Senin, 6 Oktober 2025

Aksi Ojek Online

Alasan Koalisi Ojol Nasional Tak Ikut Demo, Ogah Suara Driver Dijadikan Alat Permainan Elite Politik

Ketua Presidium KON, mengatakan pihaknya melihat semakin banyak pihak luar yang mencoba mendompleng isu-isu driver ojol untuk kepentingan politik.

Penulis: Rifqah
Editor: Febri Prasetyo
Tribunnews/Choirul Arifin
DEMO OJOL - Foto Driver ojek online saat menunggu orderan penumpang di shelter kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ketua Presidium KON, mengatakan pihaknya melihat semakin banyak pihak luar yang mencoba mendompleng isu-isu driver ojol untuk kepentingan politik. 

Freddy menyatakan anggota komunitasnya akan tetap beroperasi di luar wilayah tempat aksi akbar tersebut dilaksanakan.  

Ia menghargai pilihan rekan-rekannya untuk berdemo dan berharap aksi tersebut tidak diwarnai oleh kekerasan atau tindakan anarkis.

Freddy juga menekankan, sesama pengemudi ojol harus memiliki rasa saling menghargai sehingga tidak ada unsur pemaksaan untuk mengikuti aksi tersebut.

Dia pun menyarankan agar permasalahan yang ada itu dirundingkan bersama saja dengan pihak aplikator hingga regulator.

“Semua driver merasakannya. Namun hal itu harus dirundingkan bersama antara driver, aplikator dan regulator. Kita berdialog bersama,” ujar Freddy.

Pengamat Sebut Ojol Lebih Cocok Masuk Kategori UMKM daripada Jadi Pekerja Tetap

Menjadikan pengemudi ojol sebagai pekerja tetap dinilai bukanlah pilihan terbaik karena jika status mitra diubah menjadi pekerja tetap, akan ada hambatan baru dalam proses perekrutan.

Pasalnya, selama ini status mitra menjadikan aplikator lebih fleksibel dalam menerima calon pengemudi.

"Ada entry barrier yang mungkin akan membuat serapannya menjadi lebih rendah," kata Executive Director Asosiasi Mobilitas dan Pengantaran Digital Indonesia (Modantara) Agung Yudha, dalam acara diskusi bertajuk 'Dinamika Industri On-Demand di Indonesia: Status Mitra Pengemudi dan Komisi' di Jakarta, Senin (19/5/2025).

Agung kemudian mengatakan mengklasifikasikan pengemudi ojol sebagai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah opsi yang lebih ideal.

Apalagi sebelumnya Menteri UMKM Maman Abdurrahman juga pernah menyebut bahwa pengemudi ojol akan dimasukkan ke dalam kategori UMKM.

Dimasukkannya mitra pengemudi ke dalam kategori UMKM bisa memberikan mereka akses ke fasilitas dan subsidi dari pemerintah.

Agung kemudian mencontohkan keberhasilan skema ini saat pemerintah memperbolehkan pengemudi ojol menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Saat itu pengemudi ojol diklasifikasikan sebagai UMKM sehingga mereka bisa menggunakan BBM bersubsidi.

"Ini juga sebetulnya kan sudah pernah dicoba ketika subsidi BBM kemarin ya, yang di mana mitra pengemudi ojol dan taksi online tetap mendapatkan ini melalui mekanisme skema UMKM."

"Nah, jika ini kemudian dianggap berhasil, kenapa enggak diteruskan dan ditingkatkan lagi lebih lanjut?" ucap Agung.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved