hamba dengan Allah melalui sabda yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam kitab Sunan At-Tirmidzi:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا .

“Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Iduladha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.”

Dalam konteks kehidupan modern, semangat Iduladha mengajarkan umat Islam untuk menumbuhkan nilai solidaritas, empati, dan kepedulian sosial terhadap sesama, terutama kepada kaum duafa. Pengorbanan yang dilakukan bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk waktu, tenaga, dan perhatian yang tulus.

Jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Meneladani Nabi Ibrahim a.s. dalam pengorbanan beliau untuk kebaikan alam dan kehidupan berarti menerapkan prinsip-prinsip yang menjadi ciri khas beliau, prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan dengan Allah Swt, keluarga, maupun masyarakat.

Prinsip pertama, ketaatan kepada Allah Swt, dengan cara menegakkan kebenaran, seperti Nabi Ibrahim yang menolak penyembahan berhala dan menyebarkan kebenaran tentang tauhid, kita juga harus berani menegakkan kebenaran dan menjauhi kemungkaran. Nabi Ibrahim a.s. berkata dalam Q.S. Al-An’am/6 :79:

إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ.

“Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”

Menjalankan perintah Allah Swt, Nabi Ibrahim a.s. selalu taat dan patuh pada perintah Allah, termasuk saat diperintah mengungsikan istri dan anaknya ke tempat tandus, atau saat akan menyembelih Nabi Ismail a.s. Kita juga harus berusaha menjalankan perintah Allah dengan penuh kesabaran dan ketekunan. 

Berdo’a dan berserah kepada Allah Swt, Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai hamba yang selalu berdo’a dan berserah kepada Allah dalam segala urusan. Kita juga harus selalu berdo’a dan berserah kepada Allah dalam menghadapi cobaan dan kesulitan karena Allah adalah pemilik alam semesta dan segala yang ada di dalamnya.

Prinsip kedua, keikhlasan dalam berdakwah. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai seorang yang berdakwah dengan lemah lembut dan bijaksana. Nabi Ibrahim a.s. selalu berdakwah dengan penuh semangat dan tidak pernah menyerah, meskipun menghadapi banyak tantangan, bahkan dengan gagah berani mendakwahkan kepada sang penguasa, yaitu Raja Namrudz. Al-Qur’an mengabadikan momen ini dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 258, ketika Nabi Ibrahim berkata:

…رَبِّيَ ٱلَّذِي يُحۡيِۦ وَيُمِيتُ...

”... Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan...”

Prinsip ketiga, kesabaran dalam menghadapi cobaan. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai hamba yang sabar dalam menghadapi cobaan, hingga digelari sebagai Ulul Azmi. Karena cobaan adalah bagian dari kehidupan dan ujian dari Allah Swt. Memohon pertolongan Allah dalam menghadapi cobaan, karena Allah adalah satu-satunya yang dapat memberikan pertolongan dan kesabaran, selalu berusaha dan berdo’a dalam setiap urusan, karena usaha, do’a adalah kunci kesuksesan dan keberkahan dalam hidup. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Ash-Shaffat/37: 102-107:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ وَنَٰدَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ.

“Maka ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya. Ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah). Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesuungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar. Kami mengabadikan untuknya (pujian) pada orang-orang yang datang kemudian, ”Salam sejahtera atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ash-Shaffât/37: 102-110).

Jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Dengan meneladani Nabi Ibrahim a.s. umat Islam diharapkan mampu mengaplikasikan nilai keikhlasan dan pengorbanan dalam setiap aspek kehidupan, baik secara personal maupun sosial. Iduladha menjadi momentum untuk memperbaiki diri, mempertebal keimanan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengorbanan demi kebaikan bersama.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَر،ُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَالطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ، وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه. فَقَالَ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ العَظِيْم: إِنَّ اللهَ وَمَلاَ ئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِى يَاأَيُّهَا الَّذِينَ أًمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِين, وَالتَّابِعِين وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ, وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتَكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَالْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَىٰ وَالتُّقَىٰ وَالْعَفَافَ وَالْغِنَىٰ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

2. Khutbah Idul Adha 2025/1446 H: Teladan Ibrahim AS dalam Carut Marut Kehidupan

Allahu Akbar 2x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Kumandang takbir kembali membahana di seluruh pelosok dunia, menyambut hari akbar bagi umat Islam, sebuah hari yang sarat dengan makna dan nilai. Inilah hari raya kurban atau Idul Adha yang jatuh pada hari ini, 10 Dzulhijah 1446 H, bertepatan dengan 6 Juni 2025. 

Untuk semua kenikmatan ini, sangat wajar jika kita mengucapkan syukur sambil memuji Allah Swt, Sang Khaliq Penguasa Alam Semesta, Yang Maha Kuasa dan Perkasa.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved