Selasa, 7 Oktober 2025

Contoh Teks Khutbah Jumat: Madinah sebagai Kota Suci Kedua Umat Islam

Berikut ini contoh teks khutbah yang dibawakan saat shalat Jumat, 9 Mei 2025 yang berjudul "Madinah sebagai Kota Suci Kedua Umat Islam".

Penulis: Lanny Latifah
Canva/Tribunnews.com
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Desain grafis naskah khutbah Jumat 9 Mei 2025 dibuah dengan Canva, Kamis (8/7/2025). Berikut ini contoh teks khutbah yang dibawakan saat shalat Jumat, 9 Mei 2025 yang berjudul "Madinah sebagai Kota Suci Kedua Umat Islam". 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini teks khutbah Jumat, 9 Mei 2025 yang berjudul "Madinah sebagai Kota Suci Kedua Umat Islam".

Adapun teks khutbah Jumat ini dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 7 Mei 2025.

Teks khutbah Jumat ini berisi tentang Madinah adalah kota suci kedua umat Islam setelah Makkah.

Bukan karena letaknya setelah Makkah dalam peta, tetapi karena keutamaannya dalam sejarah, dalam wahyu, dan dalam hati Rasulullah SAW.

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat, Bertema Keutamaan Bulan Dzulqadah

Madinah sebagai Kota Suci Kedua Umat Islam

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِم كبارا وصبيا. اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِينَ يُحْسِنُونَ إِسْلامَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوا شَيْئًا فَرِيًّا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْحَاصِرُونَ رَحمكُمُ الله، أو صيني نَفْسِي وَإِيَّاكُم بتقوى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى، وَاذْكُرُوا إِذْ أَنتُمْ قَلِيلٌ مستضعفون في الأرْضِ تَخَافُونَ أن يتخطفَكُمُ النَّاسُ قَاوَنَكُمْ وَأَيَّدَكُم بِنَصْرِهِ، وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.

Ma’asyiral mukminin rahimakumullah,
Madinah adalah kota suci kedua umat Islam setelah Makkah. Bukan karena letaknya setelah Makkah dalam peta, tapi karena keutamaannya dalam sejarah, dalam wahyu, dan dalam hati Rasulullah saw. Sebagaimana Makkah, Madinah pun adalah tanah haram, tanah suci yang dijaga oleh malaikat, bahkan Dajal tidak mampu memasuki kota ini. Nabi saw bersabda:

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ .

"Sesungguhnya Ibrahim telah menjadikan Makkah tanah haram dan aku pun menjadikan Madinah tanah haram..." (H.R. Muslim).

Ketika kita menyebut “Madinah,” kita tidak sedang menyebut nama geografis. Kita sedang menyebut simbol perubahan, pengorbanan, dan rahmat Allah yang nyata kepada umat yang dulu tertindas, kemudian dimuliakan. Dalam sejarahnya, kita ingat bagaimana awalnya umat Islam hidup dalam tekanan di Makkah. Mereka disiksa, dikucilkan, tidak punya tempat untuk sekadar sujud dengan damai. Kemudian, Rasul memerintahkan berislamlah dan hijrah (tuslim fa tuhajir). Kejadian ini digambarkan dalam firman yang khatib sebutkan di pembukaan khotbah, yaitu Q.S. Al-Anfal ayat 26:

وَاذْكُرُوا إِذْ أَنتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَن يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ قَاوَنَكُمْ وَأَيَّدَكُم بِنَصْرِهِ، وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.

“Ingatlah ketika kamu (umat Islam) masih (berjumlah) sedikit lagi tertindas di bumi (Makkah). (Saat itu) kamu takut bahwa orang-orang akan menculikmu, lalu Dia memberimu tempat menetap (Madinah), menjadikanmu kuat dengan pertolongan-Nya, dan memberimu rezeki yang baik agar kamu bersyukur.”

Hadirin yang dirahmati Allah,
Madinah bukan sekadar tempat yang dipijak oleh kaki Nabi, tapi tempat yang dipeluk oleh hati beliau, tempat yang beliau cintai. Di Makkah, Nabi ditolak, tapi di Madinah, beliau disambut. Di Makkah beliau disakiti, di Madinah beliau dilindungi. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Hasyr ayat 9:

والَّذِينَ تَبَوَّهُو النَّارَ وَالْإِيمَن مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ.

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Ansar) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).”

Peran besar kota Madinah sebagai tempat hijrah beliau membuat kota ini begitu dicintai oleh Nabi saw. Karena kecintaannya, Nabi saw pun mendoakan kebaikan bagi Madinah.

اللَّهُمَّ حَيِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ، كَمَا حَبَّيْتَ إِلَيْنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ.

"Ya Allah, jadikanlah Madinah kota yang kami cintai, sebagaimana Engkau menjadikan Makkah kami cintai, bahkan lebih dari itu." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Nabi saw juga memohon agar kota ini diberkahi, dalam segala aspek kehidupan, sebagaimana sabdanya:

اللهم بارك لأَهْلِ الْمَدِينَةِ في مدهم.

"Ya Allah, berilah keberkahan kepada penduduk Madinah dalam takaran mereka..." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Bahkan dalam kondisi awal kota Madinah yang panasnya ekstrem, banyak sahabat jatuh sakit karena panas Madinah. Kemudian doa Nabi diijabah, dan cuaca Madinah menjadi lebih bersahabat. Nama kota ini pun Nabi ubah dari Yasrib menjadi "Madinah Al- Munawwarah", kota yang bercahaya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved