Sabtu, 4 Oktober 2025

Pengangguran Tinggi Bikin Penipuan Lowongan Kerja Marak, Ini Tips Mengantisipasinya

Para pelaku penipuan tersebut sering kali memanfaatkan logo, nama, serta informasi palsu untuk meyakinkan korbannya

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
dok. Kemenaker
LOWONGAN KERJA - Para pencari kerja sebuah acara Job Fair Nasional 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta. Penipuan lowongan kerja belakangan marak terjadi di berbagai platform lamaran kerja seiring dengan terus bertambahnya angkatan kerja baru serta pekerja yang menjadi korban PHK   

Imbauan Kementerian Ketenagakerjaan

Mengutip Kontan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap maraknya penipuan yang mengatasnamakan lowongan pekerjaan. 

Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan, banyaknya laporan dari masyarakat terkait penipuan yang berkedok rekrutmen tenaga kerja.

“Kami terus mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi terkait lowongan pekerjaan, terutama yang menggunakan platform online atau melalui media sosial,” ujar Anwar dikutip Kontan.

Ini Modus-modusnya

Anwar menjelaskan, modus penipuan yang sering digunakan adalah perekrut palsu yang mengklaim bagian dari perusahaan terkemuka, baik perusahaan lokal maupun multinasional.

Para pelaku penipuan tersebut sering kali memanfaatkan logo, nama, serta informasi palsu untuk meyakinkan korbannya. 

Dia menambahkan, salah satu ciri penipuan yang sering dilakukan adalah dengan meminta biaya administrasi, pelatihan, atau akomodasi sebagai syarat untuk melanjutkan ke proses seleksi berikutnya. 

"Jangan pernah memberikan apapun untuk mendapatkan pekerjaan. Jika dipaksa untuk membayar, segera laporkan ke pihak berwenang atau kanal pelaporan Kemnaker," jelas Anwar.

Antisipasi Praktik Penipuan Lowongan Kerja

Menanggapi maraknya penipuan lewat lowongan kerja palsu, Head of Platform Operations Glints TapLoker Cynthia Dewi menyatakan bahwa perusahaan yang terlibat telah lolos verifikasi identitas tahap awal, setelah mengirimkan dokumen legal yang sah atau valid.

Menurut dia, deskripsi dan pekerjaan yang diposting pun tidak menunjukkan indikasi risiko.

Setelah menerima laporan pengguna tersebut, pihaknya melibatkan tim job fraud mereka untuk melakukan investigasi. Setelah detailnya diverifikasi, perusahaan mencurigakan tersebut segera diblokir dan dihapus dari platform mereka.

Cynthia mengakui pihaknya menemukan kenaikan kasus penipuan dengan modus meminta korban untuk melanjutkan pembicaraan lewat aplikasi pesan anonim seperti Telegram.

Sang penipu sering kali meminta korbannya untuk mentransfer uang mereka ke rekening online sebagai bagian dari proses wawancara atau rekrutmen palsu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved