Kamis, 2 Oktober 2025

Hari Raya Waisak

3 Tradisi Perayaan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur

Tradisi perayaan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur, dari kirab suci, tradisi pindapata, pelepasan lampion, hingga ritual air suci.

THE JAKARTA POST/Tarko Sudiarno
PERAYAAN WAISAK - Ribuan lampion diterbangkan di Langit Candi Borobudur, Rabu malam (10/5/2017) dalam rangka peringatan Waisak. Tradisi perayaan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur, dari kirab suci, tradisi pindapata, pelepasan lampion, hingga ritual air suci. 

TRIBUNNEWS.COM - Mengenal tradisi perayaan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur, dari kirab suci, tradisi pindapata, pelepasan lampion, hingga ritual air suci.

Hari Raya Waisak 2569 BE jatuh pada hari ini, Senin (12/5/2025). 

Perayaan Waisak adalah momentum untuk memperingati tiga peristiwa penting yang dialami Siddharta Gautama, yaitu kelahiran, penerangan, dan kematiannya. 

Ketiga peristiwa itu kemudian disebut Trisuci Waisak.

Dalam menyambut perayaan Waisak, terdapat berbagai tradisi yang dilakukan di Indonesia, termasuk di desa-desa di sekitar Candi Mendut dan Borobudur Jawa Tengah.

Tradisi perayaan Waisak yang unik dan meriah, salah satunya kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.

Umat Buddha dari berbagai daerah berkumpul dan berjalan kaki sambil membawa simbol-simbol Buddhis, seperti Api Dharma dan Air Berkah, serta berbagai sarana puja. 

Prosesi ini dilanjutkan persembahan dan ritual peribadatan di Candi Borobudur.

Selengkapnya, berikut tiga tradisi perayaan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur, dilansir Instagram @kemendespdt, berikut ini.

Tradisi Waisak di Candi Mendut dan Borobudur

1. Tradisi Pindapata

Ratusan biksu dari berbagai sekte mengikuti ritual Pindhapata di Jalan Pemuda, Magelang, Jawa Tengah, Rabu siang (10/5/2017). Pindhapata ini merupakan prosesi para biarawan dan biarawati meminta sedekah pada masyarakat.
Ratusan biksu dari berbagai sekte mengikuti ritual Pindhapata di Jalan Pemuda, Magelang, Jawa Tengah, Rabu siang (10/5/2017). Pindhapata ini merupakan prosesi para biarawan dan biarawati meminta sedekah pada masyarakat. (THE JAKARTA POST/Tarko Sudiarno)

Umat Buddha berjalan dari desa ke desa, menerima sedekah makanan dari warga.

Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas Waisak 2025 di Magelang: Berikut Rute Alternatif yang Disiapkan

Tradisi pindapata adalah tradisi pemberian sedekah makanan kepada para biksu dalam agama Buddha. 

Tradisi ini dilakukan dengan para biksu berjalan kaki mengumpulkan makanan dari para umat Buddha yang berdiri di i sepanjang jalan.

Pindapata merupakan tradisi yang sering dilakukan menjelang perayaan Waisak.

2. Tradisi Pelepasan lampion

Warga dan umat melepas lampion ke langit sebagai simbol harapan dan doa.

Pelepasan lampion atau lentera dalam Festival Waisak menjadi salah satu tradisi yang paling ditunggu. 

Tradisi ini melambangkan pelepasan energi negatif dan menjadi wujud dari doa.

Serta harapan umat Buddha untuk masa depan yang damai dan bahagia.

3. Ritual Air Suci

Ritual air suci dalam perayaan Tri Suci Waisak melibatkan pengambilan air dari Umbul Jumprit dan disatukan dengan api dharma dari Candi Mendut.

Air suci ini, yang melambangkan kerendahan hati dan kesucian, dibawa ke altar utama Candi Mendut untuk disakralkan dan didoakan oleh para biksu.

Kemudian, air suci ini akan dibawa ke Candi Borobudur bersama api dharma untuk digunakan dalam perayaan Waisak.

(Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved