Wacana Pergantian Wapres
Pemakzulan Gibran, Pengamat Serang Silfester Matutina: Logika Anda Rusak, Ngerti Nggak?
Pengamat politik Yunarto Wijaya berdebat panas dengan Ketua Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina mengenai usul pemakzulan Gibran.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
“Anda uji argumentasi dari forum purnawirawan itu. Jangan lihat latar belakangnya.
Lalu, Silfester menyela sambil bertanya apakah usul pemakzulan itu ada manfaatnya untuk bangsa.
Yunarto kemudian merespons, “Masa yang boleh bersuara hanya 58 persen dari suara pendukung Prabowo-Gibran? Inilah logika yang membuat kegelisahan.”
Lalu, Silfester bertanya apakah Yunarto bersedia bertanggung jawab jika nantinya ada keributan.
Yunarto membalasnya dengan meminta Silfester agar tidak menggunakan logika argumentum ad hominem dalam berdebat.
“Bahwa ada yang punyak hak lebih untuk bersuara karena menang pilpres. Kita punya kesamaan dengan menolak argumentasi tersebut. Pemakzulan ini salah karena tidak cukup argumentasi. Tidak cukup fakta secara konstitusional. Kita sepakat tentang poin itu,” ucap Yunarto.
“Kita sepakat tentang poin itu, tetapi jangan batasi hak siapa pun, termasuk para purnawirawan ini hanya karena mereka dianggap kalah pilpres. Itu saja.”
Baca juga: Banyak Celah untuk Makzulkan Gibran, Refly Harun Ingin DPR Bentuk Panitia Angket
Lalu, Silfester kembali menyebut Yunarto sebagai anggota tim pendukung Ganjar.
Yunarto kemudian menyebut Silfester “tidak nyambung lagi”. Bahkan dia menyebut hal itu beberapa kali.
Pengamat itu meminta Silfester untuk melihat saja apakah argumentasi para purnawirawan mengenai usul pemakzulan Gibran itu kuat.
Suara purnawirawan terbelah
Sementara itu, suara purnawirawan TNI terbelah dalam hal usulan pemakzulan Gibran.
Kubu yang mengusulkan pencopotan Gibran melalui MPR tersebut adalah Forum Purnawirawan TNI.
Sejumlah purnawirawan jenderal yang ikut mendukung pernyataan sikap tersebut di antaranya Jenderal (Purn) TNI Fachrul Razi, Jenderal (Purn) TNI Tyasno Sudarto, Laksamana (Purn) TNI Slamet Soebijanto, Marsekal (Purn) TNIHanafie Asnan, hingga Jenderal (Purn) TNI Try Sutrisno.
Sementara itu, kubu yang muncul belakangan adalah PEPABRI, LVRI, PPAD, PPAL, PPAU, PP Polri, dan PERIP.
Mereka yang menyatakan sikap bersama-sama tersebut di antaranya menegaskan dukungan mereka pada program pemerintah sesuai Asta Cita.
Para purnawirawan jenderal yang hadir dalam pernyataan sikap tersebut di antaranya Laksamana (Purn) Siwi Sukma Adji, Marsekal (Purn) Yuyu Sutisna, Jenderal (Purn) Agum Gumelar, Jenderal (Purn) Wiranto, Letjen (Purn) H.B.L Mantiri, dan Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri.
(Tribunnews/Febri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.