Dedi Mulyadi Ungkap 3 Kategori Siswa yang Bakal Dijemput TNI untuk Pendidikan Militer
Siapa saja siswa SMA sederajat yang diprioritaskan untuk ikut pendidikan militer yang akan diujicobakan Kang Dedi Mulyadi pada 2 Mei 2025 mendatang?
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi akan memulai uji coba pendidikan militer untuk siswa-siswi SMA, SMK dan MA, pada 2 Mei 2025 mendatang.
Menurut pria yang akrab disapa sebagai Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu, pendidikan militer untuk siswa-siswi SMA sederajat ini akan diujicobakan di beberapa sekolah sebagai percontohan, sebelum ditetapkan di seluruh sekolah di Jabar.
Rencananya, KDM akan menggandeng TNI dan Polri dalam pelaksanaan program pendidikan berkarakter di beberapa wilayah di Jabar tersebut.
Akan disiapkan juga sekitar 30 hingga 40 barak oleh TNI khusus untuk pelaksanaan program ini.
"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," kata Dedi Mulyadi dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (26/4/2025), dilansir TribunJabar.id.
3 Kategori Siswa Prioritas Pendidikan Militer
KDM menyebutkan bahwa siswa yang diprioritaskan untuk ikut program ini ada 3 kategori, antara lain
- Siswa yang sulit dibina; atau
- Siswa yang terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas; maupun
- Siswa yang terlibat tindakan kriminal.
Nantinya, peserta pendidikan militer ini akan dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua.
"Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal," jelas Dedi Mulyadi.
"TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," sambungnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Siapkan Pendidikan Militer bagi Siswa Bermasalah di Jabar, Apa Perlu?
Tujuan program ini adalah untuk membina siswa yang terindikasi nakal agar terhindar dari perilaku negatif.
Adapun pembiayaan program ini, akan dilakukan melalui kolaborasi antara Pemprov Jabar dengan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat.
Dedi Mulyadi juga mengimbau agar siswa sekolah tidak mengendarai sepeda motor jika belum cukup umur.
"Harus segera dibuat Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dinas Pendidikan dan Kemenag untuk mempertegas (kebijakan ini)," tegasnya.
Dedi Mulyadi pun berharap pendidikan berkarakter ini mampu mengubah perilaku siswa menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab.
Kurikulum Wamil
Selain program pendidikan berkarakter, Dedi Mulyadi juga mengumumkan bahwa penerapan kurikulum wajib militer (wamil) di sekolah setingkat SMA/SMK mulai tahun ajaran baru mendatang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.