Aksi Ojek Online
Alasan Koalisi Ojol Nasional Tak Ikut Demo, Ogah Suara Driver Dijadikan Alat Permainan Elite Politik
Ketua Presidium KON, mengatakan pihaknya melihat semakin banyak pihak luar yang mencoba mendompleng isu-isu driver ojol untuk kepentingan politik.
Menurut Andi, para pengemudi juga sepenuhnya sadar bahwa hubungan kerja mereka dengan aplikator bersifat kemitraan, bukan hubungan kerja sebagai buruh.
Kendati demikian, Andi menekankan mengenai pentingnya kehadiran regulasi yang memperkuat posisi driver, agar mereka tidak terus-menerus berada dalam ketidakpastian.
“Kami tidak menuntut status jadi buruh atau karyawan, tapi kami butuh aturan yang memastikan kemitraan ini adil dan menguntungkan untuk semua pihak dan melindungi kami. Yang kami lawan adalah ketimpangan, bukan status kemitraan itu sendiri,” katanya.
Sarankan Dialog Terbuka dengan Pemerintah
Mengenai hal ini, KON menilai bahwa jalan terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan pengemudi adalah melalui dialog terbuka dan penyusunan regulasi yang jelas, bukan melalui cara-cara politik yang berisiko dimanfaatkan oleh segelintir elit politik saja, padahal mereka sendiri tidak mewakili realitas driver di lapangan.
KON pun mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan aplikasi, dan masyarakat sipil, untuk duduk bersama melibatkan komunitas pengemudi ojol secara langsung dalam proses penyusunan regulasi kemitraan digital yang adil, fair, dan sesuai dengan cara kerja ojol saat ini.
“Kami lebih memilih jalur dialog dan advokasi kebijakan. Itu sikap kami. Aksi yang tidak jelas arah dan tujuannya justru salah-salah bisa merugikan nasib driver sendiri."
"Siapa yang mau tanggung jawab kalau terjadi seperti itu?" ujar dia.
Sebelumnya, Asosiasi Pengemudi Ojek Online (Garda) Indonesia menyatakan aksi offbid massal ini bertujuan memberikan tekanan kepada aplikator yang dinilai melanggar regulasi dan merugikan pengemudi online roda dua dan roda empat.
Aksi ini tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi juga akan digelar di Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Ambon.
Garda Indonesia meminta masyarakat memahami aksi tersebut sebagai bentuk pembelajaran terhadap aplikator yang dianggap mengabaikan regulasi sejak tahun 2022.
KBDJ Juga Tak Ikut Aksi
Selain KON, pengemudi ojol yang tergabung dalam Keluarga Besar Driver Jabodetabek (KBDJ) juga tidak ikut dalam aksi demo itu.
Namun, mereka tetap menghormati aksi demo yang dilakukan tersebut.
Hanya saja, mereka lebih memilih tetap bekerja saat demo itu berlangsung, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya dan KBDJ menghormati dan mendukung perjuangan teman-teman di aksi tersebut agar dapat berjalan dengan sukses."
"KBDJ tetap bekerja (on bid), mencari rezeki untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari,” kata Ketua KBDJ Freddy Santoso Suherli seperti dikutip dari Kompas TV.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.