Ijazah Jokowi
Relawan Jokowi Ngeyel Status Asisten Dosen Kasmudjo Bisa Bimbing Skripsi, Roy Suryo: Nggak Gitu!
Soal Ir Kasmudjo sebagai asisten dosen saat Jokowi kuliah, Wakil Ketua Umum Projo Freddy Alex Damanik ngeyel asdos tetap bisa membimbing skripsi.
TRIBUNNEWS.COM - Pakar telematika Roy Suryo menyoroti status Ir. Kasmudjo dalam polemik skripsi dan ijazah Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat masih kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Roy Suryo menaruh hormat kepada Kasmudjo yang sudah mengungkap bahwa dirinya bukan dosen pembimbing skripsi maupun pembimbing akademik Jokowi.
Hal ini dia ungkapkan dalam tayangan Dua Arah yang diunggah di kanal YouTube KompasTV pada Jumat (16/5/2025).
"Alhamdulillah. Sekali lagi, Pak Kasmudjo muncul, saya hormati betul, beliau jujur. Beliau mengatakan, 'Saya bukan dosen pembimbing skripsinya, juga bukan dosen pembimbing akademiknya.' Karena waktu itu beliau masih asdos," kata Roy Suryo.
"Seorang asdos -saya dulu pernah jadi asisten dosen, ya- itu nggak boleh tanda tangan di KRS. Jadi kalau nggak boleh di KRS ya, berarti sama sekali nggak ngerti nih, statusnya Jokowi ini apa waktu mahasiswa," tambahnya.
Sebagai informasi, Kasmudjo telah menyatakan bahwa saat Jokowi kuliah di Fakultas Kehutanan UGM antara tahun 1980 hingga 1985, dirinya masih menjabat sebagai asisten dosen.
Ia hanya mendampingi beberapa dosen senior dan belum diperbolehkan mengajar secara mandiri.
"Kalau selama Pak Jokowi kuliah, itu karena saya mendampingi, saya mengikuti yang saya dampingi. Saya tidak boleh membuat atau melakukan pelajaran-pelajaran sendiri," jelasnya saat ditemui di kediamannya, Rabu (14/5/2025), dilansir Kompas.com.
Projo Ngeyel Asisten Dosen Tetap Bisa Membimbing
Sementara itu, dalam acara Dua Arah tersebut, Wakil Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Freddy Alex Damanik menyebut, pernyataan Kasmudjo tetap bisa menjadi bukti bahwa Jokowi benar berkuliah di UGM.
"Tapi saya melihat justru statement-nya Pak Kasmudjo itu, justru menjelaskan bahwa Pak Jokowi benar alumni UGM, bahwa Pak Jokowi itu benar pernah menulis skripsi," kata Freddy.
Baca juga: Komentari Kasus Ijazah Jokowi, Jimly Asshiddiqie Eks Ketua MK: Cara Menjatuhkan Lawan Politik
"Bahwa benar yang dikatakan beliau, ada Prof. Sumitro di situ. Kan kalau tadi Mas Roy mengakui kejujuran, kita anggap itu statement benar, ya benar dong, ada ternyata pembimbing akademiknya," tambahnya.
"Yang saya mau katakan bahwa Pak Kasmudjo ini tidak akan terlepas dari kampus UGM. Nanti keterangan ini akan disinkronkan di dalam prosesnya, nanti mana yang benar, kan jelas. Jadi kan semuanya itu juga ada dokumen-dokumen tertulisnya," imbuhnya.
Terkait ngototnya Freddy, Roy Suryo pun menyoroti pernyataan Jokowi pada 2017 silam yang menyebut bahwa Kasmudjo adalah pembimbing skripsinya.
"Jadi statement-nya Pak Jokowi di tahun 2017 itu dulu jelas banget, 'Saya waktu itu ketemu dengan Pak Kasmudjo dulu galak banget, ini saya bolak-balik bolak-balik keluar dan terima kasih Pak Kasmudjo, berkat Bapak saya bisa menyelesaikan skripsi saya.' Itu ada di rekaman," kata Roy Suryo.
Jika menilik pernyataan langsung dari Kasmudjo, bahwa saat Jokowi skripsi dirinya masih jadi asisten dosen, Roy menilai, ada narasi yang diubah.
"Intinya adalah, dulu Pak Jokowi itu bicara di 2017, seolah-olah meyakinkan Bapak Kasmudjo adalah dosen pembimbing skripsi, terus kemudian narasinya mulai diubah. Oh, dosen pembimbing akademik," ujar Roy.
"Lalu, [di pernyataan Kasmudjo, red] ada nggak 'saya dosen pembimbing akademik'? Nggak ada dosen pembimbing akademik. Kalau dosen pembimbing akademik, Pak Kasmudjo waktu itu asdos. Asisten dosen itu nggak berhak membimbing. Adik-adik mahasiswa tentu tahu juga." paparnya.
Kemudian, Freddy terus ngeyel alias bersikeras bahwa meski berstatus sebagai asisten dosen, Ir. Kasmudjo masih bisa membimbing mahasiswa mengerjakan skripsi.
"Saya juga pernah saya juga pernah menjadi mahasiswa. Adik-adik ini juga pernah, semua orang pernah menjadi mahasiswa, yang didampingi oleh asisten dosen. Memang, dia membimbing kita. Bahkan justru asisten inilah yang paling dekat dengan kita sebagai mahasiswa. Karena kalau dosen-dosen pembimbingnya yang asli, yang senior, biasanya memang kita justru jarang ketemu," jelas Freddy.
"Apalagi kuliah-kuliah zaman dulu, yang dosen-dosen senior itu jarang, kita justru [dibimbing, red.] mahasiswa yang masih muda-muda inilah. Jadi dibilang pembimbing gini loh. Itu juga bisa dibilang pembimbing," paparnya.
Pernyataan Freddy ini pun langsung dibalas tegas oleh Roy Suryo.
"Di UGM nggak gitu, mas," sahut Roy Suryo.
(Tribunnews.com/Rizki A.)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.