8 Ribu Umat Buddha Hadiri Gema Waisak Pindapata 2025, Menag Ajak Rawat Persaudaraan dan Toleransi
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Buddha untuk terus memelihara persaudaraan dan memperkuat tolerasi
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Wahyu Aji
Mengangkat tema “Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa”, Ketua Pelaksana Kevin Wu menyatakan bahwa peringatan Gema Waisak tahun ini juga menjadi ajang untuk mengedepankan budaya, sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Pindapata adalah momentum spiritual sekaligus sosial. Melalui GEMA WAISAK, kami ingin menyampaikan pesan cinta kasih, keberagaman, dan kepedulian lintas generasi,” tutur Kevin.
Selain ritual pemberian dana (Pindapata), umat juga berpartisipasi dalam program “Lembar Pavarana”, yaitu donasi dalam bentuk komitmen terhadap empat kebutuhan pokok Bhikkhu.
Mekanisme ini dinilai lebih efektif dan terukur, meski umat tetap diperbolehkan membawa persembahan fisik.
Nuansa Budaya dan Aksi Hijau Warnai Perayaan
Rangkaian acara kian semarak dengan hadirnya beragam penampilan budaya khas Nusantara dan aksi peduli lingkungan. Di antaranya:
Penuangan Eco Enzyme oleh WANDANI, sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan keberlanjutan bumi.
Ondel-ondel, Gambang Kromong, Pencak Silat, hingga atraksi Barongsai dan kesenian dari Pondok Pesantren Al Hamid, memperkaya makna toleransi dalam bingkai kebudayaan.
Gema Waisak tahun ini juga menghadirkan layanan pengobatan gratis bagi masyarakat umum di area dalam MGK Kemayoran, memperluas makna berbagi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Dukungan Luas dan Manfaat Sosial
Kevin Wu mengucapkan terima kasih atas dukungan MGK Kemayoran dan Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPKK), serta peran besar dari TNI-Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Gulkarmat, Dinas Lingkungan Hidup, dan relawan Dharmapala Nusantara dalam kelancaran acara.
Sebagian hasil dari kegiatan Pindapata juga akan disalurkan ke program-program sosial, memperkuat kontribusi umat Buddha terhadap kesejahteraan masyarakat luas.
“Semoga gema kebajikan ini menyebar luas ke seluruh penjuru Tanah Air dan menggugah hati masyarakat untuk terus berbagi, menjaga budaya, dan mencintai bumi,” pungkas Kevin Wu.
Baca juga: PIK Jadi Simbol Toleransi, Doa Bersama Sambut Bhikkhu Thudong untuk Waisak 2025
Perayaan Gema Waisak 2025 di Kemayoran bukan hanya peristiwa keagamaan, tetapi juga simbol hidupnya semangat gotong royong, pluralisme, dan keberlanjutan.
Di tengah tantangan zaman, suara kedamaian dari umat Buddha menjadi peneguh harapan untuk Indonesia yang harmonis dan saling menjaga.
Kepuasan Jemaah 88,46 Persen Warisan Terbaik dari Kemenag, Kementerian Haji Diharap di Atas 90 |
![]() |
---|
Survei BPS: Indeks Kepuasan Jemaah Haji 2025 Naik Jadi 88,46 Persen, Kenaikan Terbesar Daker Bandara |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Simbol dan Dokumen Antaragama, Deklarasi Istiqlal Jadi Seruan Persatuan Bangsa |
![]() |
---|
BAZNAS Bersama Menag RI Mulai Distribusikan Daging Dam untuk 42.215 Mustahik |
![]() |
---|
Bangunan Majelis Taklim di Bogor Ambruk saat Pengajian, Menag: Semoga Mereka Syahid |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.