Senin, 6 Oktober 2025

Khutbah Jumat Menyambut Idul Adha 1446H/2025 dan Keteladanan Nabi Ibrahim

Berikut ini naskah khutbah Jumat menyambut Idul Adha 1446H/2025 dan keteladanan Nabi Ibrahim, bisa digunakan untuk ceramah besok.

Canva/Tribunnews
ILUSTRASI KHUTBAH JUMAT - Gambar dibuat di Canva pada Kamis (29/5/2025). Berikut ini naskah khutbah Jumat menyambut Idul Adha 1446H/2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini khutbah Jumat untuk menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriyah/2025.

Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah 1446 H akan jatuh pada 6 Juni 2025, menurut hasil sidang Isbat penentuan awal Dzulhijjah yang dirilis oleh Kementerian Agama RI.

Pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam diingatkan untuk selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah.

Selain itu, penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha juga mengajarkan untuk saling berbagi.

Selengkapnya, simak contoh khutbah Jumat menyambut Idul Adha di bawah ini yang dapat menjadi bahan ceramah pada hari Jumat (30/5/2025) besok.

Judul: Menyambut Hari Raya Idul Adha

Khutbah Pertama

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,

Baca juga: 2 Khutbah Jumat tentang Haji, Pupuk Niat dan Semangat Pergi Beribadah ke Tanah Suci

Hari Raya Idul Adha yang akan kita sambut sebentar lagi adalah momentum penting dalam kehidupan umat Islam. Idul Adha dikenal juga sebagai Hari Raya Qurban, yang mengingatkan kita pada kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah ini mengajarkan kita tentang keikhlasan, ketaatan, dan pengorbanan dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah." (QS. Al-Kautsar: 1-2)

Ayat ini menegaskan pentingnya ibadah qurban sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Ibadah qurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi juga merupakan simbol ketakwaan dan kepedulian sosial. Dengan berqurban, kita berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan, mempererat tali persaudaraan, dan menumbuhkan rasa empati dalam masyarakat.

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada amalan anak Adam pada hari Nahr yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban." (HR. Tirmidzi)

Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kepedulian sosial kita.

Khutbah Kedua

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Di khutbah kedua ini, marilah kita memperbanyak istighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Semoga Allah menerima taubat kita dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang bertakwa.

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,

Menjelang Idul Adha, mari kita persiapkan diri dengan memperbanyak amal ibadah, seperti shalat, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan tentunya mempersiapkan hewan qurban bagi yang mampu. Semoga dengan ibadah-ibadah tersebut, kita dapat meraih ridha Allah dan menjadikan Idul Adha sebagai hari yang penuh berkah.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Catatan: Khutbah ini disusun berdasarkan referensi dari Kanwil Kemenag Sumatera Selatan (LINK 1) (LINK 2).

Judul: Keteladanan Nabi Ibrahim

Khutbah Pertama

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hadirin Jama’ah sholat Jumat yang dimuliakan Allah, sebentar lagi kita akan menyambut Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah 1446 H yang jatuh pada 6 Juni 2025.

Idul adha disebut juga “Hari Raya Haji”, dimana pada hari itu kaum muslimin sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang di sebut pakaian ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. 

Tidak dapat dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama- sama mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca kalimat talbiyah.

Disamping Idul Adha dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena merupakan hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Qurban itu sendiri artinya dekat, sehingga Qurban ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin.

Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada beberapa peristiwa yang menimpa Nabiyullah Ibrahim AS beserta keluarganya Ismail dan Siti Hajar. Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun.

Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri di tanah Palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal.

Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui nabi Ismail, beliau mencari air kian kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.

Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah. Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk membeli air. Datang rejeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya.

Akhirnya lembah itu hingga saat ini terkenal dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat do’a Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat. Kota mekkah yang aman dan makmur dilukiskan oleh Allah dalam Al-Qur’an, QS Al-Baqarah: 126:

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

Khutbah Kedua

Hadirin Jama’ah sholat Jumat yang dimuliakan Allah, Dari ayat tersebut, kita memperoleh bukti yang jelas bahwa kota Makkah hingga saat ini memiliki kemakmuran yang melimpah. Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia, memperoleh fasilitas yang cukup, selama melakukan ibadah haji maupun umrah.

Hal itu membuktikan tingkat kemakmuran modern, dalam tata pemerintahan dan ekonomi, serta keamanan hukum, sebagai faktor utama kemakmuran rakyat yang mengagumkan. Yang semua itu menjadi dalil, bahwa do’a Nabi Ibrahim dikabulkan Allah SWT. Semua kemakmuran tidak hanya dinikmati oleh orang Islam saja. Orang- orang yang tidak beragama Islam pun ikut menikmati.

Hadirin sholat Jumat yang dimuliakan Allah, Idul Adha yang akan kita peringati tidak lama lagi, dinamai juga “Idul Nahr” artinya  hari menyembelih hewan ternak. Sejarahnya adalah bermula dari ujian paling berat yang menimpa Nabiyullah Ibrahim.

Disebabkan kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).

Ujian yang dihadapi Nabi Ibrahim, yaitu kekayaan dan keluarganya dan tidak membuatnya lalai dalam taatnya kepada Allah.

Hadirin sholat Jumat yang dirahmati Allah, marilah kita jadikan momen menjelang Idul Adha ini sebagai waktu untuk merenung, memperbaiki diri, dan memperbanyak amal ibadah, baik dalam bentuk ibadah mahdhah seperti sholat dan dzikir, maupun ibadah sosial seperti berbagi kepada sesama.

Mari kita sambut hari besar Idul Adha ini dengan amal terbaik, menumbuhkan rasa empati terhadap sesama, dan mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat. Semoga Allah menerima setiap ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang diridhai-Nya.

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Catatan: Khutbah ini disusun berdasarkan referensi dari Kanwil Kemenag Sulawesi Tenggara (LINK).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved