Revisi UU TNI
Polisi Pukul Mundur Demonstran Tolak UU TNI Dari Depan Gedung DPR 15 Menit Setelah Buka Puasa
Pihak kepolisian memukul mundur demonstran tolak UU TNI dari depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (27/3/2025) 15 menit setelah buka puasa.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian memukul mundur demonstran tolak UU TNI dari depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (27/3/2025).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, hal itu dilakukan polisi setelah momen buka puasa.
Saat azan Maghrib berkumandang, personel kepolisian sejenak melakukan buka puasa.
Sekira 15 menit kemudian, barulah mereka memukul mundur para demonstran.
Water cannon menyemprotkan air ke barisan massa aksi yang masih terjaga untuk menyuarakan penolakan Revisi Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI menjadi Undang-Undang.
Baca juga: Demonstran Tolak UU TNI di Depan Gedung DPR Mulai Anarkis, Polisi Respons dengan Water Canon
Terpaksa, demonstran mundur ke arah Jalan Gerbang Pemuda, Senayan setelah dipukul mundur polisi.
Ada pun massa tolak pengesahan revisi UU TNI sempat bertindak anarkis.
Massa melempar batu, botol, hingga molotov ke dalam halaman Gedung DPR.
Baca juga: Aksi Unjuk Rasa Tolak UU TNI Ricuh di Depan Gedung DPR RI, Polisi Semprot Massa Pakai Water Cannon
Selain itu, massa juga melakukan aksi pembakaran tepat di depan pagar Gedung DPR.
Sebelumnya dalam pamflet yang tersebar, aksi tersebut digelar Koalisi Masyarakat Sipil dengan sejumlah tuntutan yakni penolakan RUU TNI maupun Polri.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan pihaknya mengerahkan 1.825 personel gabungan untuk menjaga demonstrasi tersebut.
Adapun ribuan personel yang dikerahkan ini tergabung dalam unsur TNI, Polri hingga Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta yang disebar ke sejumlah titik.
Di sisi lain, Susatyo mengatakan pihaknya juga menyiapkan rekayasa lalu lintas terkait hal itu.
Namun, rekayasa lalu lintas akan dilakukan dengan melihat perkembangan situasi di lapangan atau situasional.
"Kita lihat nanti jumlah massanya, bila massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas akan dialihkan," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.