Politik Nasi Goreng Megawati dan Prabowo, Apa Makna di Baliknya?
Nasi goreng dinilai menjadi jembatan rekonsiliasi yang mempererat hubungan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto.
"Pertama ini simbol kebersamaan. Kenapa? Karena memang ini makanan populer bagi rakyat Indonesia. Dia simbol kebersamaan, dia dinikmati enaknya itu pas hangat. Setelah dimasak hangat begitu kemudian dimakan bersama-sama untuk membangun persatuan. Itu simbolisasinya adalah persatuan."
"Nah, kemudian nasi goreng itu adaptasi kultural. dia asalnya dari Tiongkok kemudian diadaptasi oleh kuliner Indonesia. Bahkan sekarang modelnya macam-macam."
"Saya mau katakan apa politik nasi goreng ini adalah politik persatuan, politik yang di mana adaptasi terhadap perubahan-perubahan kebangsaan itu harus terus dilakukan untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih maju," ungkapnya.
Dahnil menilai pesan itu yang ingin disampaikan Megawati dan disambut baik Prabowo.
"Memang persatuan kemudian adaptasi terhadap perubahan-perubahan untuk kemajuan itu yang dihendaki oleh Pak Prabowo dan dihendaki oleh seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya.
Tanggapan PDIP
Sementara itu politisi senior PDIP, Andreas Hugo Pareira memberikan tanggapan terkait munculnya sinyal pertemuan Megawati dan Prabowo.
"Soal itu saya kira apa kita tentu ya melihat bagaimana momentum waktu yang tepat untuk kedua pemimpin."
"Tapi sinyal-sinyal seperti itu saya kira penting untuk kemudian juga ketika pembicaraan itu pembicaraan yang
benar-benar itu tadi, low context culture, gitu di mana hal-hal yang dibicarakan itu apa adanya," ungkap Andreas pada kesempatan yang sama.
Menurutnya, Megawati dan Prabowo sama-sama memiliki tipe komunikasi yang apa adanya.
"Kita tidak bicara banyak basi-basi tapi kita bicara apa adanya tentang bagaimana apa yang harus kita lakukan secara bersama," ungkapnya.
Ia juga mengatakan pertemuan keduanya bisa sebelum dan maupun sesudah Kongres PDIP.
"Bisa dua-duanya. Bisa dua-duanya. Tapi yang penting itu adalah substansinya gitu. Substansi dan apa yang dibicarakan dan dua pemimpin ini mempunyai tipe yang tidak banyak basa-basi di dalam berbicara ketika mereka bertemu dan ketika membuat kebijakan."
"Ya, saya kira-kira di dalam proses ini saya kenal Pak Prabowo dari dulu tuh gaya gaya apa adanya gaya straight to the point gitu," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri telah bertemu pada 7 April 2025.
Pertemuan itu digelar di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Pertemuan ini berlangsung selama sekitar 1,5 jam pada momen Lebaran Idulfitri 2025.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Fransiskus Adhiyuda)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.