Istana, Puan, hingga Elite Golkar Bersuara soal Isu 'Matahari Kembar' di Pemerintahan
Istana, elite Golkar hingga Demokrat tanggapi isu 'matahari kembar' di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menilai kunjungan sejumlah menteri Presiden Prabowo Subianto ke rumah Presiden ke-7 RI Joko Widodo memunculkan kesan adanya 'matahari kembar' dalam pemerintahan.
"Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar,” kata Mardani, Jumat (11/4/2025).
Mardani sebenarnya meyakini bahwa Prabowo tidak akan merasa tersinggung dengan kunjungan para menterinya ke Presiden terdahulu.
Namun demikian, ia menekankan pentingnya jajaran kabinet untuk menjaga kewibawaan sosok pemimpin tertinggi dalam sistem pemerintahan.
"Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo, dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya. Dan saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi."
“Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua,” kata Mardani.
Istana Membantah
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengatakan, kunjungan para menteri Prabowo ke Jokowi merupakan silaturahmi lebaran.
Oleh karena itu, ia meminta hal tersebut tak ditafsirkan secara politik.
"Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik," ujar Hasan, Senin (14/4/2025).
Hasan mengatakan, tidak ada yang istimewa dalam kunjungan tersebut karena momen silaturahmi dalam suasana lebaran.
Baca juga: Kata PKS soal Isu Matahari Kembar dari Mardani Ali Sera: Pernyataan Pribadi, Tak Wakili PKS
Ia mengatakan, hubungan persaudaraan harus terus dirajut.
"Kita masih dalam suasana Lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan," lanjutnya.
Puan: Presiden saat Ini Presiden Prabowo Subianto
Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani juga menjawab kekhawatiran adanya matahari kembar di pemerintahan Prabowo.
Ia dengan tegas menepis isu tersebut.
Puan menekankan bahwa yang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia saat ini adalah Presiden Prabowo Subianto.
“Matahari kembar? Presiden saat ini Presiden Prabowo Subianto,” kata Puan, dilansir Kompas.com, Senin (14/4/2025).
Soal banyak menteri yang berkunjung ke rumah Jokowi di Solo, Puan menilai itu bagian dari silaturahmi.
Terlebih ini masih dalam momen Lebaran 2025, di mana memang banyak orang yang melakukan silaturahmi.
"Silaturahmi di masa Lebaran akan sangat baik,” imbuh Puan.
Sekjen Golkar: Jangan Semua Ditarik ke Politik
Sekjen Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, juga menegaskan bahwa pertemuan para menteri di rumah Jokowi sebatas silaturahmi lebaran.
"Jadi sesuatu yang wajar sebenarnya, tidak perlu dikhawatirkan, dan kita mesti membedakan yang betul-betul silaturahmi atau acara kemanusiaan, atau mana yang berbau politik," kata Sarmuji, dalam tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (13/4/2025).
"Jangan semua dikaitkan politik. Kalau nanti semua ditarik ke dalam politik, nanti orang nggak mau silaturahmi, nanti nggak enak sama Istana," lanjutnya.

Ia mengatakan, wajar jika para menteri kabinet Prabowo bersilaturahmi ke Jokowi, mengingat mantan Wali Kota Solo itu adalah sosok yang dianggap sebagai orang tua sekaligus atasan mereka selama menjabat.
"Nggak ada sesuatu yang spesial, yang khusus nggak ada. Karena ini momentumnya lebaran, sewajarnya orang yang merayakan lebaran kita pasti mengingat orang-orang tua kita, sahabat kita," katanya.
"Dan kebetulan Pak Jokowi adalah orang tua sekaligus Presiden saat mereka menjadi menteri," lanjutnya.
Terkait tidak hadirnya kader PKS dalam silaturahmi tersebut, Sarmuji menyebut hal itu juga lumrah karena selama era Jokowi tidak ada kader PKS yang menjadi menteri.
"Kalau orang PKS nggak ada yang ke sana, karena pas Pak Jokowi nggak ada orang PKS yang jadi menteri."
"Andaikan teman Pak Mardani ada yang jadi menteri, mungkin ke Pak Jokowi juga," kelakar Sarmuji.
Sarmuji pun mengajak semua pihak untuk memandang peristiwa ini secara proporsional.
Demokrat: Hanya Ada Satu Presiden
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyatakan bahwa saat ini hanya ada satu presiden, yaitu Prabowo Subianto.
Herzaky menjelaskan bahwa kunjungan menteri ke Jokowi adalah hal yang biasa dan dilakukan atas sepengetahuan Prabowo.
"Matahari hanya satu, hanya Pak Presiden Prabowo Subianto, gitu ya," kata Herzaky, di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2025).
Herzaky juga menekankan bahwa pengalaman Presiden terdahulu sangat berharga untuk dipelajari oleh para menteri.
Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), menemui Jokowi pada Rabu (9/4/2025) siang.
Tokoh elite Partai Golkar juga menemui Jokowi di Solo pada Selasa (8/4/2025), yakni Menteri ESDM yang juga Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia.
Ada pula Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang datang pada Jumat (11/4/2025) siang.
Menariknya, usai pertemuan tersebut, Trenggono dan Budi Gunadi kompak menyebut Jokowi sebagai "bos".
“Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono usai pertemuan, Jumat, dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Milani/Igman Ibrahim) (Kompas.com/Tria Sutrisna)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.