Khutbah Jumat Menyambut Idul Adha 1446H/2025 dan Keteladanan Nabi Ibrahim
Berikut ini naskah khutbah Jumat menyambut Idul Adha 1446H/2025 dan keteladanan Nabi Ibrahim, bisa digunakan untuk ceramah besok.
Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada beberapa peristiwa yang menimpa Nabiyullah Ibrahim AS beserta keluarganya Ismail dan Siti Hajar. Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun.
Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri di tanah Palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal.
Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui nabi Ismail, beliau mencari air kian kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.
Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah. Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk membeli air. Datang rejeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya.
Akhirnya lembah itu hingga saat ini terkenal dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat do’a Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat. Kota mekkah yang aman dan makmur dilukiskan oleh Allah dalam Al-Qur’an, QS Al-Baqarah: 126:
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
Khutbah Kedua
Hadirin Jama’ah sholat Jumat yang dimuliakan Allah, Dari ayat tersebut, kita memperoleh bukti yang jelas bahwa kota Makkah hingga saat ini memiliki kemakmuran yang melimpah. Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia, memperoleh fasilitas yang cukup, selama melakukan ibadah haji maupun umrah.
Hal itu membuktikan tingkat kemakmuran modern, dalam tata pemerintahan dan ekonomi, serta keamanan hukum, sebagai faktor utama kemakmuran rakyat yang mengagumkan. Yang semua itu menjadi dalil, bahwa do’a Nabi Ibrahim dikabulkan Allah SWT. Semua kemakmuran tidak hanya dinikmati oleh orang Islam saja. Orang- orang yang tidak beragama Islam pun ikut menikmati.
Hadirin sholat Jumat yang dimuliakan Allah, Idul Adha yang akan kita peringati tidak lama lagi, dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari menyembelih hewan ternak. Sejarahnya adalah bermula dari ujian paling berat yang menimpa Nabiyullah Ibrahim.
Disebabkan kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).
Ujian yang dihadapi Nabi Ibrahim, yaitu kekayaan dan keluarganya dan tidak membuatnya lalai dalam taatnya kepada Allah.
Hadirin sholat Jumat yang dirahmati Allah, marilah kita jadikan momen menjelang Idul Adha ini sebagai waktu untuk merenung, memperbaiki diri, dan memperbanyak amal ibadah, baik dalam bentuk ibadah mahdhah seperti sholat dan dzikir, maupun ibadah sosial seperti berbagi kepada sesama.
Mari kita sambut hari besar Idul Adha ini dengan amal terbaik, menumbuhkan rasa empati terhadap sesama, dan mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat. Semoga Allah menerima setiap ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang diridhai-Nya.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Catatan: Khutbah ini disusun berdasarkan referensi dari Kanwil Kemenag Sulawesi Tenggara (LINK).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.