Wajib Militer Bagi Pelajar Nakal
Disdik Jabar Ungkap Alur Pendaftaran Pendidikan Militer Gagasan Dedi Mulyadi: Ortu ke Kepsek
Dinas Pendidikan ungkap alur pendaftaran untuk mengikuti program pendidikan berkarakter di markas TNI gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
TRIBUNNEWS.COM - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) mengungkap alur pendaftaran bagi siswa yang berminat untuk mengikuti program pendidikan karakter di barak militer.
Program gagasan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi ini ditujukan untuk mendidik karakter siswa SMA, SMK, dan sederajat yang dinilai bermasalah atau nakal agar lebih disiplin.
Uji coba program pendidikan militer ini pun sudah dimulai pada Kamis (1/5/2025) lalu, yang mana puluhan siswa dari berbagai sekolah di Purwakarta dikirim ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, di Bungursari dan disusul oleh wilayah lain di kawasan Jabar.
Plt Kepala Disdik Provinsi Jabar, Deden Saepul Hidayat, menjelaskan alur pendaftaran diawali pengajuan atau pengusulan dari orang tua ke sekolah masing-masing.
"Dari orang tua ke kepala sekolah, kemudian diteruskan ke Disdik melalui KCD (Kantor Cabang Dinas) Pendidikan," kata Deden Saepul Hidayat kepada Tribunjabar.id, Selasa (6/5/2025).
Baca juga: Respons Menohok Dedi Mulyadi soal MUI Haramkan Vasektomi dalam Polemik Syarat Penerima Bansos
Deden mengatakan para orang tua siswa akan dimintai persetujuan secara lisan, dan menandatangani surat sebagai persyaratan tertulis untuk mengikutsertakan anaknya.
Kriteria siswa yang dianggap bermasalah atau nakal untuk mengikuti program itu secara umum telah tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Nomor: 43/PK.03.04/KESRA.
Di antaranya, sering terlibat tawuran pelajar, kecanduan bermain gim, merokok, mabuk, balapan motor, menggunakan knalpot brong, dan perilaku tidak terpuji lainnya.
"Kriteria tersebut tertera dalam surat edaran gubernur yang telah disampaikan ke seluruh KCD Pendidikan se-Jawa Barat agar disosialisasikan ke sekolah," ungkap Deden.
Meski begitu, Deden mengaku pihaknya tidak menginginkan para siswa yang mengikuti program yang dipusatkan di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi itu sebagai anak-anak nakal.
Menurut Deden, para peserta tersebut merupakan anak-anak yang memerlukan layanan khusus, karena mengalami penyimpangan sosial, perilaku, emosi, dan lainnya.
"Mereka bukan siswa nakal, tetapi siswa yang membutuhkan pelayanan khusus, sehingga diikutsertakan dalam program ini agar lebih disiplin, dan menjadi pribadi lebih baik," jelas Deden.
Jaminan Disdik
Sebelumnya, Deden juga menjamin para siswa yang mengikuti program pendidikan militer itu tidak akan tercerabut dari akar sekolahnya.
Pasalnya, selama mengikuti program pendidikan karakter di markas TNI, para pelajar akan tetap mendapat pendampingan dari sekolah maupun Disdik Provinsi Jabar.
"Ini untuk memastikan bahwa para siswa tidak tertinggal dalam hal materi pelajaran di sekolahnya," ujar Deden saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (1/5/2025), dilansir TribunJabar.id.
Baca juga: Kisah Ibu di Karawang Temui Dedi Mulyadi, Minta Anaknya Diikutkan Pendidikan Militer di Barak TNI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.