Sabtu, 4 Oktober 2025

Politik Nasi Goreng Megawati dan Prabowo, Apa Makna di Baliknya?

Nasi goreng dinilai menjadi jembatan rekonsiliasi yang mempererat hubungan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto.

TRIBUNNEWS/IST
PRABOWO KUNJUNGI MEGAWATI - Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, pada Senin (7/4/2025) malam, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Kedua tokoh politik disinyalir akan kembali bertemu setelah Megawati menyinggung Prabowo kangen nasi goreng masakannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Bukan sekadar kuliner, nasi goreng dinilai menjadi jembatan rekonsiliasi yang mempererat hubungan antara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto.

Politik nasi goreng juga dinilai sebagai pencair ketegangan dan membuka ruang dialog antara Prabowo dan Megawati.

Baru-baru ini, politik nasi goreng antara Megawati dan Prabowo kembali mencuat dan menyiratkan bakal bertemunya Ketua Umum PDIP dan Gerindra itu.

Megawati dalam pidatonya pada malam Penganugerahan Trisakti Tourism Award 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/5/2025) mengaku ada sosok yang selalu menanyakan dengan antusias kapan lagi bisa mencicipi nasi goreng buatan tangannya. 

Sosok itu bukan sembarangan, melainkan seorang Presiden.

Meski tak menyebut secara eksplisit nama presiden yang dimaksud, pernyataan Megawati langsung menyita perhatian tamu undangan yang datang di acara tersebut.

“Yang masih nanyain terus tuh tahu enggak siapa? Rahasia ya. Siapa?” ucap Megawati sambil menggoda.

“Presiden bolak-balik nanya, ‘Kapan aku dibikinin nasi goreng, mbak, ya?’ Yoi, Presiden sopo yooo?” lanjutnya sambil terkekeh, menimbulkan gelombang tawa dari para peserta.

Megawati memang tidak secara spesifik menyebut nama Presiden Prabowo saat bercerita soal nasi goreng.

Tetapi diketahui, Prabowo pernah makan dan memuji nasi goreng buatannya.

MEGAWATI DAN PRABOWO - Calon presiden Megawati Soekarnoputri dan calon wakil presiden Prabowo Subianto mengisi hari tenang menjelang Pilpres 2009 dengan masak bersama di kediaman Megawati di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Selasa (7/7/2009).
MEGAWATI DAN PRABOWO - Calon presiden Megawati Soekarnoputri dan calon wakil presiden Prabowo Subianto mengisi hari tenang menjelang Pilpres 2009 dengan masak bersama di kediaman Megawati di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Selasa (7/7/2009). (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Baca juga: Megawati Ungkap Ada Presiden Bolak-balik Tanya Kapan Masak Nasi Goreng

Simbol di Balik Nasi Goreng

Ketua DPP Partai Gerindra yang juga sempat menjadi juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan makna di balik politik nasi goreng antara dua tokoh yang pernah berpasangan dalam Pilpres 2009 itu.

Menurutnya, Prabowo sejak awal ingin terus membangun komunikasi kebangsaan secara personal dengan Megawati maupun dengan tokoh-tokoh lain yang perlu didengarkan dan dimintai nasihat. 

"Menariknya adalah memang Pak Prabowo suka cerita bahwasannya beliau suka nasi goreng Ibu Megawati, nasi goreng Bu Megawati itu enak," ungkap Dahnil dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (12/5/2025).

Dahnil juga memberikan makna filosofi dari politik atau silaturahim nasi goreng ini.

Menurutnya, nasi goreng adalah makanan populer di Indonesia yang seringkali disebut kuliner rakyat.

"Pertama ini simbol kebersamaan. Kenapa? Karena memang ini makanan populer bagi rakyat Indonesia. Dia simbol kebersamaan, dia dinikmati enaknya itu pas hangat. Setelah dimasak hangat begitu kemudian dimakan bersama-sama untuk membangun persatuan. Itu simbolisasinya adalah persatuan."

"Nah, kemudian nasi goreng itu adaptasi kultural. dia asalnya dari Tiongkok kemudian diadaptasi oleh kuliner Indonesia. Bahkan sekarang modelnya macam-macam."

"Saya mau katakan apa politik nasi goreng ini adalah politik persatuan, politik yang di mana adaptasi terhadap perubahan-perubahan kebangsaan itu harus terus dilakukan untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih maju," ungkapnya.

Dahnil menilai pesan itu yang ingin disampaikan Megawati dan disambut baik Prabowo. 

"Memang persatuan kemudian adaptasi terhadap perubahan-perubahan untuk kemajuan itu yang dihendaki oleh Pak Prabowo dan dihendaki oleh seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya.

Tanggapan PDIP

Sementara itu politisi senior PDIP, Andreas Hugo Pareira memberikan tanggapan terkait munculnya sinyal pertemuan Megawati dan Prabowo.

"Soal itu saya kira apa kita tentu ya melihat bagaimana momentum waktu yang tepat untuk kedua pemimpin."

"Tapi sinyal-sinyal seperti itu saya kira penting untuk kemudian juga ketika pembicaraan itu pembicaraan yang
benar-benar itu tadi, low context culture, gitu di mana hal-hal yang dibicarakan itu apa adanya," ungkap Andreas pada kesempatan yang sama.

Menurutnya, Megawati dan Prabowo sama-sama memiliki tipe komunikasi yang apa adanya.

"Kita tidak bicara banyak basi-basi tapi kita bicara apa adanya tentang bagaimana apa yang harus kita lakukan secara bersama," ungkapnya.

Ia juga mengatakan pertemuan keduanya bisa sebelum dan maupun sesudah Kongres PDIP.

"Bisa dua-duanya. Bisa dua-duanya. Tapi yang penting itu adalah substansinya gitu. Substansi dan apa yang dibicarakan dan dua pemimpin ini mempunyai tipe yang tidak banyak basa-basi di dalam berbicara ketika mereka bertemu dan ketika membuat kebijakan."

"Ya, saya kira-kira di dalam proses ini saya kenal Pak Prabowo dari dulu tuh gaya gaya apa adanya gaya straight to the point gitu," ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri telah bertemu pada 7 April 2025.

Pertemuan itu digelar di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

Pertemuan ini berlangsung selama sekitar 1,5 jam pada momen Lebaran Idulfitri 2025.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved