Senin, 29 September 2025

Pemain Sirkus dan Kehidupannya

Seribu Jeritan Eks Pemain Sirkus di Balik Gemerlap Pertunjukan: Penyiksaan hingga Pelecehan Seksual

Ia masih mengingat momen bagian alat vital dirinya disetrum hingga lemas usai tertangkap pihak sekuriti.

|
Tribunnews/Jeprima/KOMPAS.COM /KIKI SAFITRI
TAMAN SAFARI INDONESIA - Butet menangis ceritakan kisah pilu saat bekerja di sirkus, bahkan saat sedang hamil dan setelah melahirkan. 

Ia akhirnya berhasil keluar dari sirkus pada usia 19 tahun setelah memiliki seorang pacar, namun hingga kini ia tak tahu asal usul keluarganya dan tidak menerima upah sepeserpun selama menjadi pemain sirkus.

“Sampai sekarang saya pun belum bisa ketemu orang tua saya. Identitas saya juga tidak tahu. Dari mana saya, nama orang tua saya itu siapa,” imbuh Lisa.

Melarikan Diri Berujung Pelecehan Seksual

Ilustrasi pelecehan
Ilustrasi pelecehan (Yonhap News)

Di tengah cerita-cerita menyedihkan ini, mantan pemain sirkus OCI lainnya, Yuli, hadir dengan kisah yang lebih mengiris hati. 

Pengalaman hancurnya ratusan harapan, saat ia dan kawannya, Eva, gagal melarikan diri.

Saat itu, gagal melarikan diri berujung dianiaya dan hingga rekannya, Eva, mengalami pelecehan seksual.

“Pada tahun 1986, saya pernah melarikan diri bersama teman saya yang namanya Eva. Lalu, saya ketangkap saya dipukuli sama Pak Frans. Kami berdua dipukuli.

Di tempat itu saya berdua sama Eva dimasukkan sebuah mobil Fuso. Di situlah tempat tidur kami dan di situ juga kami berganti pakaian untuk show. Di situ saya disuruh buka baju sama si Frans, disuruh ganti baju untuk melakukan pertunjukan. Tapi teman saya yang namanya Eva lebih mendapatkan perlakuan buruk dari si Frans itu. Ditelanjangi dan dilecehkan sama Pak Frans. Karena saya harus mengadakan pertunjukan, jadi saya terselamatkan dari pelecehan itu,” katanya.

“Akhirnya pada tahun 1987 saya mengikuti juga kakak saya. Kakak saya kan menikah juga
dengan pemain sirkus.

Saya ikuti bagaimana saya bisa keluar dari situ. Saya ikuti jejak kakak saya untuk keluar dari sirkus itu dengan menikah juga sesama pemain (sirkus). Akhirnya tahun 1989 baru saya kabur dari sirkus,” lanjutnya. 

Sekarang, dengan keberanian yang luar biasa, Fifi dan para mantan pemain sirkus itu tidak hanya mencari keadilan, tetapi juga menyebarkan kesadaran kepada masyarakat tentang kondisi yang tersimpan dalam gulungan sejarah yang kelam ini. 

Dengan semangat untuk menyebarkan pesan, mereka berusaha membangun kembali hidup mereka dengan trauma yang tidak terhapuskan, namun tetap bertekad untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. (Grace Sanny Vania)

 

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan