Sabtu, 4 Oktober 2025

Bahlil Dadakan Bahas Gelar Pendidikan, Sebut Kampus Tak Jamin Karier Politik Orang, Singgung Siapa?

Bahlil menilai latar belakang pendidikan tidak menjamin keberhasilan seseorang, terutama dalam hal karier politik, mengapa tiba-tiba ia membahas ini?

Tribunnews.com / Taufik Ismail
MENTERI BAHLIL LAHADALIA - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis malam, (17/4/2025). Bahlil tiba-tiba membahas soal gelar dan latar belakang pendidikan seseorang, siapa pihak yang ia singgung? 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, belakangan menyinggung soal latar belakang pendidikan.

Menurutnya, latar belakang pendidikan tidak menjamin keberhasilan seseorang, terutama dalam hal karier politik.

Hal itu disampaikan Bahlil saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) III Kosgoro 1957 di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Bahlil menilai bahwa integritas dan kontribusi nyata terhadap bangsa jauh lebih penting ketimbang latar belakang kampus dan gelar akademik yang melekat pada diri seseorang.

Lantas mengapa Bahlil tiba-tiba membahas hal itu? dan siapa sosok yang ingin disinggung Bahlil?

Tidak diketahui alasan mengapa Bahlil tiba-tiba membicarakan hal itu.

Bahlil menekankan bahwa pendidikan tidak menentukan nasib seseorang.

Ia pun memberikan contoh ada dua tokoh Golkar yang pernah menjabat sebagai Gubernur Lemhannas, yakni Prof. Muladi dan Ace Hasan Syadzily.

Bahlil pun membandingkan perjalanan karier akademik kedua tokoh tersebut.

Perbandingan ini dilakukan untuk menekankan bahwa gelar tidak serta-merta menentukan posisi atau peran strategis seseorang di pemerintahan maupun politik nasional.

“Yang saya hormati Pak Gubernur Lemhannas, Pak Ace. Kita berikan applause Pak Ace. Dalam sejarah Pak Agung di Lemhannas itu kader Golkar yang menjadi Gubernur Lemhannas dua orang ya. Satu Prof Muladi, satu Pak Ace."

Baca juga: Belum Habis Ijazah Palsu Jokowi, Muncul Keraguan Ijazah Gibran, Jenderal Bintang 3: Cari Nama Itu

“Kalau Pak Muladi Jaksa Agung dulu, profesor dulu, berproses panjang di Golkar baru jadi Gubernur Lemhannas. Kalau Pak Ace, nggak perlu profesor, langsung Gubernur,” kata Bahlil di hadapan banyak orang.

Ia pun menyoroti latar belakang pendidikan Ace yang merupakan lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, namun mampu menempati posisi strategis nasional.

Menurutnya, contoh ini menjadi bukti bahwa kampus bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan.

“Pak Ace cukup tamatan UIN Ciputat. Jadi Pak Ace, kampus tidak menjamin kualitas dan karir politik seseorang, maksudnya termasuk saya,” tandas Bahlil.

Singgung Jokowi?

Seperti diketahui, saat ini isu tentang latar belakang pendidikan hingga gelar seseorang sedang menjadi topik hangat, terutama soal isu dugaan ijazah palsu sosok yang pernah menjadi orang nomor satu di negeri.

Belakangan, isu ijazah palsu Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pun menjadi polemik yang tak berkesudahan.

Beberapa pihak mengklaim ijazah dan skripsi Jokowi pun palsu.

Hal itu disampaikan kepada publik setelah mereka melakukan beberapa penelitian mengenai keaslian ijazah tersebut.

Mereka yang mempersoalkan ijazah Jokowi yakni Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauziah Tyassuma, Rizal Fadilah, dan satu orang lainnya berinisial K.

Kini, kelimanya telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Jokowi atas perkara pencemaran nama baik dan fitnah akibat isu ijazah palsu pada Rabu (30/4/2025).

Menanggapi hal itu, Roy Suryo memilih untuk tetap tenang.

Sebab, ia mengaku siap beradu data soal ijazah Jokowi.

"Jadi menurut saya bagus dan kita tunggu ya. Kalau kemarin kan (Roy Suryo Cs dilaporkan) pasalnya adalah 160 kita dianggap untuk menghasut."

"Nah kabarnya hari ini yang dilaporkan adalah pencemaran nama baik. Gak apa-apa, kita lihat nanti apa yang dilaporkan dan bukti-buktinya apa," kata Roy kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, dikutip dari Tribun Jakarta.

Menurut Roy Suryo, tuduhan pencemaran nama baik itu tidak akan pernah ada, jika memang ijazah Jokowi tak palsu.

"Tapi sekali lagi semua tidak akan terjadi. Tidak akan terjadi apa yang dilaporkan sebagai pencemaran nama baik itu kalau tidak dikaitkan dengan dugaan adanya ijazah yang tidak benar atau palsu."

"Termasuk juga dari skripsi yang sudah kita periksa sebagai bukti primer di Universitas Gadjah Mada tanggal 15 April kemarin, yang jelas-jelas itu skripsinya palsu atau tidak memenuhi syarat untuk sebuah kampus besar seperti Universitas Gadjah Mada," jelas Roy Suryo.

Meski demikian, Roy Suryo tetap menghormati pelaporan yang dilakukan Jokowi kepadanya dan empat orang lainnya tersebut.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Dilaporkan Jokowi Terkait Pencemaran Nama Baik, Roy Suryo: Jelas-Jelas Itu Skripsinya Palsu

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Igman Ibrahim)(TribunJakarta.com/Elga Hakim)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved