Pemerintahan Prabowo Gibran
Jokowi Kembali Tegaskan Tak Ada Matahari Kembar: Matahari Hanya Satu, Presiden Prabowo
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali membantah isu adanya 'matahari kembar' yang ditujukan kepadanya dan Presiden Prabowo Subianto.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali membantah isu adanya 'matahari kembar' yang ditujukan kepadanya dan Presiden Prabowo Subianto.
Jokowi menegaskan, matahari di Indonesia hanya satu, yakni Presiden Prabowo.
"Kan sudah saya sampaikan bolak balik, tidak ada matahari kembar, matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto," kata Jokowi di hadapan awak media, ketika berada di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (22/4/2025).
Lantas, Jokowi menjelaskan terkait kedatangan sejumlah tokoh di rumahnya.
"Ya kita ini kan di rumah, kan yang datang banyak."
"(sejumlah tokoh) datang menanyakan berkaitan dengan leadership, urusan-urusan ke depan seperti apa, saya sampaikan yang saya tahu, yang saya nggak tahu kan nggak mungkin saya sampaikan," jelas ayah dari Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka itu.
Pada kesempatan berbeda, sebelumnya Jokowi juga membantah isu matahari kembar yang disematkan untuknya dan Prabowo.
"Kemudian mengenai matahari kembar, Nggak ada yang namanya matahari kembar," ucap Jokowi di kediamannya di Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah. Senin (21/4/2025), dilansir TribunSolo.com.
Secara blak-blakan, Jokowi menyebut, sosok matahari di Indonesia saat ini adalah Presiden Prabowo.
"Matahari itu hanya satu yaitu presiden Prabowo Subianto. Sudah jelas," kata dia.
Jokowi pun menegaskan, tidak ada matahari kembar di Indonesia.
Baca juga: Demokrat Ungkap Pesan SBY saat Tanggapi Isu Matahari Kembar di Pemerintahan
Lebih lanjut, Jokowi membeberkan soal kedatangan sejumlah Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih menemuinya di Solo.
Jokowi menyatakan, hal itu adalah lumrah dan hanya sebatas silaturahmi biasa, tanpa ada pembicaraan lain.
"Apa yang salah? Silaturahmi di hari Lebaran kan sangat baik, kepada siapapun ya," ungkap Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu, juga menampik dirinya masih berstatus sebagai bos dari sejumlah menteri yang pernah membantu saat menjabat sebagai presiden.
"Mantan, mantan bos," jelas Jokowi.
Kata Jubir Prabowo
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden Prabowo, Prasetyo Hadi, menegaskan tidak ada praktik matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo.
Prasetyo menjelaskan, pertemuan menteri-menteri Kabinet Merah Putih dengan Jokowi adalah silaturahmi saat Lebaran.
"Oh, enggak ada lah itu. Kalaupun, mohon maaf ya, ada para menteri yang sowan silaturahmi kepada Bapak Presiden Jokowi, saya kira itu wajar-wajar saja," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/4/2025).
"Sebagai Presiden, sebagai kepala negara, kepala pemerintahan yang menjabat 2 periode, ya dalam suasana Lebaran kan wajar-wajar saja bersilaturahmi," lanjutnya.
Lantas, Prasetyo meminta semua pihak agar tidak berspekulasi soal matahari kembar.
Ia menekankan, pertemuan para menteri dengan Jokowi semestinya dianggap sebagai silaturahmi biasa.
"Jadi tolong juga lah, jangan kemudian diasosiasikan ini ada menteri yang silaturahmi kepada Bapak Presiden Jokowi, kemudian dianggap ada matahari kembar, jangan begitu. Semangatnya sih tidak seperti itu, kita meyakini enggak seperti itu," kata Prasetyo, dilansir Kompas.com.
Politikus Partai Gerindra ini juga mengeklaim, Kabinet Merah Putih solid di bawah komando Prabowo.
Menurut Prasetyo, semua menteri sedang bekerja keras di bidangnya masing-masing.
Baca juga: Respons 7 Tokoh soal Isu Matahari Kembar, Jokowi hingga Mensesneg
Mencuatnya Isu Matahari Kembar
Istilah Matahari Kembar bermula dari kunjungan silaturahmi sejumlah menteri kabinet Presiden Prabowo Subianto ke kediaman Joko Widodo di Solo, pada Jumat (11/4/2025) siang.
Kunjungan tersebut, berlangsung dalam suasana Lebaran.
Dimulai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, kemudian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Setelah pertemuan tersebut, Trenggono menyampaikan terkait pertemuannya dengan Jokowi.
“Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ungkap Trenggono kepada awak media.
Hal senada juga disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
“Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi, mohon maaf lahir dan batin. Juga, saya minta doakan supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat,” ucap Budi.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, menilai silaturahmi di momen Lebaran merupakan hal yang sah, tapi ada pesan penting yang harus diperhatikan.
“Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua, tidak boleh ada matahari kembar,” katanya.
Mardani menekankan pentingnya menjaga kewibawaan sosok pemimpin tertinggi negara, yaitu Presiden Prabowo Subianto dalam sistem pemerintahan.
"Bagaimana pun, presiden kita Pak Prabowo, dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya. Saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi,” ungkap Mardani.
“Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja sudah berat, apalagi kalau dua,” lanjutnya.
Merespons hal tersebut, Juru Bicara DPP PKS, Mabruri, mengatakan apa yang disampaikan Mardani ini adalah pernyataan pribadi tidak mewakili PKS.
"Statement Mardani masalah ada matahari kembar adalah pernyataan pribadi. Tidak mewakili PKS," kata Mabruri, Senin (14/4/2025).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Di Solo, Jokowi Bantah Isu Matahari Kembar di Indonesia: Matahari Hanya Satu yaitu Presiden Prabowo
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Hasanudin Aco, TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto, Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.