Jamiluddin Ritonga: Menteri Panggil Jokowi 'Bos' Layak Ditendang, Bak Duri Dalam Daging
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mendesak menteri yang memanggil Bos Jokowi, ditendang dari Kabinet Prabowo
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rombongan Menteri Kabinet Merah Putih yang berkunjung ke Solo, Jawa Tengah untuk menemui Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan sorotan publik.
Pasalnya, di antara mereka, ada yang memanggil Jokowi dengan sebutan "Bos".
Sementara saat ini, mereka tengah mengabdi menjadi bagian dari Kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Terkait hal itu, Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mendesak agar menteri yang bersangkutan ditendang dari Kabinet Merah Putih.
Menurutnya, menteri tersebut terlihat seperti loyalis Jokowi yang sewaktu-waktu bisa menjadi ganjalan di pemerintahan Prabowo.
"Para menteri yang bersilaturahmi ke kediaman Joko Widodo dan menyebutnya bos tentu layak ditendang dari Kabinet Prabowo Subianto."
"Prabowo seharusnya mereshuffle semua menteri yang menganggap Jokowi sebagai bosnya, itu akan lebih baik daripada membiarkan para menteri itu seperti duri dalam daging," kata Jamiluddin, Senin (14/4/2025).
Esa menilai, reshuffle ini bisa menjadi langkah Prabowo bersih-bersih kabinet sebelum terlambat.
"Hal itu perlu segera dilakukan sebelum terlambat, mendahului kadangkala akan lebih baik," jelas Jamiluddin.
Para menteri tersebut, kata Jamiluddin, bisa membahayakan bagi Prabowo.
Sebab, para menteri itu berpeluang akan lebih mengikuti arahan Jokowi daripada Prabowo.
Baca juga: Polemik Pernyataan 2 Menteri Prabowo yang Sebut Jokowi Sebagai Bos, PKB Bilang Begini
"Jadi, dengan menyebut Jokowi sebagai bos, para menteri tersebut hanya mengabdi kepada Jokowi."
"Para menteri tersebut dengan sendirinya hanya loyal kepada Jokowi," ujar Jamiluddin.
Menteri Panggil Jokowi Bos
Sebelumnya sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih menemui Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah.
Mereka menemui Jokowi saat Prabowo tengah melakukan lawatan luar negeri.
Menteri yang menemui Jokowi tersebut merupakan menteri yang pernah duduk di Kabinet era Jokowi.
Mereka yakni, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang juga Ketua Umum Partai Golkar.
Mereka datang menemui Jokowi pada Selasa (8/4/2025).
Sehari setelahnya, Rabu siang, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) datang.
Dua hari kemudian, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menemui Jokowi, Jumat (11/4/2025) siang.
Kedua menteri tersebutlah yang memanggil Jokowi sebagai "bos".
"Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono berkelakar kepada awak media.
Lalu gantian Budi yang bersilaturahmi dengan Jokowi dan memanggilnya sebagai bos.
"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya."
"Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi mohon maaf lahir dan batin, juga (minta) doain supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat, karena saya masih jadi Menteri Kesehatan kan," ujar Budi.
Puan Merespons
Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menanggapi ada menteri yang memanggil Jokowi sebagai bos.
Terkait hal itu, pihaknya memastikan bahwa presiden saat ini tidak lain adalah Prabowo Subianto.
Hal itu sekaligus menanggapi isu adanya matahari kembar antara Jokowi dan Prabowo Subianto dalam pemerintahan saat ini.
"Matahari kembar? Presiden saat ini, Presiden Prabowo Subianto," tegas Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Di sisi lain, Puan sebenarnya tidak mempermasalahkan para menteri Kabinet Merah Putih menemui Jokowi.
Sebab, saat ini masih momentum lebaran.
"Silaturahmi di masa lebaran akan sangat baik," pungkas Puan.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Igman Ibrahim)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.