Kamis, 2 Oktober 2025

Wajib Militer Bagi Pelajar Nakal

Dedi Mulyadi Yakin Program Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer Efektif Ubah Perilaku Pelajar

Dedi Mulyadi sangat yakin program pengiriman siswa nakal ke barak militer akan efektif membentuk kedisiplinan dan memperbaiki perilaku pelajar.

Tribunnews.com/ Alfarizy
KIRIM SISWA KE BARAK MILITER - Menteri HAM Natalius Pigai dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, usai berdialog dengan Menteri HAM Natalius Pigai soal kebijakan mengirim siswa nakal ke barak militer, Kamis (8/5/2025). Ia meyakini program pengiriman siswa nakal ke barak militer akan efektif membentuk kedisiplinan dan memperbaiki perilaku pelajar. 

"Siapa tahu kalau Jawa Barat sukses, maka sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Kementerian HAM akan menyampaikan kepada Menteri Pendidikan Nasional untuk mengeluarkan peraturan supaya bisa menjadikan model ini dilaksanakan secara masif di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Pigai pun menegaskan program ini bukan pendidikan militer, melainkan pendidikan berbasis barak dengan pelatih dari kalangan militer, untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab anak-anak usia sekolah.

Merespons pernyataan Natalius Pigai, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta agar program tersebut tidak buru-buru dijadikan kebijakan nasional.

Dedi Mulyadi menekankan pentingnya uji efektivitas terlebih dahulu, sebelum diterapkan pada skala yang lebih luas.

“Ya kalau saya merasa bersyukur dan berterima kasih. Dan tentunya jangan dulu menjadi program nasional. Uji dulu kompetensinya, sukses atau tidak,” kata Dedi.

Dedi juga menjelaskan bahwa Pemprov Jabar tengah menyiapkan lanjutan dari program ini berupa sekolah khusus berbasis minat dan bakat di masing-masing kabupaten/kota.

“Setelah nanti dari komplek pelatihan militer ini, mereka akan masuk ke sekolah khusus. Mereka sekolahnya seperti anak-anak berbakat. Gurunya guru biasa, kepala sekolahnya kepala sekolah biasa, tetapi mereka itu nanti didampingi oleh tim peningkatan mentoring disiplin dari kalangan TNI,” ujarnya.

Program pendidikan disiplin ini menyasar siswa SMP dan SMA yang terlibat dalam aksi kenakalan remaja seperti tawuran dan penyalahgunaan zat berbahaya.

Mereka akan menjalani pelatihan selama 28 hari di bawah pengawasan tenaga pendidikan, psikolog, dan petugas dari Dinas Pendidikan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved