Senin, 6 Oktober 2025

Hasan Nasbi Mundur

Hasan Nasbi Batal Mundur dari PCO, Komisi I DPR Minta Istana Evaluasi Pola Komunikasi Publik

Istana harus evaluasi pola komunikasi publiknya setelah Hasan Nasbi batal mundur dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan

Tribunnews.com/Taufik Ismail
KOMUNIKASI PUBLIK - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Istana Kepresidenan, Senin (3/3/2025). Istana harus evaluasi pola komunikasi publiknya setelah Hasan Nasbi batal mundur dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Taufik Ismail). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB Syamsu Rizal meminta Istana segera mengevaluasi pola komunikasi publiknya setelah batalnya pengunduran diri Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO).

Deng Ical, sapaan akrab Syamsu Rizal mengatakan, keputusan seorang pejabat strategis seperti Kepala PCO, yang sempat dikabarkan mengundurkan diri, namun kemudian dibatalkan tidak bisa dianggap enteng. 

Menurutnya, ada masalah serius dengan tim komunikasi Istana.

Khususnya, terkait pernyataan Hasan Nasbi yang merespon pengiriman kepala babi ke kantor Tempo yang menimbulkan kontroversi. 

Komentar Hasan Nasbi dinilai tidak memiliki empati, karena meminta Tempo memasak kepala babi yang dikirim oleh orang yang tidak dikenal.

Padahal, pengiriman kepala babi merupakan bentuk teror kepada media. Tindakan itu masalah serius yang perlu disikapi secara bijak. 

Juru bicara Istana yang mewakili institusi resmi negara seharusnya menyampaikan statemen secara bijak.

"Bukan malah meminta kepala babi untuk dimasak. Komentar itu bukan mencerminkan juru bicara kepresidenan yang profesional," ujar Deng Ical kepada wartawan, Rabu (7/5/2025).

Baca juga: Situasi Gedung Kwarnas Seusai Hasan Nasbi Kembali Diperintahkan Lanjut Jadi Kepala PCO

Dia menyebut, seorang juru bicara harus paham bahwa dirinya mewakili institusi negara, bukan mewakili diri sendiri. 

Jadi, ketika menyampaikan pernyataan kepada media harus betul-betul diatur dan dipertimbangkan secara matang.

"Jangan ada sentimen pribadi ketika menyampaikan keterangan resmi, karena dia bukan juru bicara tim sukses pasangan calon," terangnya.

Dalam masalah kepala babi yang dikirim ke Tempo, lanjut Deng Ical, seharusnya jubir istana menyampaikan pernyataan sesuai konteks masalah yang terjadi. Yaitu, terkait pengiriman kepala babi yang menjadi ancaman bagi media.

"Sebenarnya itu masalah komunikasi yang sangat dasar. Jubir istana seharusnya sudah mengatahui bagaiamana menghadapi media," jelas legislator asal Dapil Sulawesi Selatan I itu.

Baca juga: Perjalanan Hasan Nasbi dari Tim Jokowi ke Prabowo Hingga Kontroversi Kepala Babi

Untuk itu, mantan Wakil Wali Kota Makassar itu meminta Istana melakukan evaluasi terhadap pola komunikasi publik, sehingga tidak ada lagi kontroversi dan pro kontra yang disebabkan karena pernyataan jubir yang tidak tepat.

Daeng Ical mendorong pemerintah membentuk sistem komunikasi terpadu dan profesional, termasuk membangun tim juru bicara yang solid dan terlatih dalam merespons isu-isu sensitif. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved