Jokowi dan Kiprah Politiknya
Pertemuannya dengan Sespimen Polri Disorot, Jokowi Bilang Begini
Jokowi, memberikan penjelasan soal pertemuannya dengan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri yang sempat menuai sorotan publik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, memberikan penjelasan soal pertemuannya dengan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri yang sempat menuai sorotan publik.
Jokowi menyebut bahwa kedatangan para peserta Sespim itu bukanlah hal luar biasa, karena ia kerap menerima banyak tamu dari berbagai latar belakang.
“Ya kita ini di rumah, kan yang datang banyak, ada yang dari Taruna Nusantara, ada yang juga pernah dari Angkatan Laut, kemarin dari Kepolisian dari Sespim, datang menanyakan mengenai yang berkaitan dengan leadership,” kata Jokowi di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025) siang.
Ia menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, dirinya hanya membagikan pengetahuan dan pengalaman yang ia miliki, khususnya terkait kepemimpinan dan tantangan ke depan.
“Ada yang berkaitan dengan ya urusan-urusan ke depan akan seperti apa. Ya saya sampaikan yang saya tahu, yang nggak tahu nggak mungkin saya sampaikan,” ujarnya.
Jokowi tak merinci lebih jauh isi pembicaraan dalam pertemuan tersebut, namun ia menegaskan bahwa semua yang disampaikan berada dalam koridor edukatif dan berbagi pengalaman.
Sebelumnya, Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, menyoroti langkah Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang memberikan arahan kepada peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri.
Arahan itu diunggah akun instagram Sespimen Polri @sespimmenpolri. Arahan itu diketahui dilakukan di kediaman Jokowi pada kamis (17/4).
Sahroni menilai, unggahan itu bisa memunculkan kesan negatif karena dilakukan secara terbuka.
“Kalau ngomong secara pribadi ya, kalau dia tidak upload di ruang publik gue rasa nggak apa-apa. Tapi kalau di ruang publik menurut gue kurang pas. Ini pribadi ya, kurang pas,” kata Sahroni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Menurut Sahroni, Jokowi seharusnya memahami bahwa dirinya kini bukan lagi kepala negara aktif.
Ia menyarankan agar jika pun ingin memberikan arahan, dilakukan secara tertutup.
“Karena sekarang Pak Jokowi kan mantan presiden, kecuali masih presiden, boleh aja. Tapi kan ini institusi yang notabene lagi sekolah. Ya mungkin dapet arahan sewajarnya, kalau dia tertutup aja, fine,” tuturnya.
Sahroni mengkhawatirkan publik bisa menafsirkan unggahan itu sebagai bentuk keinginan Jokowi untuk tetap tampil dominan dalam ruang pemerintahan, meskipun masa jabatannya telah usai.
“Tapi kalau di ruang terbuka kan orang anggapannya jadi beda-beda. Wah ini jangan-jangan Pak Jokowi masih bos, post power syndrome. Dia pengen juga terus tampil dalam kondisi,” ujar legislator NasDem tersebut.
Meskipun demikian, Sahroni menilai niat Jokowi mungkin tidak bermasalah, hanya saja cara penyampaiannya perlu dipertimbangkan kembali.
Baca juga: Pesan Prabowo di Sespim Polri: Saya Tahu Polisi Angkat Senjata Ikut Perang
“Secara niat baik, baik sekali, nggak apa-apa. Tapi nggak usah di-upload lah. Ini pribadi ya, bukan atas nama partai,” tegas Sahroni.
Jokowi dan Kiprah Politiknya
Jokowi Digadang Jadi Ketua Umum PSI, Apa Kata Kaesang? |
---|
Jokowi Beri Sinyal Pilih Gabung PSI daripada PPP, Pengamat Singgung soal Ajang Pembuktian |
---|
Jokowi Disebut Layak Jadi Nabi oleh Kader PSI, Guntur Romli PDIP: Pembodohan Politik |
---|
Respons Usul Sahroni ke Jokowi, Rampai Nusantara: SBY saat Ini Jabat Ketua Majelis Tinggi Demokrat |
---|
Kader PSI Klaim Jokowi Punya Kriteria Jadi Nabi, Pengamat Jhon Sitorus Nilai Itu Berlebihan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.