Senin, 29 September 2025

Istana Tegaskan Ucapan Prabowo soal LSM Didanai Luar Negeri untuk Adu Domba Bukan Ajakan Benci Asing

Istana menegaskan pidato Prabowo menyebut LSM didanai pihak asing untuk mengadu domba bukan bermaksud mengajak masyarakat membenci asing.

TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi melakukan wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2025). Hasan menegaskan pidato Prabowo menyebut LSM didanai pihak asing untuk mengadu domba bukan bermaksud mengajak masyarakat membenci asing. Hal ini disampaikannya pada Selasa (3/6/2025). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menegaskan pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyebut bahwa lembaga swadaya masyarakat (LSM) didanai pihak asing untuk mengadu domba masyarakat bukan sebagai ajakan membenci asing.

Hasan mengatakan pidato Prabowo tersebut sebagai wujud penekanan agar bangsa Indonesia tidak 'digadaikan' demi kepentingan tertentu.

"Presiden menyatakan bahwa beliau tidak sedang mengajak kita untuk membenci asing."

"Tapi beliau juga menekankan bahwa jangan gadaikan kepentingan nasional kita, jangan gadaikan persatuan kita, jangan gadaikan kedaulatan nasional kita, untuk kepentingan lain. Apalagi kepentingan-kepentingan di luar negara kita," katanya dalam konferensi pers di Kantor PCO, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Hasan menuturkan Prabowo tidak menyamaratakan bahwa semua LSM yang didanai pihak asing pasti melakukan adu domba di masyarakat.

Dia juga mengungkapkan bahwa Prabowo mengakui banyak LSM yang turut berperan dalam kehidupan bangsa Indonesia seperti dalam isu pendidikan hingga kemanusiaan.

"Yang ditekankan oleh Bapak Presiden, bukan seluruh LSM, bukan LSM secara keseluruhan."

"Tetapi, kelompok-kelompok yang merongrong persatuan, mendiskreditkan pemerintah dengan menyebar isu-isu tidak benar, dan juga kelompok yang diindikasikan mengadu domba dan memecah belah persatuan kita," tutur Hasan.

Baca juga: Ketua LSM dan ASN Inspektorat di Sumenep Ditangkap Saat Memeras Kades Rp20 Juta

Dia memastikan sebelum Prabowo menyatakan hal tersebut, pasti sudah memiliki informasi dan data sebelumnya.

Selain itu, Hasan juga meyakini bahwa Prabowo sudah memiliki rekam jejak dalam menghadapi upaya intervensi asing ketika pemerintah membuat suatu kebijakan.

"Dalam sejarah kita, Bapak Presiden juga mengalami banyak perjalanan sejarah, beliau paham betul bahwa dalam banyak kejadian-kejadian di republik kita ini tidak terlepas dari intervensi asing," ujar Hasan.

Hasan lantas mencontohkan LSM yang didanai asing dengan tujuan untuk mendiskreditkan pemerintah dan mengadu domba masyarakat.

"Batasannya adalah organisasi-organisasi tertentu yang memang tampak dengan jelas kemudian selalu mendiskreditkan bangsa kita, pemerintah, atau mencemooh usaha-usaha kemajuan yang ingin kita lakukan, atau mencoba membatalkan program-program prioritas pemerintah dibatalkan saja," jelasnya.

Hasan membandingkan pidato Prabowo tersebut dengan upaya memberantas premanisme.

Di mana ada preman dengan label organisasi masyarakat (ormas), tetapi tidak kemudian seluruh ormas harus dibubarkan demi memberantas premanisme.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan