Lebaran 2025
Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2025: Hidup Harmonis dan Saling Memaafkan
Berikut ini merupakan contoh naskah khutbah Idul Fitri 1446 H/2025 M dengan judul Hidup Harmonis dan Saling Memaafkan.
Semua ibadah itu kita lakukan sebagai cara untuk meraih kebahagian hidup. Yaitu hidup bahagia karena merasa dekat dengan Allah SWT. Allah SWT berfirman:
{ قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ}
Artinya: Katakanlah (hai, Muhammad!) dengan anugerah Allah dan rahmat-Nya maka bergembiralah! Ia lebih baik dari apa yang kamu kumpulkan. (QS Yunus: 58)
Rasulullah SAW menggambarkan kegembiraan orang yang beribadah di bulan puasa dengan sabdanya yang berbunyi:
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا ؛ إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ ؛ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ” . (متفق عليه).
Artinya: orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan sekaligus: yaitu: pada waktu berbuka puasa maka dia bergembira. Ketika dia berjumpa dengan Tuhannya maka dia bahagia karena mendapatkan pahala puasanya.
Beliau, nabi kita Muhammad SAW membolehkan ummatnya untuk merayakan Idul Fitri dengan suka cita. Disebutkan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، قَالَتْ: دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الْأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثَ، قَالَتْ: وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَمَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدٍ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:” يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا” . (متفق عليه).
Dari ‘Aisyah berkata, “Abu Bakar masuk menemui aku saat itu di sisiku ada dua orang budak tetangga Kaum Anshar yang sedang bersenandung, yang mengingatkan kepada peristiwa pembantaian kaum Anshar pada perang Bu’ats.” ‘Aisyah melanjutkan kisahnya, “Kedua sahaya tersebut tidaklah begitu pandai dalam bersenandung. Maka Abu Bakar pun berkata, “Seruling-seruling setan (kalian perdengarkan) di kediaman Rasulullah ﷺ!” Peristiwa itu terjadi pada Hari Raya ‘Ied. Maka bersabdalah Rasulullah ﷺ, “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan sekarang ini adalah hari raya kita.”
Kaum muslimin dan muslimat yarhamkumullah!
Di saat semua ummat Islam merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita, kita manfaatkan beberapa hari sesudah bulan puasa ini untuk bersilaturahim. Mumpung semua bergembira! dimana secara psikis orang yang bergembira, hatinya terbuka dan mudah menerima serta berbaik hati.
Firman Allah SWT
{وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى }
Artinya: Sembahlah Allah dan jangan menyukutukannya dengan suatu apapun. Bersikap baiklah kepada kedua orang tua dan para kerabat dekat. (QS An Nisa: 36)
Rasulullah SAW bersabda
”إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْ خَلْقِهِ قَالَتْ الرَّحِمُ : هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ الْقَطِيعَةِ ، قَالَ : نَعَمْ ، أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ ؟ ، قَالَتْ : بَلَى يَا رَبِّ ، قَالَ فَهُوَ لَكِ “، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ : {فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ } (البخاري)
Artinya: sesungguhnya Allah Yang menciptakan makhluk, sampai tatkala telah selesai semua ciptaannya, maka berkata rahim manusia. "Apa ini tempat bernaung bagi manusia yang telah putus hubungan?. Allah menjawab: Ya! Apa kamu rela bila aku sambungkan orang yang berkenan menyambung mu dan aku putus orang memutuskanmu? Maka rahim manusia menjawab: Baiklah, ya Tuhanku! Lalu Allah berkata: Itu adalah hakmu. Kemudian Rasulullah berkata: "Bacalah di saat saat kalian butuh, ayat Al-Qur'an yang artinya: Apa kalian berkeinginan berpaling untuk berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan silaturahmi..".
Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa menyambung silaturahim utamanya dilakukan kepada orang-orang yang pernah memiliki masalah dengan kita. Termasuk keluarga yang sudah jarang kita temui, kita dianjurkan untuk bersilaturahim kepada mereka.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا”. (البخاري)
Artinya: Bukan disebut Wasil (penyambung silaturahim) jika hanya berkunjung kepada orang yang hubungannya normal normal saja. Tetapi disebut Wasil adalah jika kamu diputuskan hubungan dengan dia namun kamu mau bersilaturahim kepadanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.