Gempa di Myanmar
KBRI Bangkok: Ada 1 Keluarga WNI Mengungsi ke Hotel Imbas Gempa Dahsyat M 7,7 Myanmar
KBRI Bangkok menyebut ada 1 keluarga WNI mengungsi ke hotel imbas gempa dahsyat berkekuatan M7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat kemarin.
Sementara, total kerugian akibat gempa dahsyat ini diperkirakan bisa menyentuh 100 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.600 triliun atau lebih besar dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Myanmar.
Namun, terkait korban jiwa, junta militer Myanmar melaporkan bahwa korban tewas akibat gempa ini mencapai 144 orang.
Sedangkan, korban luka mencapai 732 orang yang tersebar di tiga kota, dikutip dari Myanmar Now.
Sebagai informasi, gempa ini merupakan gempa ketiga terbesar yang pernah mengguncang kawasan itu dalam seabad terakhir, dan analisis USGS menempatkan episentrumnya hanya 10 mil dari jantung Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta orang.
Gempa susulan berkekuatan M 6,7 tercatat sekitar 11 menit kemudian, yang merupakan gempa pertama dari beberapa gempa besar yang terjadi setelah gempa pertama.
Guncangan itu terasa hingga Bangladesh, Vietnam, Thailand, dan China bagian selatan.
Bahkan, gempa tersebut sampai membuat Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtar Shinawatra menyatakan Bangkok sebagai "daerah darurat" dan mendesak penduduk untuk mengungsi dari gedung-gedung tinggi jika terjadi gempa susulan.
Di sisi lain, dikutip dari The Guardian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, mengatakan pihaknya tengah bergerak untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
PBB mengatakan telah mengalokasikan dana awal sebesar 5 juta dolar AS dari dana daruratnya untuk membantu operasi penyelamatan nyawa di Myanmar.
Sementara, Presiden Trump mengatakan AS juga akan memberikan bantuan kepada Myanmar.
"Ini benar-benar buruk, dan kami akan membantu. Kami telah berbicara dengan negara itu," katanya di Ruang Oval.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.